13. Dakcal

400 68 3
                                    

Happy Reading...

Sehun menggandeng tangan Lisa dengan formal ketika memasuki sebuah  restaurant Prancis. Sang kepala restaurant sendiri yang menyapa mereka  dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah di siapkan.

Sehun tampak akrab dengan kepala restaurant itu, dan Lisa melihat kepala restaurant, seorang lelaki Prancis dengan logat Prancis yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restaurant itu.

Dari informasi yang pernah didapat Lisa, ayah Sehun adalah orang Korea dan ibunya keturunan Prancis. Mungkin ini sebabnya Sehun lancar bahasa Prancis, meskipun itu bukan urusannya. Lisa cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Sehun.

Ketika kepala restaurant itu pergi, Sehun menarik kan kursi untuk Lisa dan duduk di depan Lisa.

"Restaurant ini milik ibuku," Sehun menatap kepergian kepala restaurant itu. "Franco adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restaurant ini seperti mencintai hidupnya." ucap Sehun.

Lisa terdiam menatap sehun. Orang tua Sehun juga telah meninggal, itu yang dia tahu. Tetapi entah kenapa, informasi tentang orangtua Sehun itu  tersimpan rapat, hingga tidak ada seorang pun yang bisa menggalinya.

Seorang pelayan datang dan Sehun memesan lagi dalam bahasa Perancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Lisa terpesona dengan tampilannya, Sehun menjelaskan bahwa makanan itu adalah limperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Di temani dengan cream, potongan jeruk citrus, dan roti baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.

Lisa menyuap untuk pertama kalinya dan mendesah, merasakan cream itu meleleh di mulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara rasa manis dan kelembutan yang nikmat.

Tak di sadarinya Sehun menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Sehun luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustasi luar biasa. Dia amat sangat ingin meledak di dalam tubuh Lisa.

"Kau menyukainya?" tanya Sehun dalam cahaya lampu yang temaram.

Sehun tampak lebih lembut. Garis kejam dibibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.

Lisa menganggukkan kepalanya. Dia memang sangat menikmati semua makanan disini, meskipun makanan di rumah Sehun tak kalah jauh enaknya dengan makanan di restaurant ini.

"Bagus," Sehun bergumam puas, lalu memanggil pelayan untuk menghidangkan hidangan penutup dan kopi, "Aku ingin gencatan senjata," ucap Sehun.

Lisa mengalihkan pandangan tertariknya pada hidangan penutup yang baru datang itu. Dan itu adalah cream brle, hidangan cantik dari krim yang dibakar di permukaan atasnya sehingga membentuk lapisan karamel renyah, tapi lembut di bagian bawahnya.

"Gencatan senjata?" ketika menyadari arti dari kata-kata Sehun, Lisa waspada sepenuhnya.

"Aku akan memperlakukanmu dengan baik, bukan sebagai tawanan. Tetapi sebagai kekasihku. Menurutku kita bisa menjalin hubungan kerja sama yang cukup baik," ucap Sehun.

Lisa tergoda.

Bukan...bukan tergoda menjadi kekasih Sehun. Tetapi tergoda dengan janji itu, bahwa Sehun tidak akan memperlakukannya sebagai tawanan, yang berarti melonggarkan keamanan ketat yang selama ini menjaganya.

Itu berarti kesempatannya untuk melarikan diri akan...

Sehun sepertinya bisa membaca pikiran Lisa dari wajahnya, bibirnya mengetat marah dan lelaki itu menggeram.

A Devil's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang