Part 6

14 5 0
                                    

Plakkkk.... (jatuh pingsan)
"5 menit lagi istirahat, Ra..."
Lama-lama dia heran tidak ada respon darinya, karena dia tidak tahu kalau Clara sudah pingsan setelah ia menjelaskan apa itu sms yang Clara tanyain. Dan saking penasarannya, dia pun menoleh.
"Hah.... Astaghfirullah, Clara!"
Suara jeritannya pun terdengar sampai ke kelasnya, Jennie sebagai sahabatnya barusan mendengar suara jeritan seperti memanggil Clara. Lalu, ia minta izin dengan bu Angel untuk melihat apa yang terjadi barusan pada Clara di luar. Namun, ia tak dapat izin dari beliau sehingga ia merasa kecewa dengan beliau karena tidak biasanya beliau seperti itu. Dia pun semakin tidak konsentrasi belajarnya karena ia sangat khawatir dengan keadaannya yang belum diketahui semua orang. Dia itu sedang mengidap penyakit anemia, tidak boleh terlalu lelah sebab kalau sudah lelah dia gampang sekali jatuh pingsan dan memerlukan waktu lama untuk siumannya. Dia sempat terdiam dan termenung dalam lamunan cemasnya pada Clara, hingga tak peduli lagi siapa yang sedang ngajar didepan kelas. Dan akhirnya sampai bel istirahat pun berbunyi, tugas yang diberikan barusan dijadikan pr. Hukuman mereka berdua pun telah usai, namun saat Cristal ...
"Aagh!"
terkejut didepan pintu kelas.
Semua orang heran, pada teriakannya dan bu Angel langsung menanyakan apa yang terjadi pada mereka tadi. Semua anak kelas 12 ipa 1, tidak tahu mau jawab apa karna pas mereka keluar kelas sudah tidak ada lagi mereka ditengah lapangan. Genk princess pun memanfaatkan kesempatan untuk memanas-manasin suasana waktu itu.
"Jangan 2x... bu mereka bolos lagi" ujar Cristal.
"Waduh ... Bisa gawat nih.."
sambil melintirkan rambut ikal Jessica.
"Sekolah kita kan udah banyak dikenal orang bu,, kalau tercoreng nama sekolah kita kan malu bu"
Cristal memanas-manasin Jennie.
Anak kelas ini, percaya begitu saja dengan omongan mereka sedangkan Jennie berpikir keras untuk meluruhkan suasana keruh yang dibuat oleh mereka.
"Atau diberhentiin aja bu Claranya.. kan dia yang bikin fatal bu.."
semakin dipanasin oleh Cristal.
"Diam kalian bertiga! Biar Jennie cari kebenaran mereka ya bu.."
"Iyalah Jennie, kalau kamu udah dapat infonya langsung kasih ke ibu. Baik anak-anak silahkan istirahat kalian."
"Iya bu.."
Yang lainnya menghabiskan waktu istirahat sedangkan dia sibuk mencari kedua sahabatnya. Ditengah pencarian, ia ketemu dengan tukang sapu sekolah lalu ia tanyakan sama bapak itu. Ternyata bapak itu tahu dimana keberadaan mereka, dia sudah feeling dari tadi pasti ada yang terjadi pada Clara. Dia itu ada mengidap penyakit anemia tidak semua orang tahu, makanya ia sangat dimanjain oleh orangtuanya. Akhirnya dia ke kantor, mengabarkan info keberadaan mereka pada bu Angel.
"Assalamua'laikum, permisi.."
mengetuk pintu kantor guru.
"Wa'laikumsalam Jennie, gimana?"
pelan-pelan depan pintu.
"Sekarang mereka ada di uks bu."
Akhirnya, Jennie dan bu Angel menyusuli mereka di uks akan tetapi ia belum mensadarkan diri juga dari tadi. Mereka sangat panik dengan keadaan Clara belum sadar juga sampai sekarang, dan akhirnya bu Angel punya solusi terakhir menelfon orangtuanya. Pas beliau menelfon orangtuanya, dia memanggil-manggil nama Toni. Iqbal dan Jennie pun saling bertatapan bingung, bingung harus jawab apa agar dia tidak terlalu banyak pikiran untuk saat ini. Sampai beliau mengakhiri telfon dengan orang tuanya, kembali masuk lalu beliau bertanya.
"Sudah sadar dia?"
"Sudah bu, cuman dia menyebut-nyebut nama Toni." sambut Jennie.
"Clara,, Clara... ini bu Angel, buka mata kamu"
sambil menghelus kepalanya.
(Dia membuka matanya dengan pelan-pelan, tak lama ia sadar kedua orangtuanya datang langsung ia memeluk mamanya.)
"Ma, aku rindu Toni.. dimana dia sekarang ma?"
"Sudah kamu tidak usah banyak pikiran dulu, nanti kita kerumah Toni."
"Benar ya ma..."
sambil melepaskan pelukannya.
(Mamanya sambil membaringkan ia biar istirahat dulu, dia pun melihat bu angel sambil meminta maaf dengan beliau.)
"Sudah Clara kamu istirahat aja ya, sebelum kamu minta maaf ibu sudah maafkan kamu kok.." menyemangatinya
"Terimakasih ya bu...."
Tak terasa, waktu istirahat pun telah berakhir. Saatnya mereka masuk pelajaran terakhir yaitu biologi, pelajaran kesukaan Clara namun sayangnya ia sedang terbaring di uks.
"Hm.. ya udah ibu mau masuk ke kelas lain dulu ya, Iqbal Jennie kalian tidak masuk?"
(Dengan modusnya iqbal)
"Kami jagain Clara bu..."
dengan gayanya so cool.
"Sudahlah Bal, masuk aja kalian. Kan ada mama juga yang jagain aku."
"Iqbal tu mah modus..." balas Jennie.
(Semua orang tertawa geli melihat mereka berdua.)
"Yaudah tante, om kita kekelas dulu ya" Jennie.
"Iya, yang rajin belajarnya..." ujar mamanya Clara.
"Asiyap.." sambut Iqbal.
Ia tertawa kekeh melihat reaksinya Iqbal seusaha mungkin dia menghibur perempuan yang ingin menjadi dalam hidupnya. Mereka pun memasuki kelas untuk melanjutkan kembali proses belajar mengajar seperti biasanya. Ditengah proses belajar, ibu ros memberikan pertanyaan pertanyaan itu sering Clara yang paham sedangkan Clara terbaring di uks. Karena pertanyaan dari beliau sering analisa, tapi kadang-kadang ada juga yang mudah.
"Ok, bu.. pertanyaannya apa bu?" sombongnya Cristal.
"Baik, ibu ada 2 kacang hijau lalu ibu tanam di dua tempat yang berbeda satu ditempat gelap dan yang satu ditempat terang, manakah yang lebih dulu berkecambah?"
Semuanya tak bisa menjawab, andaikan ada Clara kemungkinan kelas itu semakin seru belajarnya karena dia termasuk siswi kebanggaan semua orang. Seketika Iqbal langsung menyindirnya.
"Hmm.. ayo jawab yang katanya pintar." ledekan Iqbal ke arah Cristal.
(Dia berbisik dalam hati aduh, ini kan soal analisa bukan makanan gue)
"Ayo jawab?"
sambil melirik ke bangku Clara.
"Clara mana?"
"Dia di uks bu..." jawab Jennie.
"Hmm,, (menghela nafas) padahal pertanyaan ini makanan dia, tapi tidak apa kita jadikan pr aja pertanyaan ini dan lanjutkan lagi latihan kalian hal 250."
"Baik, bu..."
Tak lama mereka mengerjakan latihan tersebut, bel pulang sekolah pun berbunyi dan tak heran pula Jennie selalu lelet kalau keluar dari kelas. Tetapi si Clara sebagai sahabatnya tetap sabar sedangkan Iqbal berkebalikan dari itu. Setelah mereka berdua keluar dari kelas, langsung pergi ke uks mampiri Clara untuk pulang bareng. Betapa bahagianya mereka melihat Clara sudah sehat. Tiba-tiba handphonenya Iqbal berdering dari produser musiknya.
