T W E N T Y

624 29 12
                                    

"Sudah mau hujan, kita pulang yuk" ajak Bu Vina saat melihat Brian, anaknya masih termenung di depan makam istrinya

"Ga pulang oma! Kita ke tempat tante Sen!" protes Ryo

"Iya, maksud oma itu. Ayo Brian, ini sudah gerimis loh!"

Brian pun segera menyudahi kegiatannya memandangi makam Vas, istrinya. Langit kali ini sangat tidak mendukungnya untuk berlama-lama berada disana. Selain itu, ada keinginan Ryo yang harus diturutinya.

"Aku pulang dulu. Baik-baik di surga. I love and will always do" ucapnya pelan seraya kembali mengelus batu nisan Vas

"Lyo pelgi dulu ya ma"

"Nanti malam Lyo beldoa sama Tuhan bial Lyo bisa ketemu mama" sambung Ryo

"Dadah mama" pamit Ryo sambil melambaikan tangannya ke arah makam malaikat penjaga hidupnya

Mereka berempat pun segera beranjak dari makam dan pergi menuju tempat Shane bekerja. Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar tiga puluh menit akhirnya mereka tiba di Pertama Tower tempat Shane bekerja.

"Ryo turun sama papa aja ya. Oma tunggu di mobil"

"Gamau! Oma temenin Lyo juga ke dalam!"

"Tapi-"

"Ma" panggil Brian seakan memberikan isyarat agar ibunya menuruti permintaan Ryo. Bu Vina yang mengerti pun langsung meng-iyakan permintaan cucunya.

"Bunganya Lyo yang bawa ya!" pinta Ryo dengan girangnya saat Brian menurunkan bunga yang tadi dibelinya dari bagasi

"Pelan-pelan jalannya Ryo" seru suster Nova sambil meraih tangan Ryo yang sedang berlari

Sementara Bu Vina dan Brian berjalan lumayan jauh berada di belakang Ryo dan suster Nova. Rasa gugup dan kalut menyelimuti hati Bu Vina saat ini. Rasa canggung juga tidak dapat ditutupinya. Bayang-bayang perasaan bersalah terus menghantui dirinya.

"Mama benar-benar ga siap" ungkap Bu Vina yang disambut tatapan sendu dari Brian

"Papa, oma. Ayo masuk!" teriak Ryo yang sudah berada di depan pintu masuk lobby gedung itu

"Nanti tante Sen kelual dali situ!" jelas Ryo sambil menunjukkan lift kepada omanya

"Oh ya? Ya sudah, Ryo tunggu disini sama encus ya. Oma sama papa tunggu disana" pesannya sambil menunjuk sebuah caffe yang berada di samping minimarket yang ada di lobby gedung itu.

Ryo hanya menggukan kepalanya saat mendengar ucapan omanya. Seperti biasa, Ryo sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan tante Shane, tante kesayangannya.

"Kita tunggu disana aja ya Brian" ajak Bu Vina pada anaknya sambil berjalan menuju ke caffe yang tadi dia tunjukkan pada Ryo

"Ini sudah hampir jam sebelas. Biasa Ryo bisa ketemu Shane jam berapa?" tanya Bu Vina sambil melirik Brian

"Dua belas" jawab Brian singkat

Bu Vina menarik nafasnya panjang dan menyadari bahwa selama ini Ryo, cucunya sangat sabar menunggu Shane hadir di hadapannya.

Tiga puluh menit berlalu, hingga akhirnya Brian tersadar dan menatap tajam ke arah Ryo.

"Omm Ignaaaa" panggil Ryo sambil berlari ke arah Igna yang sedang berjalan

"Ryo? Ryo sama siapa kesini?" tanya Igna sambil menelisikan matanya ke sekitar dan menemukan sosok Brian beserta ibunya dari kejauhan

"Sama papa sama oma, Om" jawab Ryo dengan polosnya

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now