F I F T E E N

770 130 65
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam dan Brian masih terjaga ditemani secangkir kopi pahit. Matanya serasa sulit terpejam karena kejadian hari ini. Pikirannya masih terus berlari jauh, entah itu ke arah tentang Shane maupun Vas. Semuanya bercampur menjadi satu. Dua wanita itu benar-benar berhasil membuat Brian seakan berada diambang kehancuran mentalnya.

Kakinya melangkah ke arah kasur tempat dia dan Ryo tidur. Seketika hatinya diselimuti perasaan kalut kembali saat memandangi putranya. Wajah kamu persis banget sama mama Vas, nak. Ucapnya dengan senyum tipis di wajahnya.

Anak manisnya mama Vas dan papa Brian 🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anak manisnya mama Vas dan papa Brian 🥰

Ryo memang mempunyai wajah yang sangat mirip dengan Vas, sementara sorot dan tatapan matanya sangat mirip dengan Brian. Perpaduan yang sempurna dan adil.

[•🖍️•]

"Kak, lo dimana? Bisa jemput gua di Sejiwa Hospital ga ya?"

"Rumah. Jam berapa?" tanya Brian diujung telepon

"Jam dua ya"

"Oke" ucapnya seraya menutup telepon itu

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga belas lewat empat puluh lima menit. Brian segera bersiap dan berangkat menuju rumah sakit untuk menjemput Vierney, adik sepupu kesayangannya.

"Dimana?" telepon Brian pada Vierney

"Lobby, masuk aja"

Brian segera masuk ke dalam lobby rumah sakit. Matanya menyapu sekitar untuk mencari keberadaan Vierney. Hingga akhirnya dia menemukan sepupunya itu sedang duduk di sofa seorang diri dan Brian segera menghampirinya.

"Ayo pulang" ucap Brian datar

"Widihhh, ganteng banget lo Kak pake kemeja kotak-kotak dan kacamata hitam gitu! Bangga gue jadi adik sepupu lo!" puji Vierney yang terkejut dengan penampilan Brian yang memang sangat tampan itu

"Basi! Ayo pulang cepetan! Gue ada janji sama Shane"

"Halah, Shane lagi Shane lagi. Nama doang kan itu?! Sosok aslinya engga ada!"

"Udah pernah lihat fotonya kan?" tanya Brian dengan datar dan sorot mata yang dingin

"Yaa, udah sih. Cuma kan bisa aja itu editan. Di crop biar kelihatan foto berdua sama lo!" ucap Vierney dengan nada sedikit menghina

"Jangan kebanyakan ngomong! Ayo pulang!" perintah Brian

"Entar dulu. Tunggu teman gua, dia lagi di WC"

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now