T E N

1K 157 16
                                    

Shane masih terjaga di tengah dingin yang menyelimuti kawasan Puncak di jam setengah dua belas malam ini. Matanya masih berkutat dengan layar handphone nya untuk mencari nama "Vasheena Elvyra" di media sosial miliknya.

" Nah ketemu! Ini dia sosmed nya si Vas"

Matanya meneliti satu persatu foto yang terpampang di laman sosmed milik Vas.

" Terakhir update empat tahun lalu? " ucapnya sambil melihat foto Vas yang memperlihatkan perutnya yang membuncit dan hasil USG Ryo saat masih di dalam perut.

Hati Shane mencelos melihat foto-foto yang terpampang disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hati Shane mencelos melihat foto-foto yang terpampang disana. Rasa sesak kembali memenuhi dada Shane, kepalanya kembali memutar memori-memori saat Vas masuk ke dalam kehidupannya dan Brian. Tanpa sadar matanya kembali berkaca-kaca.

[•🖍️•]

" Aku minta maaf Shane. Tapi kamu harus hargain keputusan kita! Aku juga cinta sama Brian! Jangan jadi penghalang kebahagian aku! Aku mohon sama kamu"

[•🖍️•]

Air mata itu kembali menetes dari pelupuk mata Shane. Dia tidak akan bisa melupakan bagaimana ucapan Vas menganggapnya sebagai penghalang kebahagiaannya dan pergi jauh membawa Brian dari hidupnya. Shane kembali terisak dalam tagisnya.

" Shane" panggil Karine pelan

" Kenapa nangis lagi?"

Shane hanya menggelengkan kepalanya dan dengan segera menghapus air matanya. Karine pun menatap Shane sampai akhirnya matanya tertuju pada layar handphone Shane yang sedang membuka laman sosmed milik Vas.

Karine pun mengambil handphone milik Shane dan melihat foto yang ada.

"Jadi ini yang buat lo nangis lagi?!"

Karine menggelengkan-gelengkan kepalanya pada Shane.

"Ngapain sih lo liat-liat sosmednya si Vas?!"

"Demen banget nyakitin perasan sendiri!" oceh Karine dengan nada gemas menahan amarah

Shane yang mendengar Karine mengomel hanya bisa terdiam. Betul, harusnya dia tidak melakukan ini. Tidak ada untungnya juga, yang ada malah rasa sakit hati itu kembali datang menghampirinya.

"Apa sih yang mau lo liat?!"

"Kehidupannya sekarang?!"

"Dia juga terakhir update empat tahun lalu loh. Jadi kayanya percuma lo stalk in dia!" ucap Karine dengan nada yang mulai meninggi

"Gua cuma ngerasa di beruntung bisa dapatin Brian dengan mudahnya. Sementara gua? Gua yang nemenin Brian selama tiga setengah tahun cuma dapat sebuah pengkhianatan" jelas Shane

Karine menghela nafasnya panjang dan mencoba menenangkan kembali sahabatnya. Walaupun jauh di dalam hatinya Karine sangat kesal karena sikap Shane masih saja seperti orang yang kecanduan dengan rasa sakit.

"Shane, gua udah pernah bilang kan sama lo berkali-kali. Apapun yang memang di takdirkan buat lo akan tetap menjadi milik lo walaupun jalannya berliku!"

"Tapi sayangnya Brian bukan milik gua dan ga akan pernah ditakdirkan jadi milik gua" sambar Shane sambil menatap Karine

"Sekarang mau lo apa?! Hah?! Gua tanya sekarang!" ketus Karine

"Mau ngerebut Brian dari Ryo dan Vas?!" tanyanya

"Gua ga sejahat itu!" teriak Shane

"Terus sekarang mau lo apa?! Ini udah empat tahun Shane. Gua tau ini ga gampang buat lo. Gua tau udah ratusan cara yang lo pake buat ngalihin rasa sakit hati lo, tapi selalu gagal kan. Tapi gua minta sama lo kali ini, cobalah berusaha lagi. Lupain dia! Tanem di otak lo, kalau Brian itu milik Vas dan Ryo sekarang!"

Shane menatap mata sahabatnya itu dengan tajam dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.

"I will. Walaupun gua tau ini ga gampang, tapi gua akan berusaha lagi dari awal" ucap Shane pelan sambil menarik nafasnya panjang

Karine hanya menganggukan kepalanya dan lantas menghampiri serta memeluk Shane untuk menenangkan sahabatnya itu. Ada perasaan sakit dalam hati Karine melihat Shane menderita seperti ini sejak empat tahun lalu. Seandainya saja dulu dia tidak memberikan undangan pertunangan yang Vas kasih, mungkin Shane masih akan tetap bertahan mempertahankan Brian. Tapi Karine tidak setega itu melihat sahabatnya dibohongi oleh Brian dan juga Vas terus menerus.

Ini ga akan terjadi kalau lo ga masuk ke kehidupannya Brian, Vas. Ini ga akan terjadi juga kalau lo ga ikutin kemauan Vierniey, Brian. Fuck you all!. Batin Karine.

" Shane " ucap Karine sambil melepaskan pelukannya pada Shane

" Ngomong-ngomong, gua mau dong sesekali ketemu sama Ryo. Gua penasaran sama dia " pinta Karine

" Hari senin lo datang aja ke kantor gua sekalian kita makan siang di Stay Caffe "

" But.... Oh my God Kar. Gua lupa! " pekik Shane

" God, gua janji sama Ryo kalau dia bisa datang temuin gua di hari Senin sampai Sabtu jam 12 di depan minimarket lobby kantor. Dan ini hari Sabtu kan, gua takut dia cari gua disana dan gua ga ada " sambungnya

Karine pun tertawa mendengar penjelasan Shane, baru kali ini dirinya panik mendengar Shane merasa bersalah terhadap seorang anak kecil. Aneh, karena biasanya Shane tidak bisa dekat dengan anak kecil. Apalagi menghadapi anak kecil yang mempunyai sifat yang cranky.

"Ga usah panik kali. Masih ada hari senin. Belum tentu juga dia nyariin lo hahahahaha" ejek Karine

"Sial!" umpat Shane

Shane benar-benar jadi kepikiran dengan Ryo. Ada rasa takut di dalam hatinya jika Ryo kecewa karena dirinya tidak menepati janjinya untuk bertemu.

Hari senin kita ketemu ya anak baik. Tante rindu sama kamu. Batin Shane. Tanpa terasa senyum kembali mengembang di wajah Shane.

🍒🍒

Kadang kesel sama Shane yang masih kepikiran Brian

Apa cari pacar baru buat Shane ya? 🤪

Vote & comment jangan lupa disematkan ya ♥️

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now