Part 23

12 6 0
                                    

AR

S etelah perkonflikan berakhir, mereka berdua pun pergi makan bakso di kantin itu. Clara lahap sekali seperti tidak pernah makan seminggu, Iqbal tersenyum melihatnya ada perempuan yang tidak terlalu jaga image kalau lagi makan bersama seorang cowok. Dia melihatnya tercengang, serasa Iqbal ingin menertawakan cara makannya Clara.

"ngapain Lo nengok gue kayak gitu?"

(Ia serasa ingin melepas tawanya.)

"hahahahahah..... ternyata baru pertama kali gue melihat cewek seperti Lo Ra."
"emang ada yang aneh dari gue" melepaskan pegangan sendok ditangannya dan mengambil cermin dari tasnya
"make up Lo emang gak aneh, yang aneh itu Lo seperti tidak makan seminggu saja. :D"
"caeelah.... Gue tu mah emang kayak gini atuh, kalau ketemu makanan favorit gue.. :D"

Dia masih tertawa dan baru tau ternyata selama ia bersahabat dari kecil, baru tau kalau Clara ketemu makanan favoritnya seperti itu. (HAHAHAHAH... )

"udahlah.. urus aja makanan Lo itu, kalau gak mau kasih gue :D"
(Dia semakin tertawa mendengar seruan barusan darinya.)
"enak aja, gue juga suka kali bakso...."
"yaudah kalau suka, makan jangan ngetawain orang." Sambil menyuapkan sepotong bakso ke mulutnya
"iyaiyaiya.... Cantikku ;)" sambil mencubit pipi chubbynya
"aduh... sakit tau. :)"

Selesai mereka makan di kantin, entah kenapa Clara tumben kali ini betah sekali ia jalan-jalan dengan Iqbal sekeliling sekolah sambil menikmati udara segar di taman sekolah.

"ra, tumben Lo betah jalan bareng gue? Biasanya selesai gue ajak makan kayak tadi, Lo langsung pergi ke perpus waktu ada Jennie."

Dia terdiam sejenak mencermati kalimat barusan dari Iqbal.

"nggak ada sih... gue pengen aja jalan bareng Lo, sesekali jalan menikmati udara bersama sahabat gue dari kecil seperti Lo."

Sebenarnya dia ingin mengatakan kalau selesai ujian kelulusan nanti, ia bakal pindah ke Sydney tetapi bibir ini masih ragu untuk mengucapkan itu padanya. Maka dari itu, ia ingin spent time bersama Iqbal untuk meyakinkan dan menguatkan hati ini bakal berpisah dengan orang yang ia miliki rasa setulus hatinya.

"loh malah bengong? Gue nanya loh ra...." Iqbal melihatnya aneh sekali tingkah Clara barusan
"eh,,... iya sorry, gimana kita jalan-jalan kesana." Sambil menunjukkan tempat dimana Iqbal ditumbuki oleh Kelvin kemarin.

Dia pun mengikuti keinginan Clara, walaupun agak sedikit aneh dari dirinya hari ini tapi ia tetap membuat hatinya Clara senang. Karena Clara itu, tipe perempuan yang harus bisa membuat dirinya bahagia, tersenyum dan nyaman saat dekat dengannya. Ditengah mereka berjalan, kebetulan berpapasan dengan wali kelas mereka yaitu ibu Diana. Lalu beliau sepertinya ada informasi penting dilihat dari wajahnya.

"Assalamua'laikum ibu..." sapa dari mereka
"Wa'laikumsalam.. Clara dan Iqbal juga ikut ibu ke ruangan kepsek, bisa kan?"

Clara sedikit takut, dia bingung kenapa beliau meminta kami ke ruangan kepsek apa salah kami? Dalam dirinya berbisik. Namun, hanya Iqbal yang menenangkan pikirannya Clara.

"udah Ra tenang. Coba aja dulu kita ikut instruksi beliau, bisa jadi ada informasi yang harus kita tahu dan info ini tidak boleh disebarkan kemana-mana.." pelan-pelan dia bersuara di telinganya Clara.

Ia pun menghela nafas secara pelan-pelan, lalu mereka berjalan mengikuti arah langkah ibu Diana menuju ke ruangan kepsek. Pas didepan di ruangan tersebut, hati Clara sungguh berkecamuk dia bingung apa masalahnya selama ia bersekolah disini? Seumur hidup baru hari itu, ia masuk ke ruangan kepala sekolah. Tetapi Iqbal selalu menenangkannya.

"mari masuk..." ajakan ibu Diana.
Mereka masuk dan hanya menunduk kepala saja karena apapun kesalahan mereka, mereka siap menerima hukuman dari sekolah. Namun, sejauh itu mereka membayangkan ternyata beliau hanya menanyakan keadaan Jennie sekarang.
"bapak tidak menghukum kalian, tapi bapak cuman mau nanya bagaimana keadaan Jennie sekarang?"

Rainbow In My Love (Completed) Where stories live. Discover now