Prolog

205K 10.1K 299
                                    

"Semesta memang menakdirkan kita bersama. Meski kau berusaha untuk pergi sejauh mungkin dari gapaianku, jika sudah berjodoh ya akan tetap berjodoh."

~Muhammad Ali Al-Fikri~

-
-
-

"Kau merawat sayapku yang terluka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Namun, di  saat sayapku sudah sembuh, mengapa kau begitu tega meninggalkanku seorang diri hingga aku tak bisa melihat wajahmu kembali? Ya, bagaskaraku hilang bagai ditelan bumi."

~Nayanika Adzkia Talita~

-
-

Seorang gadis kecil berusia 7 tahun menangis seorang diri di bawah pohon rindang sembari menyembunyikan wajah di antara kedua lututnya.

Hatinya benar-benar terasa sangat sakit kala dirinya tidak dipedulikan oleh sang papa. Papanya terlalu hanyut dalam kesedihan atas meninggalnya Amira—wanita yang tak lain adalah mama gadis kecil itu.

"Walaupun Nay punya Papa, tapi Papa nggak sayang sama Nay. Nay kangen sama Mama, kenapa Mama pergi secepat itu? Kenapa Mama tega ninggalin Nay sendirian di sini?"

"Kenapa kamu nangis?" Suara seseorang berhasil mengambil alih perhatian gadis yang bernama Nayanika Adzkia Talita atau yang biasa dipanggil Naya.

Naya mendongakkan kepala dan mendapati seorang anak laki-laki berdiri di hadapannya dengan wajah penuh tanda tanya.

"Aku nggak papa," balas Naya singkat. Lagi pula ia tidak mengenal anak lelaki di hadapannya ini, jadi untuk apa ia mengatakan masalahnya pada anak lelaki itu.

"Bohong, aku tau kamu lagi sedih. Kalau ada masalah, cerita aja sama aku. Aku mau kok dengerin cerita kamu."

"Aku nggak mau cerita!" Suara Naya naik beberapa oktaf.

"Ya udah kalau nggak mau cerita, aku nggak maksa." Jeda beberapa detik sampai akhirnya ia kembali berucap, "Ada orang jualan es krim di sana, kita beli es krim yuk."

"Tapi aku nggak punya uang buat beli es krim, Papa nggak ngasih aku uang," lirih Naya.

"Gampang, aku bawa uang. Ini cukup buat beli dua es krim."

Wajah Naya yang tadinya tampak sedih langsung terlihat sumringah saat mendengar perkataan anak lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya itu.

"Beneran?" tanyanya memastikan.

"Iya bener. Ayo kita ke sana. Duduk di bangku taman sambil makan es krim jauh lebih menyenangkan dibandingkan duduk sendirian di bawah pohon sambil nangis," papar anak yang usianya lebih tua lima tahun daripada Naya itu.

Naya mengangguk semangat. "Ayo."

Mereka berdua pun berjalan mendekati penjual es krim keliling.

"Pak, beli es krimnya 2 ya."

Setelah mendapatkan es krim yang diminta dan keduanya sudah duduk di bangku taman, anak lelaki itu memberikan satu es krimnya pada Naya. "Ini buat kamu. Udah, jangan sedih lagi ya."

"Makasih banyak. Padahal kita belum saling kenal, tapi kamu baik banget sama aku." Naya berucap demikian seraya memakan es krim dengan perasaan bahagia.

Tak lama kemudian, anak lelaki itu menepuk jidatnya lantaran lupa akan suatu hal. "Ya ampun, gawat."

Naya menolehkan pandangan ke samping. "Loh kenapa?"

"Aku harus cepet-cepet pulang, soalnya hari ini kedua orang tua aku bakalan ngirim aku ke pondok pesantren." Ia bangkit dari duduknya. "Aku pergi ya, aku seneng bisa ketemu sama kamu."

"Apa kita bisa bertemu lagi?" Naya tampaknya enggan ditinggal pergi oleh teman barunya.

"Jika Allah ngizinin kita berdua buat bertemu suatu hari nanti, kita berdua bakalan bertemu lagi. Tapi kalau Allah nggak ngizinin kita berdua buat bertemu suatu hari nanti, ya kita berdua nggak akan bertemu lagi." Kemudian ia melesat pergi begitu saja dari hadapan Naya.

"Hei, tunggu! Siapa nama kamu?! Kita belum berkenalan!" teriak Naya sekuat tenaga, ia berharap anak lelaki itu mendengar teriakannya.

"Nama aku Ali!"

Senyum di wajah Naya langsung mengembang sempurna. "Ternyata namanya Ali." Walau tak tahu nama panjangnya, setidaknya ia mengetahui nama anak lelaki itu.

"Ya Allah, semoga aku bisa ketemu lagi sama Ali."

Halo, masih ada-kah yang nyimpen cerita ini di perpustakaan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo, masih ada-kah yang nyimpen cerita ini di perpustakaan?

Maaf ya aku sempet unpub cerita ini dua kali. Jujur, aku kurang sreg sama alurnya, jadi aku ubah alurnya. Dan sekarang, aku bakalan nyelesain cerita ini alias nggak bakal di-unpublish lagi, heheh

Gimana sama prolognya?

Semoga kalian suka dengan cerita Dear Mas Ali versi terbaru

Jangan lupa vote, komentar, dan masukkan cerita ini ke library kalian ya.

Aku bakalan publish satu per satu lagi bab cerita Dear Mas Ali ya. Oh ya, novel Dear Mas Ali bakalan ada PO kedua. Yang belum beli novelnya waktu PO pertama, bisa nih belinya di PO kedua. Nabung mulai sekarang ya😍🔥

Dear Mas Ali (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now