T W E N T Y O N E

694 28 42
                                    

"Aku sayang sama kamu Brian! Aku cinta sama kamu! Apa aku salah punya rasa cinta ke kamu?!" teriak Vas tepat di depan wajah laki-laki pujaannya

"Salah! Kita memulai semuanya dengan cara yang salah!" teriak Brian tak mau kalah

"Apa aku ga pantas buat kamu?! Aku tau kalau aku salah Brian! Aku salah merebut kamu dari Shane! Tapi aku juga mau bahagia dengan cara aku!"

"Cara apa? Cara apa yang menurut kamu bisa bikin kamu bahagia?! Jawab aku! Kasih tau aku!"

"Caranya cuma dengan aku bisa miliki kamu seutuhnya! Kenapa aku ga bisa jadi pemenang di hati kamu?!" tegas Vas

"Please, kasih aku kesempatan. Aku janji akan jadi istri yang baik dan jadi ibu yang baik buat anak-anak kita nantinya. Jangan tinggalin aku" pinta Vas dengan air mata yang berderai dan tangan yang terus menggengam tangan Brian sebagai tanda memohon

Brian menarik nafasnya panjang, emosi semakin membuncah di hatinya. Matanya menatap tajam ke dalam mata Vas yang semakin deras mengeluarkan bulir bening kesedihan. Tersirat sedikit rasa tidak tega dalam hatinya melihat wanita yang ada dihadapannya menjadi seperti ini.

"Kasih aku waktu" pinta Brian

"Kasih aku waktu buat aku berfikir dan bisa ngejalanin ini semua sama kamu" ucapnya lagi acuh tak acuh sambil berlalu pergi meninggalkan Vas seorang diri dengan rasa kesesakan di hatinya.

[•🖍️•]

"Papa" panggil Ryo dan seketika memecahkan lamunan Brian

"Iya" jawab Brian singkat

"Lyo lapel"

"Lyo mau makan loti pakai stlobeli" pintanya

Brian pun segera terbangun dari tempat tidurnya dan menggendong putranya untuk turun ke dapur dan membuatkan roti dengan selai strawberry.

"Duduk dulu ya, papa buatin rotinya" pinta Brian sambil menurunkan Ryo dari gendongannya dan dia pun segera membuatkan makanan untuk anaknya itu

"Habisin ya" kata Brian yang dibalas dengan anggukan kepala Ryo

Brian pun duduk disamping Ryo. Selagi Ryo terfokus pada makanannya, mata Brian juga terfokus pada foto pernikahan dirinya dengan Vas yang terpajang di ruang keluarga. Pikirannya kembali menelisik ke masa-masa manis dan pahit yang ia lalui bersama istrinya, Vasheena Elvyra.

[•🖍️•]

"Brian, look! Aku bawa ini buat kamu! Ini aku yang masak loh!"

"Apa ini?" tanya Brian dengan senyum simpul yang keluar dari wajahnya

"Lasagna" jawab Vas juga dengan senyum manis di wajahnya

"Wow!!" seru Brian

"Brian"

"Hm?" responnya sambil melirik Vas

"Aku senang deh, lihat kamu bisa senyum kaya gini saat lagi sama aku"

"Ini yang aku harapin, dari enam bulan lalu" sambungnya

"Aku bahagia, kalau ada orang lain yang bisa tersenyum saat bicara atau berhadapan sama aku"

"Karena aku ga bisa ngelakuin itu sama mamaku. Semenjak kepergian papa, mama aku jadi murung bahkan sering sakit karena rindu sama teman hidupnya. Sampai sekarang pun aku berharap, kalau mama aku bisa tersenyum lagi dan merasa bahagia karena aku. At least, karena dia tau aku akan terus ada disini buat dia. Aku ga akan pergi ninggalin dia di dunia ini sendirian"

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now