26. Pergi?

213 58 8
                                    

Lisa melaksanakan ancamannya. Dia mogok makan. Di hari pertama Sehun masih menganggap remeh ancaman Lisa yang kekanak-kanakan itu dan mentertawakannya.

Tetapi sekarang hampir dua hari dan Kai melapor bahwa Lisa sama sekali tidak menyentuh makanan dan minumannya.

"Sama sekali?" tanya Sehun sambil berdiri dari duduknya dan menatap Kai frustasi.

"Dia sama sekali tidak menyentuh makanannya, kami meletakkan makanannya di kamar dan dia hanya tidur di sana. Ketika kami menengok nampannya, dia tidak menyentuhnya sama sekali, bahkan minumannya pun tidak di sentuhnya. Anda harus melakukan sesuatu sebelum perempuan itu membahayakan dirinya sendiri," ucap Kai.

"Aku akan menengoknya." ucap Sehun.

Sehun melangkah memasuki kamar putih itu dan menemukan Lisa terbaring lemah di ranjang. Perempuan ini benar-benar keras kepala.

"Kenapa kau tidak memakan makananmu?" Sehun mendesis menahan kemarahannya.

"Apakah kau ingin membunuh dirimu sendiri?" ucap Sehun.

Lisa membalikkan badan dan menatapnya, membuat Sehun mengernyit. Wajah Lisa tampak pucat dan bibirnya kering, perempuan itu juga tampak lemah.

"Kau harus memakan makananmu Lisa, kalau tidak kau akan sakit dan membahayakan dirimu sendiri." ucap Sehun.

Lisa menggelengkan kepalanya dan memalingkan wajahnya dari Sehun.

Sehun mengacak rambutnya frustasi.

"Oke, kau mau apa? Kau ingin bebas? Baik! Kau akan dapatkan apa yang kau mau, asalkan kau makan!" ucap Sehun.

Pernyataan itu membuat Lisa menolehkan kepalanya lagi menatap Sehun, dia berdehem. Tenggorokannya terasa kering membuatnya susah berbicara, perutnya terasa nyeri dan kepalanya pusing.

"Kau berjanji?" ucap Lisa lemah.

Sehun menatap Lisa marah,

"Kau pikir aku bisa berbuat lain? Aku berjanji, kau bisa pegang janji seorang Oh Sehun. Sekarang, biarkan aku membantumu minum!" ucap Sehun.

Sambil berdehem kembali karena tenggorokannya sakit, Lisa berusaha menatap tatapan marah Sehun dan membaca arti tersirat di dalamnya. Ya, Oh Sehun selalu menjunjung harga dirinya dan dia tidak akan mengingkari janjinya. Setelah merasa yakin, Lisa menganggukan kepalanya.

"Astaga Lisa" Sehun mendesah lega, mengambil gelas air putih yang tak tersentuh, tak jauh di ranjang. Lalu duduk di samping ranjang dan membatu Lisa duduk.

"Kau bisa minum?" ucap Sehun.

Lisa haus sakali dan keinginanannya yang paling besar adalah langsung minum air di gelas itu dengan sekali teguk, ketika menerima gelas itu Lisa langsung meminumnya dengan rakus. Tetapi berhenti di tegukan pertama karena tersedak dan sakit di tenggorokannya.

"Pelan-pelan." bisik Sehun lembut, menjauhkan gelas itu dari Lisa,

"Gadis keras kepala," ucap Sehun lalu meneguk minuman di gelas itu,

Selanjutnya yang terjadi sama sekali tidak di sangka-sangka oleh Lisa. Sehun duduk menerjangnya dan melumat bibirnya, sekaligus mengalirkan air minum itu ke tenggorokannya.

Air minum itu meluncur dengan mulus ke tenggorokan Lisa, membasahinya yang kehausan. Sejenak, ketika air itu telah seluruhnya berpindah, Sehun masih bermain-main di bibir Lisa,  mempermainkannya.

Kemudian, sedikit terengah. Sehun melepaskan bibir Lisa, mereka duduk dengan wajah berhadapan. Sangat dekat hingga nafas panas mereka bersahutan.

Lalu dengan gerakan tiba-tiba Sehun menjauhkan tubuhnya dari Lisa dan menatapnya tegang,

"Besok Baekhyun akan membantu mengemas pakaianmu dan Kai akan mengantarmu pulang." ucap Sehun.

"Aku tidak mau membawa apapun dari sini, aku datang kesini tidak membawa apapun dan begitupun aku keluar dari sini." ucap Lisa.

Sehun mendesis tajam, "aku memaksa Lisa dan jangan bermain-main dengan kesabaranku." ucap Sehun.

Lisa terdiam. Sehun membebaskannya, itu sudah cukup! Dan kalau konsekuensinya Lisa harus bertoleransi dengan sikap arogan lelaki itu, mungkin itu cukup sepadan.

━━━━━oooo━━━━━

Pakaian-pakaian yang di berikan Sehun untuknya sangat banyak hingga membutuhkan 3 koper besar untuk mengekapnya, belum lagi satu koper besar berisi perhiasan dan aksesoris seperti koleksi sepatu dan tas yang bahkan tidak sempat Lisa pakai.

Pegawai Sehun sudah mengatur barang-barang itu dengan rapi di bagasi dan Kai sudah berdiri di sisi mobil, mempersilahkan Lisa masuk untuk di antar pulang.

Lisa melirik kearah rumah besar itu, Sehun tidak ada dari pagi tadi, lelaki itu pergi entah kemana tadi pagi-pagi sekali dan Lisa tidak berani bertanya kepada Kai.

Seharusnya Lisa berbahagia, dahi Lisa berkerut memikirkan perasaannya. Tetapi entah kenapa dia tidak bahagia. rasanya menyesakkan dada dan menyedihkan entah kenapa. Lisa menahan diri kuat-kuat atas dorongan emosi yang membuatnya ingin menangis.

Dengan cepat, tidak berani menoleh kearah rumah Sehun, Lisa memasuki mobil hitam itu. Kai menutup pintu penumpang dan duduk di kursi supir bersama seorang pengawal lain. Pelan, mobil itu meluncur melalui taman besar di halaman Sehun dan melewati gerbang.

Detik itulah Lisa memberanikan diri menatap rumah Sehun, mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya. dan dia menyerap pemandangan rumah itu dan mengenangnya, sampai kemudian pintu gerbang hitam itu tertutup, menghalangi pandangannya.

"Selamat tinggal Oh Sehun." ucap Lisa dalam hati.

Lisa mengusap setitik air mata di sudut matanya. "Setelah ini aku tidak akan memikirkanmu lagi." ucap Lisa dalam hati.

Balik lagi, huhuhu
Maap baru update, lagi sibuk UKK bjirrr

Eh ini Lisa udah pergi aja dari rumah Sehun, nanti bakal ketemu lagi gak yah? Ada yang bisa nebak endingnya gak?

Segitu aja dulu, paypaypay👋

A Devil's LoveWhere stories live. Discover now