Part 20

10 6 0
                                    

AR

I qbal tak pernah berhenti selalu saja membuat Clara sakit perut menahan tawanya, hanya dia yang bisa membuat hatinya Clara ceria. Sampai ia lupa bilang kalau dia bakal berpisah jauh dengannya setelah selesai ujian kelulusan tahun ini dan kalau ingat pun, seakan bibir ini ragu untuk mengatakan padanya dan pasti berat rasanya meninggalkan mereka yang sudah ada didalam hidup Clara selama ini. Tak terasa sekali waktu begitu cepat bergulir, perasaan baru saja ia berbicara, bercanda sampai tertawa terkekeh-kekeh sudah tiba aja didepan rumah Clara.

"ok, udah sampai.. :) besok kita lanjutin lagi..." ujar Iqbal
"ya baru saja kita ngobrol dah berakhir aja, hmm"
"udah besok kan masih ada btw besoknya lagi kita ujian, semangat girl..." gombalnya tak pernah hilang.

Diam-diam pipinya merona merah kali ini, seakan hari ini adalah hari terakhir bersama Iqbal karena dia yakin akan berbeda ruangan saat ujian nanti. Tapi, ia tidak menunjukkan keberhasilannya dalam menggombal.

"ok, semangat juga buat kamu...." Baru kali ini Clara lebay "dadadah.." melambaikan tangannya setelah mobil Iqbal pergi.

Dia pun masuk kedalam rumah, ternyata mamanya sudah menunggu di ruang tamu seakan beliau mau marah kepadanya karena dari pulang sekolah ia tidak ada minta izin untuk menjenguk Jennie sampai jam 2 malam baru ia tiba di rumah. Akan tetapi, ternyata yang dibayangkan Clara tidak seperti itu beliau hanya menunggu keputusan dari Clara kalau mereka bakal pindah ke Sydney setelah ujian kelulusannya tahun ini.

"Clara, mama minta kamu duduk disini!."

Dia sudah merasa tidak enak dengan mamanya karena ia memang salah, tidak memberitahu kalau dia selepas pulang sekolah menjenguk Jennie.

"iya ma..." dengan wajah gugupnya
"sayang, gimana kamu udah bicara dengan sahabat kamu? Kalau kita bakal pindah ke Sydney setelah ujian kelulusan kamu tahun ini."

Dia pun menghela nafas pelan-pelan, ternyata beliau tidak marah tetapi beliau membuat Clara semakin bingung dengan pertanyaan yang sederhana itu. Sebelum ia berbicara dengan sahabatnya tentang itu, seakan bibir ini ragu untuk mengatakannya apalagi Jennie dalam keadaan yang sangat kritis saat ini.

"iya nanti ma, Clara beri tahu ke mereka. Clara tidur dulu ya ma..."
"yaudah kamu istirahat lah dulu, besok sekolah kan...."
"Assalamua'laikum ma..."
  "Wa'laikumsalam sayang...."

Beliau tahu gimana rasanya jadi posisi putrinya yang harus menghadapi perpisahan dengan orang yang ia sayangi dengan tulus. Tetapi yang namanya keputusan tetap keputusan, apapun yang terjadi di kenyataan nanti kita harus siap berpisah dengan orang yang kita sayangi seperti kita menyayangi keluarga sendiri. Berhubungan sudah hampir jam setengah 3, beliau pun udah mulai merasa ngantuk. Pas beliau melewati pintu kamar Clara, entah kenapa beliau membuka pintu kamar putrinya secara pelan-pelan melihat putrinya sudah tertidur pulas sambil memeluk album foto bersama dengan sahabat-sahabatnya. Beliau pun menangis melihatnya dan tangisan beliau tidak ingin Clara terbangun mendengarnya langsung beliau tutup kembali pintu kamar putrinya. Tiba-tiba ada suara gelas dari belakang, ternyata asisten rumahnya jadi beliau langsung mengemaskan air matanya yang jatuh di pipinya. Beliau tidak mau semua orang yang ada di rumah ini, tahu kalau beliau menangis didepan pintu kamar Clara.

"eh,, ibuk... ibuk belum tidur?" ujar asisten rumahnya.
"eh, iya.. ni saya mau tidur.." pura-pura tidak tahu aja kalau asistennya udah terbangun

Asistennya bingung tidak biasanya tuan rumahnya belum tidur jam segini, tapi ia tidak terlalu kepo dengan urusan tuan rumahnya. Yang penting ia bisa kerja dan dapat gaji dari sini. Hehehehe... Setelah beliau masuk kekamarnya, beliau bukan tidur tetapi bermunajat di sepertiga malam untuk meminta ketenangan dirinya, mendoakan anak-anaknya supaya tetap menjadi kebanggaan mama papa dan mempertemukan pasangan buat anak-anaknya yang bisa menyayangi dan mengayomi kehidupan mereka nanti setelah mereka menggapai cita-cita yang mereka inginkan. Selesai beliau bermunajat, beliau tertidur diatas ambalnya. Sang suaminya lah yang membangunkan istri tercinta untuk salat subuh berjama'ah.

"dek, bangun.. mari kita salat subuh."

Istrinya pun terbangun dan pergi mengambil air wudhu untuk salat subuh berjama'ah dengan suami tercinta. Setelah selesai salat dan berdoa, beliau turun kebawah menyiapkan serapan buat keluarganya. Pas beliau mau ke dapur, ternyata sudah ada Clara yang sedang menyiapkan serapan untuk semua yang ada di rumah ini. Clara memasak nasi goreng spesial buat semuanya.

"sayang, kamu yang masak ni?"
"eh, mama... iya ma, selesai salat langsung deh Clara ke dapur. Sesekali ma masak untuk semuanya daripada tidur lagi.."
"wah.... Hebat anak mama yaudah pergi sana kamu siap-siap, jam set 7 kamu berangkat lagi."
"siap bosq :)"

Dia pergi meninggalkan mamanya yang barusan datang ke dapur, lalu ia masuk ke kamar tiba-tiba ada notification WA dari Iqbal.

Rainbow In My Love (Completed) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon