N I N E T E E N

587 43 57
                                    

"Ryo" panggil Brian sambil berjalan ke arah anaknya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga ditemani dengan Bu Vina

Ryo yang melihat Brian berjalan ke arahnya pun seakan penuh rasa ketakutan dan segera mendekatkan diri dan memeluk omanya untuk bersembunyi dari hadapan ayahnya itu.

Ada rasa sakit dan sesak di hatinya ketika melihat Ryo menjadi takut seperti ini saat melihat dirinya, apalagi ini bukan kali pertama Ryo seperti ini akibat ulahnya.

"Kita ke makam mama yuk" ajak Brian

"Ga mau sama papa!" seru Ryo

"Papa malah-malah telus sama Lyo" sambung bocah itu dengan polos dan mampu membuat mata Brian panas akibat matanya yang kembali berkaca-kaca

"Iya nanti sama oma juga perginya" bujuk Brian

"Kamu ga kerja Brian?" tanya Bu Vina acuh tak acuh pada putranya

"Engga ma"

"Sarapan dulu, mama udah buatin cream soup tadi"

"Ryo temenin papa sarapan yuk" pinta Brian sambil mengulurkan tangannya, berharap Ryo menyambut uluran tangan itu dengan hangat

Ryo kembali menggelengkan kepalanya sebagai penolakan terhadap ajakan Brian. Bu Vina yang melihat sikap Ryo yang menjaga jarak dari Brian pun hanya bisa menarik nafasnya panjang dan mencoba membujuk cucunya agar "berdamai" dengan ayahnya.

"Sama oma yuk, kita temanin papa sarapan" bujuknya

Tapi Ryo kembali menggelengkan kepalanya dan lebih memilih berlari ke arah kamar suster Nova. Brian yang melihat Ryo kembali menolak ajakan omanya, kembali merasakan kegetiran di hatinya.

Ryo benar-benar gamau dekat sama aku Vas. Maafin aku, udah buat Ryo seperti ini. Gumamnya dalam hati sambil menatap Ryo dari meja makan.

"Lihat Ryo" ucap Vina yang sudah duduk di samping Brian

"Kamu ga kasihan sama Ryo?"

"Dia ketakutan setiap lihat kamu"

"Semua karena sikap kamu yang suka marah-marah belakangan ini" sambung Bu Vina

"Maafin aku" ucap Brian pelan

"Jangan minta maaf sama mama, minta maaf sama anak kamu" saran Bu Vina

Brian yang mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir ibunya pun terhentak seakan tersadar dengan keegoisan yang dilakukannya belakangan ini, melalukan kesalahan tanpa pernah meminta maaf kepada Ryo.

Brian pun berdiri dan beranjak dari meja makan ke kamar suster Nova dan memanggil nama Ryo untuk keluar.

"Habis dari makam mama, kita ke tempat tante Shane ya" bujuk Brian di depan pintu kamar

Nama Shane memang seolah mempunyai magnet tersendiri bagi Ryo, hingga akhirnya Ryo pun keluar dari kamar dan menghampiri ayahnya.

"Pelginya sama oma ya" pintanya dengan wajah yang menggemaskan

Brian pun menengokan kepalanya sesaat ke arah Bu Vina yang berdiri tepat di belakangnya seolah untuk menanyakan kesiapan ibunya untuk ikut bersama dia dan Ryo.

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now