3. Di sekap

456 46 2
                                    

Chapter 3

Happy Reading

Perjalanan itu terasa menyiksa dan panjang. Tubuh Lisa dilempar begitu saja dengan kasar oleh bodyguard Sehun kedalam bagasi dan dikunci dari luar.

Lisa berusaha menendang, berteriak, meronta. Tetapi akhirnya dia kelelahan dan kehabisan oksigen. Menyadari bahwa ruang bagasi ini begitu sempit dan pengap dengan asupan oksigen yang makin menipis.

Lisa terdiam, menenangkan detak jantungnya yang berdebar keras. Campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu akan dibawa kemana kah dirinya?

Lama sekali Lisa menunggu, sampai akhirnya mobil itu melambat. Terdengar suara pintu gerbang yang berat dibuka, lalu mobil itu melaju lagi. Melambat, dan kemudian berhenti.

Suara pintu mobil dibanting. Dan syukurlah ada gerakkan yang membuka pintu bagasi. Lisa bersiap melompat dan menyerang siapa saja yang membuka pintu bagasi itu lalu kabur. Ah ya tuhan, semoga semudah itu.

Pintu bagasi terbuka sedikit, dan secercah cahaya masuk melalui celah yang hanya dibuka sempit.

"Lalisa," itu suara Sehun dan lelaki itu memanggil namanya.

Wajah Lisa langsung pucat pasi. Lelaki itu sejak awal sudah tahu penyamarannya?

"Aku akan membuka pintu bagasi ini. Tapi kau harus berjanji, untuk bersikap tenang dan tidak memberontak."

Ada seberkas senyum disuara Sehun. Kurang ajar, dan lelaki itu pasti dari tadi sudah mentertawakan kebodohannya!

"Kau ada di rumahku dan perlu kau tahu. Para pengawalku sangat tidak ramah, kusarankan kau turun dengan sikap penurut dan tenang. Demi dirimu sendiri, karena para pengawalku mungkin akan melukaimu kalau kau bertindak bodoh." ucapnya.

'Rumah Sehun?'

Lisa memejamkan matanya frustasi. Dari informasi yang dia dapatkan, rumah Sehun terletak diatas tanah begitu luas dikawasan elit pinggiran kota. Rumah itu dipagari dengan pagar tinggi disekelilingnya dan setiap akses masuk dijaga oleh pengawal-pengawal Sehun.

Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke area ini tanpa sepengetahuan Sehun. Begitupun, tidak akan ada orang yang bisa keluar dari rumah ini tanpa seizin Sehun.

"Bagaimana Lisa? Apakah kau berjanji untuk bersikap baik, dan aku akan mengeluarkanmu secara manusiawi. Atau kau memilih untuk bertindak bodoh, lalu aku mungkin akan mengikatmu dalam karung dan kusekap digudang," suara Sehun dari luar menyadarkan Lisa dari lamunannya.

"Kenapa kau membawaku kemari?" ucap Lisa penuh keberanian.

Terdengar suara Sehun yang terkekeh diluar sana.

"Menurutmu kenapa Lisa? Apa kau pikir aku semudah itu diracuni di tempat umum? Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa selama ini kau mengendus-endus mencari kesempatan untuk membalaskan dendammu?" suara Sehun terdengar dekat.

"Kau sudah bermain api," bisiknya.

"Sekarang, saatnya kau untuk terbakar." lanjutnya

Pintu bagasi itu tiba-tiba terbuka dan Lisa belum siap meronta. Lagipula, percuma meronta. Di belakang Sehun yang berdiri dengan pongahnya, ada beberapa bodyguard bertubuh kekar bertampang seperti batu.

Melihat tampang dan penampilan mereka, Lisa tahu mereka tidak akan segan-segan melukainya. Kalau Lisa berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakai majikan mereka.

Sehun mundur selangkah, lalu mengulurkan tangannya setengah membungkuk.

"Silahkan tuan putri, biarkan aku membantumu keluar." ucapnya mengejek.

A Devil's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang