21. Membaca

345 58 15
                                    

A Devil's Love😈

Happy Reading...


Kebebasan keluar masuk kamar ini dinikmati oleh Lisa sepenuhnya. Dia memang masih bermaksud pergi, tapi tidak sekarang, ia masih trauma akan kejadian itu. Setidaknya dia di rumah ini aman. Kai masih mengawasinya diam-diam ketika dia mondar-mandir keluar kamar, terutama ketika dia berjalan-jalan di taman. Tetapi Lisa belajar untuk mengabaikannya.

Sore itu suasana rumah sangat sepi dan Lisa berjalan menelusuri area lantai satu rumah itu. Rumah itu sangat luas dengan lorong-lorong yang tidak tahu akan menuju kemana, sepertinya tidak cukup satu hari untuk menjelajahi keseluruhan rumah itu. Lisa berhenti di sebuah pintu yang terbuka dan sedikit mengintip. Dia terpesona menemukan rak-rak tinggi yang memenuhi dinding-dindingnya, penuh dengan buku.

Dengan bersemangat Lisa memasuki ruangan itu dan berdiri terkagum-kagum sambil mengamati buku-buku di dalam rak itu. Sehun rupanya penggemar buku sastra klasik, berbagai bacaan tampak menggoda siap untuk dinikmati.

"Kau sepertinya suka membaca." suara Sehun mengejutkan Lisa, dia menoleh dan saat itu dia menyadari kalau Sehun duduk di sudut ruangan.

Di meja kerjanya yang besar dan mempelajari berkas-berkas perusahaannya, lelaki itu menatapnya dengan mata cokelat yang tajam.

Dengan angkuh Lisa mendongakkan dagunya, "Ya. Aku suka membaca, tetapi buku-buku mahal disini termasuk yang tidak bisa kubeli." ucap Lisa sambil mengernyit.

"Kau boleh membaca disini." Sehun menawarkan tampak berbaik hati.

Tetapi Lisa merasakan ada sesuatu disana, sesuatu yang sedikit berbeda dan menakutkan baginya. Ketegangan seksual yang menyesak ruangan ini tampak terasa begitu tidak nyaman dan meskipun tawaran Sehun terasa begitu menggoda, Lisa tidak berani.

"Aku tidak akan mengganggumu." Sehun mengangkat alisnya melihat Lisa tampak ragu-ragu.

"Aku tidak akan mengganggumu, Lisa." lelaki itu bahkan mengulang kata-katanya, "Aku bahkan tidak akan berdiri dari kursi ini." ucap Sehun.

Lisa menatap Sehun curiga,

"Tidak bisakah aku pinjam buku-buku ini dan membawanya ke kamarku?" ucap Lisa.

Sehun menggelengkan kepalanya.

"Oh tentu saja bisa," gumam Sehun dalam hati.

Tetapi dia akan kehilangan kenikmatan menggoda Lisa. Dia ingin Lisa terpaksa berada di ruangan ini, bersamanya.

"Tidak bisa, buku-buku itu mahal. Aku tidak yakin kau akan menjaganya dan tidak merusaknya." ucap Sehun.

Kata-kata Sehun terasa menyinggung Lisa, jangan-jangan Sehun bahkan menyangka kalau Lisa ingin mencuri buku-buku mahalnya.

Kurang ajar lelaki itu. Tetapi ajakan Sehun untuk membaca buku di ruangan yang sama begitu menggoda. Lelaki itu jelas-jelas menentangnya, menyadari betapa besarnya ketegangan seksual di antara mereka dan memaksa Lisa menunjukkan diri apakah akan menjadi pengecut ataukah berani menghadapi Sehun.

Lisa sedikit menghentakkan kakinya dan melangkah mendekati sofa, di ambilnya salah satu buku di rak itu dan dia duduk, berusaha tampil nyaman disana.

Sehun tersenyum, gadis itu jelas-jelas ingin menentangnya. Kehadiran Lisa di ruangannya menarik perhatiannya, dia bahkan tidak tertarik lagi akan pekerjaan di mejanya. Dilipatnya kedua tangannya di meja dan dia mengamati Lisa yang sedang berakting membaca itu dengan intens.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Lisa akhirnya mencetuskan yang ada di dalam pikirannya. Sehun sudah sejak berapa menit lalu hanya duduk menatapnya. Lelaki itu memang tidak mengganggu, bahkan lelaki itu sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya.

Tetapi pandangan matanya yang intens dan penuh gairah itu terasa sangat mengganggu. Membuat seluruh saraf tubuh Lisa mengejang kedalam gelenyar panas yang membuat suhu ruangan ber-AC itu tiba-tiba terasa panas.

