15. Minta Balikan

56.9K 5.4K 817
                                    

Yang nunggu cerita ini up, coba angkat mantan kalian^^

Makasih buat yang udah vote sama spam komen di chapter sebelumnya

Jangan lupa vote sama komen juga ya di chapter ini. Komen yang banyak, kalau bisa di setiap paragraf. Terima kasih

Happy reading❤️
________________________________________

Naya merapatkan kedua bibirnya. Sungguh, ia bingung harus menjawab apa. Di satu sisi ia sadar jikalau dirinya sudah memiliki suami, namun di sisi lain ia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia memang masih mencintai Rio—mantan kekasihnya itu.

"Nay, kasih kesempatan buat gue sekali aja. Please." Rio menatap dalam kedua netra Naya. Dari tatapan tersebut, Naya bisa melihat keseriusan, tak ada kebohongan, pun sepertinya Rio tidak main-main.

Naya melirik ke arah Melisa, Melisa yang mengerti arti dari tatapan sahabatnya tersenyum penuh arti. Ia pun berdeham kecil, mencoba mengalihkan perhatian Rio.

"Maaf-maaf aja nih ya, Mas Rio. Sekarang Naya udah punya pawang." Melisa berucap demikian sembari menarik satu sudut bibirnya, ia tersenyum sinis.

Sontak kedua alis Rio langsung bertaut heran begitu mendengar ucapan Melisa barusan. Naya sudah mempunyai pawang? Apa maksudnya?

"Lo ngomong apa si, Mel?! Bercanda lo nggak lucu! Jangan macem-macem ya sama gue!" Ia menggeram marah, tentu saja karena ia tidak terima jikalau apa yang dikatakan Melisa benar adanya.

"Heh, Ogep! Siapa yang bercanda? Gue nggak bercanda! Kalau lo nggak percaya, lo tanya sendiri aja sama Naya," ujar Melisa. Ah entahlah, suasana hatinya menjadi buruk ketika Rio berbicara dengan nada tinggi di hadapannya.

"Bangsat lo!" umpat Rio saking marahnya terhadap Melisa. Ia pun mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan, mencoba menetralisir amarah yang kini menguasai dirinya.

Beberapa menit kemudian, Rio kembali menolehkan pandangan ke arah Naya. "Lo udah punya cowok lain, Nay? Lo udah lupain gue? Segampang itu lo lupain gue?"

"Ya iyalah, gampang buat Naya ngelupain orang begajulan kayak lo, apalagi sekarang suam ...."

"Melisa!"

Ketika Melisa hendak mengatakan yang sebenarnya pada Rio bahwa Naya sudah mempunyai suami, namun Naya mencegahnya, alhasil Melisa tidak jadi mengatakan kebenaran tersebut.

"Suam apa?" tanya Rio tak mengerti. "Suami maksud lo?"

Lantaran telah mendapat tatapan mematikan dari Naya, Melisa langsung mengangkat kedua bahunya saat Rio bertanya demikian.

"Gue belum punya suami! Jangan ladenin Melisa, dia emang suka ngaco ngomongnya," ucap Naya tiba-tiba.

Mendengar ucapan Naya barusan, Rio mengembuskan napas lega. "Gue kira lo beneran udah punya suami, Nay."

"Eng–enggaklah. Umur gue masih 20 tahun, gue pengen nikmatin masa muda gue dulu. Kalau udah cukup umur, baru deh nikah." Semua perkataan yang keluar dari mulut Naya mengandung kebohongan belaka.

Jujur, Naya tidak ingin semua orang tahu jikalau dirinya sudah menikah dengan lelaki macam Ali. Ia malu, sungguh ia sangat malu memiliki suami alim, tidak pernah mabuk-mabukan, tidak pernah ikut balapan motor, dan tidak pernah masuk ke club malam seperti Ali.

Ali benar-benar lelaki yang tidak kece dan tak pantas untuk menjadi pendamping hidupnya.

"Nanti nikahnya sama gue, iya kan?" Riko mengulum senyum manis ke arah Naya seraya menaik turunkan kedua alisnya.

Dear Mas Ali (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now