T H I R T E E N

850 156 45
                                    

"Omaaaaa"

"Hai. Cucu oma kok baru pulang jam segini?"

"Ini mobil-mobilan dari siapa?"

"Dari tante Sen sama Om Igna, oma"

"Om Igna?! Siapa itu?!"

"Pacarnya Shane ma" sahut Brian dengan wajah menahan kekesalan

Bu Vina yang melihat wajah putranya seperti itu pun langsung berinisiatif meminta Ryo masuk ke dalam kamarnya, agar bisa berbicara berdua saja dengan Brian.

"Ada apa? Wajah kamu seperti orang lagi kesal"

"Ga ada apa-apa"

"Jangan bohongin mama"

Brian menarik nafasnya panjang, dan menghembuskannya dengan sangat kencang. Saat ini hatinya terasa panas dan kepalanya terasa berat.

"Aku naik duluan ma"

"Brian, ada apa? Hei, kamu dengar mama kan?" tanya Bu Vina dengan nada yang mulai gelisah

"Brian. Cerita, bicara sama mama. Ada masalah apa? Ga biasanya loh kamu seperti ini" cecar Bu Vina

"Brian, bisa kita bicara berdua?"

Brian pun menghentikan langkah kakinya dan mengarahkan padangannya kepada Bu Vina. "Mama mau bicara apa lagi? Shane?"

"Iya"

"Mama mau bahas apalagi sih soal Shane?! Soal harapan mama mengenai Shane dan aku?" gantian Brian yang mencecar ibunya dengan nada yang getir dan wajah yang mulai memerah.

Brian kembali menghembuskan nafasnya panjang dan melangkah kembali untuk masuk ke kamarnya, meninggalkan ibunya itu sendiri. Belum lagi panas hatinya reda karena melihat Igna bersama Shane, sekarang di rumah pun situasinya malah membuat kepalanya seakan mau pecah.

Bayang-bayang Shane yang bersama Igna tadi terus menari-nari di bayangannya. Kenapa gua bisa semarah ini? Apa ini yang dulu Shane rasakan saat tau gua dan Vas bersama?

Pikiran Brian mulai berlari jauh membawa rasa penyesalan di masa lalunya. Karma? Apa ini yang disebut karma bagi Brian? Dimulai dari Vas yang meninggal, Ryo anaknya yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu, rasa sesak di dadanya saat melihat Shane, ditambah lagi melihat Shane bersama Igna. Dan saat ini, ibunya sendiri menginginkan Shane kembali padanya setelah mereka semua berhasil mengkhianati Shane.

Tanpa terasa mata Brian memerah dan panas. Hatinya semakin menggebu, tangannya mengepal bersiap untuk menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya kini.

"Papa..." ucap Ryo yang sedari tadi ternyata melihat sikap Brian yang seperti orang akan mengamuk

"Brian! Kamu kenapa sih?!" pekik Bu Vina

Brian yang melihat kehadiran dua orang tersebut malah semakin memanas.

" Tolong Ryo sama mama keluar dari sini! Kasih aku waktu sebentar aja"

"Pa-pa-papaaa" isak Ryo

"Kamu kenapa sih?! Ada apa sih Brian?!"

"Keluar" ucap Brian dengan nada datar berusaha untuk menekan emosinya

"Kamu jangan bersikap kaya gini, Brian!" teriak mama Vina

"Pa..papa" ucap Ryo yang tangisnya semakin kejar mendengar dan melihat ayahnya seperti itu

"Ke-lu-ar!" bentak Brian dengan nada yang mulai meninggi

"Brian...."

"Aku lagi butuh ruang sendiri, ma"

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now