F O U R

1.6K 188 67
                                    

Ryo terus berlari dengan lincahnya saat melihat sebuah minimarket di dalam gedung ini. Teriakan Brian dari belakang yang memperingatkannya untuk berhenti berlari seolah diabaikan. Dia terus berlari tanpa melihat siapa yang ada di depannya.

Bughhhh

" Awww!!! Hei, kamu ga apa-apa kan?! Ada yang luka ga?! Ayo bangun sayang. Tante minta maaf ya bikin kamu jatuh" seru wanita itu dengan panik seraya membangunkan tubuh Ryo yang tersungkur di lantai

" Lyo engga apa- apa kok tante" jelasnya dengan senyum yang terukir di wajahnya

" Nama kamu siapa tadi sayang? "

" Lyo tante. Tante siapa namanya? "

" Kalau tante namanya Shane "

" Sen?"

" Hahaha, iya sayang " ucap Shane sambil tertawa kecil dan mengelus rambut Ryo

Anak kecil ini wajahnya sungguh tidak asing untuk Shane terutama bagian matanya, seakan dia pernah bertemu dengan Ryo jauh sebelum hari ini.

"Lyo, sama siapa kesini? "

"Sama papa tante "

"Papanya Lyo ada dimana? Tante mau minta maaf sama papa kamu karena udah bikin kamu jatuh"

"Itu tante di belakang tante" jawabnya sambil menunjuk ke arah belakang Shane

Shane pun segera menengokkan kepalanya ke arah Ryo menunjukan jarinya. Dan ya, Brian sudah berdiri sedari tadi disana memperhatikan Ryo dan Shane berbincang dengan tatapan nanar. Shane sangat terkejut melihat Brian, sosok yang masih dia rindukan selama ini kini tepat berada di hadapannya.

" Ma-ma-maaf. Saya ga sengaja nabrak Lyo" ucap Shane dengan sangat gugup

"Ryo, Ryo namanya" kata Brian dengan nada bergetar

Kini Brian dan Shane hanya bisa beradu tatap, tenggorokan mereka seolah tercekat sehingga tidak mampu untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Shane bisa melihat tatapan Brian yang mengisyaratkan kesedihan saat melihat dirinya, begitu juga dengan Brian yang melihat Shane sangat gugup seakan tidak siap bertemu lagi dengannya.

"Se-sekali lagi saya benar-benar minta maaf. Saya ga sengaja buat anak kamu jatuh"

"Hemm" jawab Brian sambil mengganggukan kepalanya

"Kalau begitu saya permisi, Ryo tante pamit ya sayang " ucap Shane sambil mengelus pipi Ryo

Shane pun berlalu meninggalkan Brian dan juga Ryo, tanpa terasa air matanya menetes. Shane tidak menyangka akan bertemu dengan Brian lagi, bahkan juga dengan Ryo. Dada Shane terasa sesak kembali. Kakinya terus melangkah keluar dari gedung ini, sementara di belakang Brian terus melihat kearah Shane dengan pikiran dan perasaan yang terus berkecamuk.

"Papa"

"Papa" ucap Ryo lagi sambil menepuk tangan Brian

"Ayo ke dalam! Lyo mau beli ice cleam !"

Brian hanya mengangguk dan segera menggandeng tangan Ryo untuk masuk ke dalam minimarket. Jantungnya masih berdegup kencang setelah bertemu dengan Shane, cinta masa lalunya. Cinta yang dulu dengan susah payah dia perjuangkan. Cinta yang akhirnya harus rela berakhir dengan sia-sia karena keadaan yang meminta.

"Lyo mau ice cleam yang itu pa. Tolong ambilin, Lyo ga sampai tangannya"

"Papa!"

"Papa!!!" teriaknya

"I..iya nak . Yang ini? "

Ryo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memasang mimik wajah cemberut karena ucapannya sedari tadi tidak didengarkan oleh ayahnya. Brian masih sangat terbuai dengan pertemuan dirinya dan Shane tadi. Kejadian tadi mampu membuat dirinya seakan kembali ke tujuh tahun lalu, saat dirinya bertemu dengan Shane pertama kali. Hanya saja yang membuatnya berbeda kali ini, pertemuan itu didampingi oleh luka yang masih membekas di hati mereka masing-masing atau lebih tepatnya di hati Shane.

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now