Part 17

11 6 0
                                    

AR

S eusai malam itu berakhir, pagi pun tiba seperti biasanya ia mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah dan kali ini yang akan mengantarnya ke sekolah bukan papanya melainkan supir barunya yaitu pak lemon. Dia harus semangat walaupun banyak masalah yang menimpanya, sejak ia tidak berteguran lagi dengan jennie hidupnya serasa hampa dan sangat monoton. Sampai di gerbang sekolah, serasa ia ingin pulang ke rumah lagi karena ia merasa suasana di sekolah tidak ceria lagi. Sama sekali sangat monoton hal ini yang sungguh ia tidak suka, setiap anak kelas 12 pada megang buku di sudut sekolah sambil menunggu bel masuk berbunyi karena ujian kelulusan sebentar lagi sudah didepan mata dan bahkan setiap masuk kelas tidak ada lagi yang membuat ia tertawa, riang setiap paginya. Suasana ini lah yang seharusnya clara hindarkan, tetapi semakin dia hindarkan semakin muncul kegundahan yang ia rasakan saat ini. Serasa tidak berguna lagi hidup ini, kalau tanpa mereka. Sehingga ia termenung diatas kursinya dengan memandang pena sebagai pusat fokusnya  mengapa harus dia yang menghadapi masalah ini? Tak lama perlahan siswa-siswi mulai masuk kekelas masing-masing, karena bel sudah berbunyi si Jennie baru hari pertama itu ia datang lambat dan bahkan tidak masuk. Clara pun melihat sekilas kearah mejanya, serasa tidak ada special lagi baginya jikalau teringat yang kemarin. Hari ini yang akan masuk kedalam kelas mereka ibu Angel, dengan beliau setelah berdoa sebelum belajar dimulai beliau bertanya siapa yang tidak hadir hari ini? Semua siswa pada melirik kekiri kekanan dan kebelakang untuk melihat siapa yang mejanya kosong, ternyata mejanya Jennie. Iqbal baru teringat kalau Jennie sekarang sedang sakit jadi dia lah yang bilang ke ibu angel siapa yang tidak hadir.

"Jennie bu... dia sekarang sedang sakit." Ujar Iqbal sambil melirik kearah Clara.

Pas ia lapor ke beliau, wajahnya clara hanya datar seperti tidak ada perhatian lagi. Iqbal kecewa padanya kali ini, sebenci-bencinya kita dengan sahabat sendiri rasa peduli itu jangan dihilangkan sedikitpun dari diri kita karena setiap manusia memiliki rasa peduli sama siapa pun. Serasa Iqbal ingin menceritakan padanya kalau sekarang Jennie sedang berada di UGD, tetapi dia masih memikirkan Kelvin. Kenapa? Iqbal ada janji dengannya tidak akan mendekati Clara lagi, tapi ini harus ia ceritakan dengan Clara keadaannya Jennie sekarang. Tak lama mereka mencatat kisi-kisi ujian matematika kelulusan tahun kemarin, bel istirahat pun berbunyi. Catatannya di instruksi oleh beliau ke bendahara untuk memperbanyakkan kisi-kisi tersebut, karena kalau ditulis lumayan banyak dan banyak juga terbuang waktu hanya mencatat ini. Jadi lebih baik difotokopi saja, karena ujian kelulusan sudah semakin dekat. Akhirnya mereka menyetujui instruksi dari beliau dan secara perlahan-lahan mereka keluar menuju kantin seperti biasanya tertinggal clara karena ia sangat lambat kalau merapikan apapun itu dan Iqbal tetap setia menunggunya meskipun ia belum peka terhadap rasa yang diberikan oleh Iqbal.

"Clara tunggu,,.. boleh gue minta waktu Lo sebentar karena ada yang perlu gue bicarain, pliis ini penting banget.." memohon.
"yaudah bicara aja disini." Jawabanya gak seperti dulu lagi
"tapi gue minta bicaranya di taman aja. Gak enak sama yang lain."

Hanya sebagian saja yang keluar dari kelas, ada yang menuju ke kantin dan bahkan ada yang bermain dilapangan.

"yaudah deh, terserah Lo.."

Akhirnya dia mengajak clara ke taman untuk menceritakan keadaan yang sedang menimpa pada jennie. Mereka pun duduk dibangku taman, serasa ingin mengulang kembali curhat seperti dulu dibangku taman tapi bukan di sekolah diluar sekolah. Akan tetapi suasana ini bukan untuk mengulang kembali seperti dulu, tetapi tujuannya ada iqbal bakal menceritakan kejadian yang menimpa pada Jennie.

"yaudah Lo mau bicara apa tadi? Gak usah pake basi-basi lagi."
"Ra, gue minta Lo peduli kali ini aja kalau Jennie sekarang sedang berada di ruangan UGD. Jadi gue mohon sama Lo kali ini aja, Lo pulang bareng gue kita pergi ke rumah sakit menjenguknya."

Rainbow In My Love (Completed) Where stories live. Discover now