Part 18

10 6 0
                                    

"Bal,..." omongannya terhenti tiba-tiba.
"iya?" mengangkat kedua alisnya.

Dia sedikit ragu mengungkapkan isi hatinya pada Iqbal. Karena serasa belum pantas ia harus berpisah jauh dengannya setelah ujian kelulusan ini. Tetapi Iqbal memaksanya untuk bicara dan dia pun menghela nafas secara pelan-pelan.

"Bal, hanya satu hal kita tidak akan mungkin kembali seperti dulu lagi."
"maksudnya?"
Karena Iqbal belum peka dengan satu kalimat yang diucapkan dari bibir Clara barusan tadi, jadi ia pun mencoba mengalihkan pembicaraannya yang aneh itu.
"sudahlah Bal, abaikan aja itu. Anggap aja itu angin yang berlalu."

Tetapi dia tetap merasa penasaran yang ia ucap barusan tadi, kenapa tiba-tiba kalimat itu ada dibibir Clara?. Hati kecilnya berbisik pelan, tapi ya sudahlah ia mulai hari ini hargai aja dulu apa yang Clara inginin. Dia ingin menjadi seorang lelaki sejati yang ia idamkan selama ini. Mereka hanya menikmati keheningan didalam mobil, menuju perjalanan ke RS untuk menjenguk Jennie disana sekaligus ia ingin meminta maaf atas kesalahannya karena dia sudah mengingkari janji seorang sahabat saling peduli dan saling menjaga satu sama lain. Akhirnya mereka sampai juga, Clara semangat ke meja perawat untuk menanyakan nama pasien atas nama Jennie Syahriputri. Ternyata dia sudah keluar dari UGD dan sekarang sedang kritis di ruang rawat inap nomor 305. Sesampai didepan pintu kamar rawatnya, serasa ia tidak tega untuk mengganggunya dulu tetapi Iqbal menyuruhnya masuk. Biar dia cepat sadar kalau ada sahabatnya yang masih mau menjenguk dia.

(membuka pintu)
"Assalamua'laikum."
Ternyata ada mama dan papanya yang udah didalam daritadi.
"Wa'laikumsalam, clara.... Jennie rindu sama kamu"
"iya tante Clara juga rindu sama dia, om..." sambil mensalamin papanya Jennie disamping mamanya.
"dia belum sadar ya tente?"
"belum, coba kamu disampingnya bisa jadi dia udah bangun..."

Dia mencoba berdiri disampingnya, serasa ingin menangis ia dan menyesal kenapa ia dulu tidak menerima maaf darinya? Dia menyadari terlalu egois dengan sahabatnya sendiri.

"Rasa tidak sanggup untuk mengucapkan kata maaf dari bibir ini, jadi salahkan aku jangan salahkan dirimu karena aku yang terlalu egois memikirkan diriku saja dan sampai mengingkari janji persahabatan kita dulu."
Arqueen Story

Rainbow In My Love (Completed) Where stories live. Discover now