Part 2

41 9 1
                                    

🌼🌼🌼

Matahari fajar pun muncul, diiringi dengan angin-angin pagi hingga membawa dedaunan kering di halaman rumah bagai musim gugur di Jepang. Dan tak lupa pula, angin-angin manja pagi ini selalu menghiasi bunga mimpi clara menjadi seorang princess Cinderella di Sydney hingga tak terdengar lagi bunyian alarm yang sudah menunjukkan pukul 07.00 wib pagi dan suara seruan mama pun saat membangunkannya hampir setiap pagi.
(kring,,kring,,kring)...... 300x+++
"Clara sayang, bangun sudah jam 07.00 ayo."
(terkejut)
"Iya, Clara lupa hari ini hari Jum'at."
(buru-buru masuk ke kamar mandi hanya cuci muka dan sikat gigi)

Setelah selesai, mamanya mengingatin sambil ia merapikan baju muslimnya dan menata hijab sekaligus serta hanya memakai pelembab bibir.
"Makanya kamu jangan sering tidur malam, begini jadinya. Jarang pernah serapan dirumah, paling hanya minum susu padahal mama selalu nyiapkan serapan kesukaan kamu ditiap pagi."

Tergetar hati clara mendengar dan menyimak kata-kata barusan mama tadi.
"Iya, Clara tidak tidur malam lagi. Mulai malam nanti Clara tidur cepat biar bangun paginya cepat. Biar bisa serapan dirumah kesukaan clara, maafkan Clara ya ma..."
(mencium kening mama dan mencium tangannya)
"Assalamua'laikum ma"
"Wa'laikumsalam"
Setiap pagi, dia biasanya diantar oleh papanya dengan mobil antik yang kini mobil itu merupakan salah satu favorit papanya dan tidak ingin beliau menggantikan mobil antik tersebut. Kalau disuruh diganti paling respon dari papa cuman "masih bagus kok ngapa diganti?" hehehe... Meskipun dia sering bangun terlambat, tapi dia selalu tepat waktu 5 menit sebelum bel berbunyi. Dia sekolah di SMAN 01 Cempaka Jakarta Selatan, teman-temannya selalu cemas karena dia selalu datang terlambat meskipun dia tidak pernah lewat dari waktu. Peraturan di sekolah itu hampir mirip dengan peraturan universitas, jika kita terlambat 5 menit setelah bel berbunyi sudah tercatat sebagai point pertama di buku jurnal dan jika sudah lebih dari 3x, maka banyak sanksi yang harus kita pertanggungjawabkan salah satunya yang berat adalah keluar dari sekolah itu.
Jadi tak heran SMA itu dijuluki SMAN 01 Cempaka terbaik se-Jakarta Selatan dari segi ketertiban dan akademis. Maka dari itu, teman-temannya sangat khawatir kalau dia sering terlambat kayak gini meskipun 5 menit sebelum bel berbunyi. Karena selain itu, dia merupakan salah satu murid multitalenta dan murid kebanggaan guru-guru di sekolah itu.
"Kamu dari mana sih, lama banget masuk kelas?" cemas Jennie sahabatnya.
"Baru datang." menjawab dengan mudah.
"Iih kamu nih ... kalau kamu sering kayak gini, aku takut jadinya."
"Takut? Takut apanya? Udahlah, gak kan juga aku hancurkan nama sekolah kita." melangkah menuju ke kursi.
"Iya sih ..."
"Ya sudahlah, ibunya mau masuk lagi."
(Guru biologi pun masuk ke kelas mereka 12 ipa , yang namanya ibu Ros.)
"Assalamua'laikum." ucap ibu Ros.
"Wa'laikumsalam ..."
"Anak-anak, ibu mau kasi kabar gembira ni ..."
"Kabar gembira apa bu? Sekolah kita diikutkan lomba lagi bu? Wah ... ini pasti saya terpilih lagi ..." arogan princess Cristal.

Teman-teman sekelasnya pada tidak suka dengan arogannya, kecuali sisi dan Jessica. Mereka pun menyorakinya dengan keras.
(HUHUHUHUHU....)
"Iss, apaan sih kalian, kalau iri bilang."
"Orang yang bisa mewakili sekolah ini cuman clara." sambut dari anak belakang.

(Clara, Clara, Clara) bisik dalam hati dan kesel
Clara hanya menggeleng saja dengan senyum manisnya, sedangkan iqbal(anak baru) berbisik lirih dari depan pintu kelas.

