Part 27

12 6 0
                                    

Mereka pun berpelukan, tak lama itu bel berbunyi untuk seluruhnya berkumpul didepan kantor guru kalau pengumuman siap di pampangkan dipapan madding.

Saat-saat waktu yang menegangkan bagi semuanya, ketika ibu wakil kepala sekolah menempelkan 3 lembar hvs di papan madding. Setelah ditempelkan, mereka mencari nama masing-masing dan akhirnya suara sorakan terdengar nyaring dengan riang. Saking senangnya, ia hampir terpeluk Iqbal dan langsung merapatkan giginya kemudian menunduk kepala, lalu kaki kanan mundur selangkah untuk pergi meninggalkan tempat itu untuk meluapkan kesenangannya dengan teman-teman lainnya. Namun lengannya ditahan, ia pun berbalik badan secara spontan.

"selamat ya."

(Ia melepaskan tangannya dari pegangannya, lalu ia membalas dengan senyuman)

"makasih ya... Lo juga selamat ya...."

Kemudian, dia yang meninggalkan Clara di tempat itu dan menuju ke parkiran untuk bergegas pulang. Clara hanya tersenyum mungkin dia membutuhkan ketenangan dan belajar beradaptasi setelah ia tidak di Indonesia lagi, tiba-tiba ada Cristal dan Sisi yang menghampirinya.

"selamat ya ra...:)" ujar Cristal.
"makasih yaa... kalian juga selamat :)"
"untuk sebagai kenangan, kita foto dulu yok, mumpung masih pakai putih abu-abu..." terakhir kalinya loh..." ujar Sisi.

Mereka berfoto-foto ria untuk terakhir kalinya dengan mengenakan pakaian putih abu-abu, memang benar putih abu-abu ini lah bakal menjadi kenangan terindah selama 12 tahun bersekolah. Tapi sayang, di foto itu tidak ada Jennie bahkan Iqbal pun tak ada. Padahal moment seperti ini lah yang sulit untuk dilupakan saat bersama sahabat-sahabat dulu, tapi takdir yang sudah menjawab semua ini kalau hubungan persahabatan mereka bakal berpisah dan tidak dekat kayak dulu lagi.

Ternyata waktu sudah jam 2 siang dan juga awan sudah mulai gelap, waktunya mereka pulang sebelum hujan turun. Namun ada salah satu siswa kelas 12, melarang untuk pulang duluan karena biarkan hujan membasahi pakaian putih abu-abu ini Karena pasti bakal menjadi kenangan yang lebih indah. Itu bagi mereka, namun bagi Clara tidak seindah dulu lagi.

"yo ra, kita mandi hujan terakhir kalinya loh..." ajakan Cristal
(Dia masih terdiam.)
"sudah, nanti Lo bisa pulang sama gue kok....." bujukan Cristal.

Ya sudah, akhirnya ia pun menuruti mau teman-teman lainnya. Sesekali ia tertawa dengan yang lainnya, selain Iqbal dan Jennie. Ternyata mereka juga asyik seperti berteman dengan sahabatnya dulu, waktu semakin berjalan pakaian mereka sudah basah kuyub sudah tidak sanggup lagi menahan dinginnya. Akhirnya Clara minta pulang duluan. Karena Clara mau pulang duluan, mereka pun juga ingin pulang dan juga mereka tidak tahan lagi. Ya sudah tepat jam 4 sore, mereka pulang dan sampai di rumah semua orang-orang rumah pada sibuk mengkemas barang-barang yang bakal dibawa pindah untuk besok. Sedangkan ia sibuk dengan tubuhnya yang basah kena  hujan tadi, mamanya menghampiri ia untuk siap-siap lagi mengkemaskan barang-barangnya.

"sayang, cepat kamu sana siap-siap lagi. Nanti jam 6 sore kita udah berangkat ke bandara."

(Dia kaget karena jadwal keberangkatannya besok subuh, kenapa sore ini?)

"tapi subuh kita take off ma?"
"jadwal subuh pesawat yang kita pesan belum ada, jadi kita ganti jadwalnya jam 9 malam nanti. Dah sana kamu ke kamar, siap-siap lagi."

Ia pun pergi masuk kamar, melihat kondisi kamar sudah hampir luas hanya tertinggal lemari baju dan meja make up serta bingkai-bingkai foto yang masih bergantungan didinding. Ia pun menghela nafas, dia harus bisa beradaptasi sendiri lagi tanpa sahabatnya yaitu Iqbal. Dia pergi mandi dan bersiap-siap untuk mengkemaskan barang-barangnya, yang tidak boleh sama sekali tertinggal. Sambil ia menyiapkan, ia membuka handphone dulu melihat postingan terbarunya dari akun Iqbal ternyata ia tidak ada menguploud apapun, baik itu berupa quotes maupun foto yang berisi caption lucu dan membuatnya terharu.

Ia coba buka notification dari WA nya, ternyata semua chattingannya dulu sudah dihapusnya. Clara berpositif thinking saja, mungkin hal seperti ini yang membuat Iqbal beradaptasi sendiri tanpa melihat kenangan bersamanya. Setelah semua barang-barang sudah dikemas dengan rapi, waktu sudah jam 6 sore Clara mencoba pamit melalui telepon ternyata teleponnya tidak diangkat. Ya sudah dia berharap semoga ia bahagia disini walaupun tanpanya lagi. Ditengah perjalanan menuju ke bandara, tiba-tiba ada notification WA darinya.

        Ia menangis terharus membaca pesan yang masuk dari wa nya, sungguh ia tidak pernah menyesal mempunyai sahabat seperti dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Ia menangis terharus membaca pesan yang masuk dari wa nya, sungguh ia tidak pernah menyesal mempunyai sahabat seperti dia. Ada sahabat bisa se-care itu dengan sahabatnya sendiri, ia tidak menyadari selama ini. Walaupun mereka dipisahkan oleh jarak yang jauh, hati mereka tak akan bisa untuk menjauh juga karena yang namanya sahabat sejati itu memang seperti ini, tidak selalu dekat di mata tapi dekat dihati itu sudah lebih dari cukup. Sebenarnya ia juga merasakan apa yang dirasakan oleh Iqbal saat ini, ternyata tidak hanya dia yang mengaguminya tetapi Iqbal juga mengaguminya bahkan Iqbal sendiri ingin Clara menjadi salah satu bagian dari hidupnya. Akan tetapi ia adalah pria yang sangat menghargai wanita, ia tidak ingin lagi sepertinya membuat perempuan baper dengannya. Sepertinya mereka sama-sama berserahkan diri kepada Sang Kuasa yang memberikan pasangan terbaik setiap umatNya yang diciptakan di bumi ini.

Apa ini namanya sahabat jadi cinta?"
Arqueen Story

Rainbow In My Love (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang