Part 19

10 6 0
                                    

AR

D ia pegang perlahan tangannya Jennie dengan lembut, sampai tetesan air matanya jatuh ketangannya Jennie. Tak bisa ia membangunkannya karena dia merasa tidak sanggup untuk mengeluarkan kata maaf dari bibirnya Clara, tak lama ia menunggu sahabatnya siuman dari kritisnya seorang mama Jennie beranjak dari sofa yang tidak jauh menuju ke tempat berdirinya Clara dan beliau juga ikut sedih karena sejak mereka berdua tidak berteguran, hidup Jennie serasa monoton selain itu juga dia sering tidak makan kalau pulang sekolah bahkan tahan sampai malam. Beliau sungguh khawatir dengannya takut ia terkena penyakit. Clara langsung memeluk beliau.

"maafkan Clara tante,.. clara yang salah, yang tidak menjaga dia tante." Semakin tak tertahan ia membendung air matanya.
Suasana yang hening itu, berubah dengan isakan air mata yang sulit bibir ini mengeluarkan kata-kata untuk bisa kembali lagi seperti dulu. Iqbal langsung mengusap air matanya Clara, dengan lembut. Dan Clara langsung memeluk erat Iqbal dengan sebuah ucapan kecil, yang belum pernah ia keluarkan.

"bal,,... Iam so sorry because my heart just for you and may I be honest?" melepaskan pelukan eratnya.

Dia hanya terdiam membungkam seribu kata saja, tidak menjawab pertanyaan aneh dari bibirnya Clara barusan. Ia hanya mengalihkan pandangan darinya, tetapi Clara memaksanya untuk menatap matanya dengan focus.

"Iqbal,.. face to face, please. Walaupun hati Lo sudah ada hati yang lain, gue tetap sayang sama Lo. Gue harap Lo jangan pergi dari hidup gue."

Dia menghela nafas, dengan gentle ia harus mengatakan sebenarnya pada Clara.

"hati gue sampai sekarang belum ada yang mengisinya, meski Lo kemarin dengan laki-laki lain gue tidak menyerah begitu saja mengejar cinta Lo. Gue yakin cinta sejati itu pasti ketemu kapan aja dan gue sudah belajar dari sahabat Lo Jennie."Sambil melirik Jennie yang melebarkan sebuah senyuman bahagianya.

Clara terdiam dan langsung memeluk erat, seakan tidak ingin melepaskan dia lagi. Jennie angkat bicara dengan mamanya untuk melihat mereka udah bersatu lagi.

"ibu, liat mereka.. :)"
"iya sayang..ibu terharu melihat mereka."

Clara melepaskan pelukan erat itu dan dia melihat Jennie sudah sadar. Jangan-jangan ia sudah sadar daritadi dan dia telah mendengar pembicaraan mereka barusan.

"Jennie......" memeluknya. "maafin gue yaaaa pliss.."
(Jennie mencandainya.)
"nggak gue gak akan maafin Lo.!"
Ia melepaskan pelukannya dengan heran sedangkan Iqbal tertawa kekeh melihat Jennie nge-prank si Clara.
"loh,, kok Lo udah kayk gitu sama gue?"
"it's prankkkkkk.."
"HAHAHAHAHH..." tawanya Iqbal
(Dia memajukan bibirnya..)
"liat nanti kalau Lo udah sembuh gue bales prank dari gue."
"hahaha.... Yeaa berhasil."
"tante, liat dia tan..."

Mamanya Jennie ikut menertawakannya, suasana yang hening tadi berubah seperti dulu lagi. Dia bisa melihat Jennie tertawa dan tersenyum lagi dan tawa senyumnya tidak pernah berubah dari dulu, selalu membuat hatinya Clara bahagia tanpa syarat. Ditengah mereka tertawa bahagia, tiba-tiba ada suster dan dokter yang masuk ke ruangan ini untuk mencek keadaan Jennie sekarang dan memasang kembali botol infus yang kedua kalinya. Pas di cek ternyata lambungnya Jennie kena mag, betapa khawatir mamanya karena beliau takut, takut terjadi apa-apa dengan putri semata wayangnya.
Tetapi ada Clara selalu mensemangati mamanya biar pikiran beliau tenang dan ia akan selalu menjaganya disini, walaupun berat rasanya Clara tetap selalu memberikan sebuah senyuman manis ke sahabatnya sendiri biar Jennie semangat menjalani cobaan yang menimpanya. Setelah di cek dan dipasang botol infus yang kedua, dokter dan suster pun pergi izin keluar dari ruangan tersebut. Sebelum dokter izin, beliau ada beri pesan kalau pasien jangan diberi makanan atau minuman yang bersifat asam karena dinding lambungnya kena. Jadi, Clara mengambil sepotong buah apel lalu ia kupas dan disuapnya kemulut Jennie. Saat tangannya Clara yang langsung menyuap kemulut Jennie untuk pertama kalinya, ia merasa bahagia sekali karena tak dapat lagi ia temukan sahabat kecil seperti Clara.

"terimakasih ya ra, seandainya gue pergi dari dunia ini gue akan selalu ingat semua orang yang sudah setia disamping gue. Saat gue lagi sakit atau lagi senang seperti ibu, ayah, Clara dan bahkan Iqbal..."
"hey...... kok Lo ngomong kayak gitu, semangat dong.." menyuapkan lagi potongan yang kedua.
Ibunya meneteskan air mata secara dalam di sofa, ketika mendengar ucapan seorang putrinya barusan.
"semangat dong Jenn,.. liat tu ibu kamu sedih dia jadinya..." ujar Clara
"ibu ngapa sedih? Aku bahagia kok bu disini, yang penting ada ibu, ayah dan sahabat-sahabat dekatku." Melebarkan senyuman ikhlasnya ke sekelilingnya.

Terpaksa beliau mengalihkan tangisan seorang ibu ke anak, biar dia tidak perlu khawatir dengan ibundanya. Beliau berharap jangan sampai putri semata wayangnya yang sedih, cukup ibunya saja yang menopang air mata beliau dan bermunajat disini demi kesembuhan putrinya.

"nggak kok, ibu gak sedih. Ibu bahagia juga kok melihat kamu bisa senyum seperti ini." Sambil mengusap air mata beliau.

Dia semakin tersenyum lebar melihat sekelilingnya bahagia. Dan ia yakin mereka berdua (Iqbal & Clara) pasti akan bahagia di hari nanti, Jennie selalu mendoakan yang terbaik buat sahabatnya walaupun ia nanti tidak ada lagi disisi mereka. Entah kenapa, Jennie sekarang sudah ngomong aneh seperti itu membuat mereka semua risau dengan keadaannya dan belum siap untuk menerima kenyataan nanti. Tetapi Clara tetap menyemangatinya biar sahabatnya itu, tidak kepikiran kemana-mana. Tak terasa waktu sudah malam, sudah seharusnya Clara pulang Karena dari pulang sekolah tadi belum ada izin sama orangtuanya.

"Jenn,.. gue pulang dulu yaaa, soalnya udah malam juga. Besok kami kesini lagi pulang sekolah."
"yaudah. Tapi Lo pulang sama Iqbal kan?"
(mengangkat kedua bahunya) "kalau dia mau disini, yaudah gue naik Grab aja...."
Jennie tidak tega melihat Clara kalau ia bakal pulang malam sendiri, jadi ia panggil Iqbal untuk mengantarnya.
"Bal?"
"iya,.." mengalihkan dari handphonenya "ada apa?"
"kebetulan udah malam, Clara harus pulang dan gue gak tega melihat dia pulang sendirian. Jadi gue minta Lo temanin dia, bisa kan?"
"pulang gue hari ini atau tidak tergantung Claranya..." mengkedipkan mata kearah Clara
"heh,, kok gue? Kalau Lo mau disini yaudah gue pesen grab aja."
"gitu aja ngambek, ya udah kita pulang dulu ya Jenn. Tante, om kita pulang dulu yaaa" mereka mensalamin kedua orangtuanya Jennie.

Mereka pun keluar dari kamar rawatnya, hati Jennie sangat ikhlas menerima semuanya demi kebahagiaan sahabatnya. Walaupun di hatinya masih ada Iqbal, tetapi ia harus merelakannya untuk sahabatnya sendiri. Karena orang yang ada dihatinya Jennie, sudah saling menyukai dengan sahabatnya yaitu Clara.

"Sejahat-jahatnya orang dulu ke kita dan dia kembali ke kita lagi, jangan pernah membalas menyakiti perasaannya. Karena rasa dendam itu yang menghacurkan hubungan."
Arqueen Story

Rainbow In My Love (Completed) Where stories live. Discover now