"(Clara)? Kayak kenal deh dengan namanya ...)" Suara hati Iqbal dari luar kelas barunya.
"Sudah 2x, ibu tidak minta kalian berkelahi. Ibu cuman kasi kabar gembira kalau kelas kita ada kedatangan anak baru."
"Hah! Anak baru, cowok atau cewek bu?" sambut geng princess.
"Cowok."
"Dari mana bu?" sambut Clara
"Dari ... silahkan masuk"
Semua mata terpanah kearah anak baru itu, terutama cewek-cewek 12 ipa 1 dengan memasang ekspresi bahagia dan kagum melihat ketampanan anak baru itu. Sedangkan clara kaget melihatnya karena teman kerjanya selama ini yang ia dambakan untuk bisa satu sekolah bersamanya, dan akhirnya terwujud.
"Silahkan perkenalkan nama kamu ..."
"Baik bu, terimakasih. Hai ... perkenalkan nama saya Iqbal Alexander, saya berasal dari Bandung. Kenapa saya pindah kesini? Sebab saya mengikuti jejak orang tua saya.
"Ada yang ingin ditanyakan sama dia lagi?"
(Tidak ada pertanyaan, semuanya sangat senang menyambut kedatangan Iqbal Alexander.)
"Baiklah kalau gitu, silahkan kamu duduk disebelah bangku Clara"
"Ciee,, hati-hati ..." bisik Jennie.
"Iss, apalah dia teman partner gue."
"Hah! Serius lo?"
"Serius la ..."
Dia senyumin clara dengan kedipan matanya, namun dia tidak terlalu menghiraukannya karena dia tidak mau di gosipin kalau ia adalah teman partnernya. Jadi, dia tidak terlalu menghiraukan senyumannya. Ketika bel istirahat berbunyi, jam pelajaran biologi pun telah usai. Seperti biasanya clara bersama jennie pergi ke perpus, pas ia beranjak dari kursi tangannya digapai iqbal dan mumpung di kelas itu cuman mereka bertiga. Ia sangat kaget karena tak biasanya ada pria yang berani menyentuhnya, selama ini banyak pria yang menyukainya tapi tidak berani untuk mendekatinya baru kali ini pria yang pertama kali menyentuhnya.
"Tunggu! ... mau kemana"
"Perpus." (sambil melepaskan pegangan tangannya).
(Dia pun beranjak dari kursi ...)
"Oh, boleh aku temenin?"
"Maaf aku sama sahabatku, ayo Jennie!" sambil menyelipkan tangannya ketangan Jennie.
Pokoknya, dia harus bisa mendekatinya dan dia bersyukur bisa satu sekolah dengannya. Clara merasa aneh kayak ada yang mengikuti mereka berdua.
"Jen, kok aku ada yang aneh ya?"
"Aneh? Kamu sakit? Nggak pun, ya udah ayolah nanti keburu masuk lagi ..."
(semakin erat pegangannya).

Dia tetap mengikuti mereka, sampai mereka berdua tiba di depan pintu perpus dan clara sebelum masuk dia mencoba menoleh kebelakang ternyata tidak ada orang. Sedangkan jennie mencoba menenangkan sekali lagi serta membawanya kedalam. Dia pun ikut masuk dengan polos dan santai tanpa melihat lagi pengawas di depan pintu.
"Hey, hey,,hey! (melihat wajahnya ) kamu anak baru ya? Semena-menanya kamu masuk kedalam perpus ini."
"Maaf pak ... maaf pak, tidak melihat tadi pak."
"Tidak melihat tadi pak? Emang bapak kurang besar apa?" kedua tangannya mengancah pinggang.
Semua yang ada di perpus tertawa geli menyimak cakap si bapak itu. Sedangkan jennie langsung menanggapinya.
"Bukan kurang besar pak, tapi sulit bedakan antara badan dengan pintu. HAHAHAHA"
"Hey ...!"
"Jennie, itu orang tua loh kamu gitu kan" sanggah Clara ke sahabatnya.
"Iya deh aku minta maaf, wkwkwk"
"Bukan sama aku, tapi sama bapak tu."
"Iya nanti."
Suasana semakin pecah saat penambahan cakap dari Jennie barusan tadi. Ditengah orang-orang sedang sibuk tertawa soal tadi, Iqbal dengan santai juga mengikuti arah Clara ke rak buku. Tanpa disadari bapak itu yang ngerocos tanpa henti. Tak lama kemudian ...
"Astaghfirullah, bapak bikin kaget saya aja."
"Hm"
"Apa pak? Mau minta duit? Maaf pak saya cuman bawa uang jajan."
"SAYA DISINI KERJA! BUKAN MEMINTA UANG SAMA SISWA, SAYA DISINI MENEGAKKAN PERATURAN SAJA BAHWASANNYA SIAPA YANG BERHAK MEMASUKI PERPUS INI, SILAHKAN AMBIL KARTU BUKTI PERPUS SISWA KE SAYA. BUKAN KAYAK ITU NYOLONONG AJA."
"Hehehe maaf deh pak ... berapa sih kartunya pak?"
"5000"
"Oh," (sambil mengeluarkan dompet.) "Nah pak, mana kartunya pak?"
"Nih ..." (ngambil uang sekaligus kasih kartu)
agak jauh darinya
"Songong kali."
Tiba-tiba ada sesuatu yang mengejutkan clara saat mengambil buku dan dia reflek terpeluk ke bahunya. Semua orang pada melihat mereka berdua.

Rainbow In My Love (Completed) Where stories live. Discover now