"Halo, kak.."
"Halo, jadi kan ngerayain ultah lo nanti malam?"
"Jadi kak, pokoknya aku mau duet dengan dia diacara aku.." bisik-bisik.
"Ok,,ok.. nanti sore jam 4 lo datang kesini, kita prefer untuk ultah lo."
"Ok, kak terimakasih ya kak.. Assalamua'laikum"
"Wa'laikumsalam"
Clara bingung apa yang diomonginnya pake bisik-bisikan segala. Namun dia tidak mau terlalu kepo dengan urusan orang, dia pun mengingatkan mamanya kalau ia nanti akan datang kerumah Toni. Dan akhirnya permintaan putrinya harus dituruti juga karena kalau tidak dituruti ia bisa teringat terus. Pas udah sampai dirumah Toni, ia terkejut dan bingung kenapa ia dibawa ke pemakaman. Mama papanya pun ketempat batu nisannya Toni, lalu ia bertanya..
"Apa yang terjadi sebenarnya ma, pa"
"Sebelumnya, mama mau minta maaf dulu."
Mamanya menjelaskan kejadian yang terjadi menimpa sahabatnya Clara yaitu Toni. Saat mamanya menjelaskan, semua menangis dengan terisak-isak, mendengar penjelasan dari mamanya. Ia pun tidak menyangka bisa terjadi seperti ini, mungkin memang jalan ini yang bisa toni bahagia selamanya disana. Dan dia pun belajar ikhlas dalam hidupnya, karena tidak ada yang abadi selainNya dia yakin bisa bersama lagi dengannya disana bersama Jennie dan Iqbal juga. Dan akhirnya, dia duluan yang berdiri dari tempat itu langsung berlari kearah mobil sambil mengusap air matanya yang deras mengalir di pipinya. Sedangkan Jennie ikut menghampirinya untuk menenangkannya lagi.
"Sudah Ra, kan masih ada kita yang menemani hidupmu. Jangan bersedih lagi, kita doakan semoga dia udah bahagia disana.,.."
memeluknya dengan erat.
Saat dalam pelukan Jennie, cuaca pun sudah hampir mau hujan waktunya mereka pulang dari tempat itu. Seperti biasanya, ia dan Jennie satu mobil sedangkan Iqbal dengan mobil mewahnya yang berwarna putih. Ditengah guyuran hujan yang menitikkan kaca mobil mereka, tiba-tiba ban mobilnya Iqbal bocor. Mereka pun melihatnya dengan kasihan dan berhenti seketika.
(Clara keluar dari mobil)
"Kenapa Bal?"
Semuanya meneriaki Clara karena dengan hujan lebat itu, ia langsung keluar tanpa ingat payung lagi saking kasihannya melihat Iqbal. Jennie pun keluar juga dengan basah-basahan demi sahabat.
"Ban ku bocor pula lagi nih,"
"Ada apa?" panik Jennie.
"Bannya bocor, lo bisa kan? Soal automotif lo jago kan..." menyematinya.
Sebenarnya, ia tidak mau karena hujan. Resikonya lebih besar tapi karena Clara memaksa, ya sudah ia akhirnya bantu juga membuka ban.
"Yaudah, mana peralatannya?"
(Dia membuka bagasi belakang mengambil semua peralatannya, termasuk ban cadangannya.)
"Sini gue bantu buka bautnya, mobil ini agak keras.." ujar Iqbal.
Mereka pun tetap saling bekerja sama memperbaiki ban mobilnya, meskipun hujan semakin lebat. Namun, hal itu tidak merusak persahabatan mereka walaupun clara cuman membantu merusuh tetapi itu mengasyikan bagi mereka.

"Itulah arti persahabatan, ada kala suka dan ada juga dukanya."
Arqueen Story

Rainbow In My Love (Completed) Where stories live. Discover now