13. |Kita Berdua

1 1 0
                                    


Pontianak, 1 Januari 1942

Jemariku dan jemarinya bertaut..erat..enggan terlepas. Hamid bersandar di dadaku. Dalam hangatnya aku ingin hanyut terbawa arus bahagia yang meluap-luap.

Jarum detik menjadi satu-satunya hiasan di awal  malam ini. Baru lepas Isya, tapi Hamid sudah mengunciku di kamar. Ya, di kamarnya. Di rumahnya, di Pontianak.  Di atas ranjang sempit miliknya. Tak perduli ini malam pergantian tahun. Lagipula tak ada apa-apa di luar sana.Jepang memberlakukan jam malam.

Usai opname dan acara pernikahan di Singkawang, Hamid memohon padaku untuk bersamanya mengarungi hidup di Pontianak.

Home is where the love is, jadi kuiyakan saja, di mana pun dan apapun siap kuhadapi, asal berdua, dengannya, sayap cintaku.

Sebuah kecupan mendarat di telapak tangan kananku.
"I love you" bisiknya..
"Ya, aku juga" sahutku terkikik geli..mau berapa kali Hamid menyebut tiga kata itu..tanpa disebut pun aku sudah tau dari matanya.

Berdekatan seperti ini. Bagaikan mengisi ulang baterai dalam jiwa, yang melembutkan hati, yang juga membuat diri ini mampu berbuat hal-hal baik untuk orang lain.
Betapa cinta bisa mengubah dunia.

Ada beberapa keterbatasan karena Hamid masih dalam masa pemulihan..jadi, berpelukan seperti ini sepertinya cukup aman. Lagipula hangat dan menyenangkan. Biar saja udara Pontianak yang hangat siang dan malam melanda di luar sana, di sini cuma ada aku dan dia.

"Kanda..tahun-tahun ke depan sepertinya masih tak menentu..apakah kita sanggup?" Risauku.

"Ani, adindaku sayang,..aku memang tak menjanjikan apapun..tapi aku akan berusaha setiap hari..insyaallah..akan kutunaikan kewajiban menafkahimu..dan anak-anak kita nanti..insyaallah." Suaranya bagai selimut hangat di derai hujan.

Jemari masih bertaut..masih bergantian saling menjalin. Ini indah..ini menenangkan. Hadiah terindah dari Allah ini, menghapus hari-hari lajang yang penuh kemandirian dan kesepian. Bila kini ada tempat bermanja, mengapa tak membiarkan diri hanyut saja. Toh lelaki tampan bersayap cinta ini akan selalu melindungi aku.

Pontianak, 19 Maret 2018
00.48
Menjelang peristiwa Kulminasi-Hari Tanpa Bayangan di Khatulistiwa- Bahwa berdua itu lebih baik dari sendiri, adalah sesuatu yang telah digariskan..

Kisah Nak Dare dan Pengayuh SampanWhere stories live. Discover now