17. Khawatir

368 62 6
                                    

Tenang, part ini aman dari 18+😂

Happy Reading all...

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Sehun masuk ke kamar Lisa, hanya selang beberapa menit setelah dokter Chen pergi dan Lisa senang karenanya, itu berarti Sehun tidak mendengar percakapannya dengan dokter Chen tadi.

"Bagaimana keadaanmu?" Sehun menatap Lisa tajam tanpa senyum.

Ketika Lisa menatap sehun, mau tak mau kenangan percintaan mereka semalam berkelebatan di benaknya. Ia tak tahan akan semua bayangan erotis itu, Lisa memalingkan mukanya, "Bukan urusanmu." ucap Lisa.

"Lisa,"  Sehun memanggil namanya dengan nada jengkel, "kau harus cepat sehat supaya aku bisa membawamu pulang, disini tidak aman." ucap Sehun.

"Kau yang diincar oleh musuh-musuhmu, kenapa aku yang harus repot?" ucap Lisa marah dengan tatapan berapi-api. Sehun membalas tatapan Lisa tak kalah tajam.

"Karena kau adalah kekasihku dan dakcal sedang mengincar kita berdua." ucap Sehun.

"Dakcal? Siapa yang mau menyandang nama sebegitu mengerikan?" ucap Lisa sambil mengernyitkan alisnya bingung.

"Dakcal adalah pembunuh bayaran yang disewa oleh musuhku," Sehun melirik buku jarinya yang memar, yang kemarin dipakai menghajar Suho habis-habisan.
Sampai lelaki itu terkapar penuh darah, bahkan sudah tak mampu lagi meminta ampun kepadanya.

"Dia selalu membunuh siapapun yang menjadi targetnya dan kemarin kita baru lolos dari kecelakaan yang direncanakan oleh dakcal. Psikopat itu tidak akan berhenti sebelum dia berhasil membunuh kita berdua," ucap Sehun serius.

Bulu kuduk Lisa meremang, orang bernama dakcal ini terdengar begitu  mengerikan.

"Kau tidak aman disini Lisa," ucap Sehun sambil mengacak rambutnya frustasi,

"Tidak ada seorangpun yang pernah melihat dakcal, tidak ada yang tahu dia lelaki atau perempuan, dia bisa menjadi siapapun. Bahkan saat ini aku tidak bisa mempercayai para pengawal-pengawalku sendiri, kecuali Kai. Disini keadaanmu sangat risihkan? di ruamahku kau akan aman," dengan tercenung Sehun mengawasi Lisa.

"Kurasa kau sudah cukup sehat untuk pulang, nanti malam aku akan mengurus kepulanganmu dari rumah sakit ini. " ucap Sehun.

Kalau dia pulang, maka kesempatannya untuk melarikan diri akan menguap begitu saja, pikir Lisa panik. Dia tidak boleh pulang ke rumah itu! Dengan imflusif Lisa memegang kepalanya, pura-pura kesakitan.

"Kenapa Lisa?" Sehun langsung bertanya cemas.

"Kepalaku...kepalaku..." Lisa mengerang berusaha sebaik mungkin untuk terdengar sakit.

"Dokter!" Sehun memanggil setengah berteriak dan dokter Chen kebetulan ada di dekat situ langsung masuk dengan cemas,

"Ada apa tuan Sehun?" tanya dokter Chen.

"Dia kesakitan!" suara Sehun meninggi, "kupikir kondisinya lebih baik sehingga besok dia bisa pulang. Tetapi dia kesakitan, kenapa dia kesakitan? Kau bilang lukanya akan membaik." ucap Sehun.

Dengan cepat dokter Chen menangkap isyarat mata Lisa dan membaca situasi, dia berdehem mencoba terdengar serius.

"Seperti yang saya bilang, kondisinya masih belum stabil tuan Sehun, kadang dia tampak baik. Tapi kadang goncangan sekecil apapun bisa membuatnya kesakitan. Saya menganjurkan anda untuk tidak membawanya pulang dulu, atau kesembuhannya akan terhambat." ucap dokter Chen.

Sehun tercenung dan menatap Lisa frustasi, "oke. Sembuhkan dia dulu!" ucap Sehun dingin.

Lisa mendesah lega dalam hati, kesempatannnya untuk melarikan diri masih ada.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━

Malam itu tepatnya jam delapan, jadwal pemeriksaan Lisa oleh dokter Chen. Lelaki itu datang tepat waktu, kali ini membawa perawat.

Ketika Lisa menyadari dokter Chen masuk kedalam ruangan, dia langsung terduduk tegak, waspada.

"Dokter!" ucap Lisa.

Dokter Chen memberi isyarat, menyuruh Lisa menutup mulutnya. Lalu mempersiapkan jarum suntik.

Yang tidak di sangka Lisa, ketika perawat itu sedang memeriksa infus Lisa, dokter Chen tiba-tiba menusukkan jarum suntik itu kedalam tubuh perawat itu. Dalam hitungan detik, tubuh perawat itu langsung ambruk tak sadarkan diri. Dokter Chen menopang tubuh perawat itu dan menyandarkannya di ranjang.

"Kau bisa bangun?" tanya dokter Chen cepat.

Lisa masih terpana akan kesigapan gerakkan dokter Chen, sampai kemudian dia sadar bahwa dokter Chen sedang bertanya padanya, dia langsung menganggukkan kepalanya.

"Bagus, bisakah kau menukarkan bajumu dengan baju perawat ini? Aku akan menutup tirai untuk memberimu privasi." ucap dokter Chen sambil menutup tirai dan menunggu di luar tirai.

Detik itu juga Lisa sadar, ini adalah rencana dokter Chen untuk melepaskannya!

Dengan sigap, melupakan bahwa kepalanya masih sakit, Lisa mencoba berdiri, dan ketika bisa dia langsung melepas pakaiannya dan menukarnya dengan baju perawat itu.

Setelah semua beres, Lisa memanggil dokter Chen yang segera mengangkat tubuh perawat yang masih pingsan itu dan membaringkannya di ranjang, lalu menyelimuti perawat itu.

"Kau harus bersikap biasa saja, jangan terlalu mencurigakan." ucap dokter Chen ketika Lisa memakai topi perawat di kepalanya, lalu mendekap papan pemeriksaan didadanya, "ayo," ucap dokter Chen.

Jantung Lisa berdegup kencang ketika dokter Chen membuka pintu.

Dua penjaga yang di tempatkan Sehun di pintu tampak sedang bercakap-cakap. Dokter Chen mengangguk kepada mereka dan mereka membalas dengan senyum.

Posisi tubuh dokter Chen menutupi tubuh Lisa sehingga tidak kelihatan, lalu dia menggiring lista menuju lorong meninggalkan pengawal itu jauh di belakang.

Ketika akhirnya mereka membelok di lorong tanpa ketahuan, Lisa menarik napas lega luar biasa. Dokter Chen mengajak Lisa setengah berlari ke tempat parkir, menuju kebebasannya.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━


Kai menyerahkan berkas-berkas itu kepada Sehun yang duduk di Sofa,

"Ini beberapa orang yang mungkin kita curigai." ucap Kai.

Sehun mengambil berkas itu dan membacanya, lalu membolak-baliknya.  Matanya terpaku pada salah satu foto di berkas itu,

"Kenapa dia bisa masuk kedaftar ini?" ucap Sehun.

Kai melirik berkas itu.

"Karena kami memfilter semua pegawai rumah sakit yang masuk kurang dari 3 bulan sebelum kejadian kecelakaan itu," ucap Kai.

Sehun mengernyit lama. Sebelum kemudian wajahnya menegang.

"Dia punya akses masuk keruangan Lisa, kita harus ke rumah sakit segera!" ucap Sehun.

Sehun meraih jasnya dan melangkah tergesa ke pintu di ikuti Kai. Pada saat bersamaan, pintu di sisi lainnya terbuka. Beberapa pengawal Sehun masuk dengan wajah panik dan nafas terengah.

"Tuan Sehun, Lisa melarikan diri dari rumah sakit." ucap salah satu pengawal Sehun.

Back lagi nih, everyone. Pa kabar? Semoga sehat selalu yah, readers tercinta.

Vomment-nya janlup dong, kawan.
Biar author juga semangat up-nya, see u

A Devil's LoveWhere stories live. Discover now