E I G H T

1K 168 38
                                    

Hari berganti malam, Brian pun pamit pulang dari rumah mertuanya itu, setelah mengantarkannya kembali ke rumah selepas dari makam Vas. Dia menggendong Ryo yang sedang tertidur pulas dalam pelukannya.

" Pamit ya ma " ucap Brian sambil memeluk mertunya itu

" Iya nak, hati-hati ya "

Brian pun menganggukan kepalanya dan segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu.

" Brian " panggil mertuanya yang membuat Brian menghentikan langkahnya

" Iya ma "

" Kamu masih cinta sama Vas kan? "

Brian hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan mertuanya itu.

" Kenapa kamu ga jawab?!"

" Mama cuma mau ingatin kamu doang. Vas itu cinta sama kamu. Jadi mama harap kamu jangan sia-siakan itu. Setialah dengan Vas sampai akhir hayat kamu, karena mama yakin ga ada perempuan seperti Vas yang mampu mengisi hati kamu dan ga ada satu orang pun yang bisa menggantikan Vas anak mama untuk Ryo. Mama minta dengan sangat sama kamu " sambung Bu Terry

Brian hanya menatap mata mertuanya itu dengan dalam, tidak ada sepatah katapun yang diucapkannya dan melanjutkan langkah kakinya untuk keluar dari rumah itu. Jantungnya berdegup kencang, ada rasa emosi yang tertahan mendengar ucapan mertuanya itu. Bukan, bukan Brian tidak mencintai Vas. Vas akan selalu ada di dalam hatinya, Vas memegang porsi tersendiri di dalam hati Brian dan tidak sekali pun Brian berusaha melupakan Vas. Tapi menurutnya, ucapan mertuanya barusan adalah sebuah keegoisan, sama seperti yang sudah dilakukannya selama empat tahun ini. Bagaimana dengan Ryo? Bagaimana pun juga dia berhak bahagia. Sudah cukup Ryo merasakan keegoisan orang tua dan keluarganya sendiri.

Tanpa meninggalkan jawaban apapun, Brian segera berlalu pergi dari sana. Bu Terry yang melihat menantunya seperti itu pun hanya bisa menghela nafasnya panjang.

" Mama akan berusaha melakukan apapun demi kebahagian kamu Vas "

" Mama akan terus meminta Brian setia sama kamu walaupun kamu sudah tidak bernafas sekarang. Dan mama janji tidak akan membiarkan satu orang pun menggantikan posisi kamu untuk Ryo!" ucapnya sambil membelai lembut foto Vas, anak kesayangannya.

Mama Terry, mamanya Vas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mama Terry, mamanya Vas. Menurut kalian gimana gengs? Nyebelin ga si Mama Terry ini? 😌

[•🖍️•]

Brian melajukan mobil sedan berwarna hitam miliknya menuju ke rumahnya. Masih ada emosi yang tersirat dalam dirinya dari caranya menyetir mobil ini, membuat suster Nova yang duduk di belakang sedikit takut jika terjadi insiden yang tidak diinginkan.

Mobil itu terus melaju membelah sisi malam di kota Jakarta hingga akhirnya mereka tiba di rumah. Brian menggendong Ryo yang masih pulas dalam tidurnya untuk masuk ke dalam rumah.

" Gimana? Menyenangkan ga hari kalian? " sambut Bu Vina

Brian berusaha menyunggingkan senyumnya untuk menyembunyikan rasa marahnya.

" Aku ke atas dulu ya ma "

Brian melangkahkan kakinya menapaki anak tangga menuju ke kamarnya di lantai dua. Papa akan berusaha sekuat tenaga untuk kebahagiaan kamu Ryo, untuk kebahagiaan kita. Dan papa janji Mama Vas akan selalu ada di hati papa, dihati kita sampai kapapanpun walaupun nanti takdir membawa kita ke keadaan yang berbeda. Batin Brian sambil membelai rambut Ryo yang masih tertidur pulas dalam pelukannya.

🍒🍒

Gimana? Ada yang mau disampaikan untuk
Brian?
Shane?
Karine?
Mama Vina?
Mama Terry?
atau bahkan si imut Ryo?

Buat teman-teman yang belum baca dari part 1-8 ini yuk dibaca biar kalian ga bingung sama alurnya 🤍

Buat yang udah baca jangan lupa di vote dan comment yuk 🤍🤎

Yang mau memberikan saran dan kritik sangat diperbolehkan, tapi dengan cara yang sopan dan tidak men-judge ya ✌️ Karena aku yakin semua penulis punya keunikan tersendiri dan mereka pasti tau kapasitas mereka sampai dimana 🤍

°°°°°°°°°

Happy reading!
Big thanks and hug virtual from me to you all my reads 🍁🤎

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now