"Aku hanya ingin mengetahui seberapa jauh kau akan pura-pura berakting membaca. Setelah itu mungkin kau menyadari betapa besarnya ketegangan seksual di antara kita." ucap Sehun dengan tenang, tidak bergeser sedikitpun dari tempat duduknya. Tettapi tampak begitu mengancam.

Pipi Lisa memerah mendengar perkataan Sehun itu, dengan marah dibantingnya buku itu ke sofa dan berdiri, "Kurasa sebaiknya aku pergi." ucap Lisa.

"Takut, Lisa?" Sehun bergumam dengan nada mencemooh,

"Kau takut kalau kau akan menyerah dalam pelukanku ya? Aku tadi menawarimu disini, ingin melihat seberapa jauh kau berani berdua saja bersamaku di dalam satu ruangan. Ternyata kau lari ketakutan seperti kelinci yang akan di mangsa." ucap sehun.

"Oh ya?" tatapan Sehun kepadanya memang seperti elang yang memangsa kelinci buruannya. Lisa merasa sewajarnya dia ingin menyelamatkan diri. "Aku akan keluar dari sini." ucap Lisa.

"Kau memang harus keluar dari sini. Karena kalau tidak, pilihanmu hanya satu. Berbaring di ranjangku." ucap Sehun.

"Itu hanya ada dalam mimpimu." Lisa setengah berteriak, berlari ke pintu dan membantingnya keras-keras. Masih terdengarnya tawa Sehun yang mengiringi kepergiannya.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━


"Lisa." suara Sehun mengagetkan Lisa yang sedang termenung di balkon. Balkon yang sama tempat dia di lempar Sehun dengan cara mengerikan ke kolam di bawahnya beberapa waktu yang lalu.

Lisa menoleh dan mendapati Sehun yang berdiri di ambang pintu balkon, menatapnya dengan tenang. Lelaki itu sepertinya baru pulang dari tempat kerjanya.

Lisa tidak tahu, karena di balkon ini pemandangannya hanyalah halaman belakang dan kolam renang yang luas.

"Kenapa kau berdiri di balkon malam-malam begini?" Sehun mengernyit dan mengamati hujan rintik-rintik yang turun makin deras, bahkan airnya mulai ber cipratan membasahi Lisa yang memang berdiri sambil menatap halaman di bawah.

Sejak Lisa di bebaskan, inilah pertama kalinya dia bisa menikmati hujan secara langsung. Dulu ketika dikurung di kamar putih, Lisa hanya bisa menikmati hujan di jendela tanpa menyentuhnya. Sekarang bisa merasakan percikan air membasahi tubuhnya terasa begitu luar biasa untuknya.

"Aku sedang menikmati hujan." Lisa membalikkan tubuhnya membelakangi Sehun, mencoba mengacuhkan lelaki itu.

"Kau akan membuat dirimu sendiri sakit." ucap Sehun mulai menggeram, tampaknya lelaki itu menahan marah.

Lisa menoleh lagi dan menatap Sehun dengan menantang,

"Entah apa yang kau katakan tentang memberikan kebebasan padaku itu bohong, atau kau memang suka mengatur-ngatur dan menggangguku. Aku bisa mengurus diriku sendiri dan kuharap kau tidak mengganggu." ucap Lisa.

"Oke." tatapan Sehun kepada Lisa terasa membakar di suasana hujan yang begitu dingin.

"Terserah, silahkan buat dirimu sendiri sakit. Aku harap kau tidak merepotkanku nantinya." ucap Sehun.

Lelaki itu membalikkan badan. Tetapi setelah beberapa langkah, dia memutar tubuhnya kembali dan menatap Lisa.

"Setelah kau siap, aku ingin bicara denganmu." ucap Sehun.

"Tentang apa?" Lisa mengernyitkan kening, mulai merasa terganggu dengan interupsi-interupsi dari Sehun. Dia sedang ingin menikmati hujan dan lelaki itu tampaknya selalau muncul di saat yang tidak tepat dan mengucapkan kata-kata yang tidak tepat pula.

"Nanti, ini mengenai tentang ulang tahunmu yang ke dua puluh dua." ucap Sehun.






Kira-kira Sehun mau ngomong apa yah?

Btw, Makasih buat kalian yang selalu stay sama Fanfiction ini. Sayang deh sama kalian semua.

Maaf juga baru update sekarang, soalnya author juga punya kesibukan sendiri. Nanti bakal diusahain update seminggu sekali, tapi gak janji yah😅

Vommen-nya janlup dong, sayyy 😘
Biar authornya juga semangatt

See u all...

A Devil's LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