22. Sehun marah

434 58 13
                                    

Happy Reading...



Lisa tertegun. Ulang tahunnya yang ke dua puluh dua sebentar lagi. Kenapa Sehun bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Lisa tertarik, tetapi dia akan memuaskan Sehun kalau dia mengikuti untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Sehun supaya dia tidak berhujan-hujanan dan mengikuti Sehun.

"Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas disini," ucap Lisa.

Api menyala di mata Sehun dan tampak jelas lelaki itu mencoba untuk menahan diri.

"Terserah, nanti temui aku di ruang kerjaku." ucap Sehun datar dan kemudian membalikkan badan dengan marah.

━━━━━oooo━━━━━

Setelah puas menikmati hujan, Lisa masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Dia sengaja tidak menemui Sehun, lagipula sepertinya lelaki itu hanya asal bicara ketika dia bilang ingin bicara tentang hari ulang tahunnya. Lisa tidak yakin kalau Sehun akan menunggunya. Lelaki itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

"Kenapa kau tidak menemuiku di ruang kerjaku?" suara di kegelapan itu mengagetkan Lisa. Dia memejamkan matanya dan melihat Sehun duduk disana, di keremangan kamarnya.

"Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?" Lisa berteriak kaget. Tangannya meraba-raba saklar lampu di dinding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Sehun. Karena lelaki itu tampak menyeramkan di antara cahaya remang-remang.

Lisa berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu langsung menyelubungi Sehun. Lelaki itu duduk di sofanya dengan santai, hanya memakai piyama hitam dan di sebelah tangannya memegang gelas minuman. Lisa melirik ke botol Brandly yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Sehun selama menunggunya. Apakah lelaki itu mabuk? Jantung Lisa mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi Sehun sangat tidak mudah di tebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

"Apa yang kau lakukan disini Sehun?" tanya Lisa.

Sehun mendengus dan menatap Lisa dengan tajam, "Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau dengan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku." ucap Sehun.

Lisa mundur ke belakang, melirik pintu putih itu dan berusaha sedekat mungkin kesana, sehingga kalau Sehun bertindak diluar batas dia bisa segera melarikan diri.

Sehun tersenyum melihat tingkah Lisa,

"Kau seperti kelinci ketakutan lagi Lisa, apakah kau takut kalau aku melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampur obat diminuman mu, atau melemparkanmu dari balkon lagi."

Sehun menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri. Makin lama makin mendekati Lisa.

"Apakah kau mabuk Sehun?" Lisa melirik kearah pintu, hanya butuh beberapa detik kalau Lisa ingin melarikan diri dari Sehun. Dia pasti bisa melakukannya.

"Oh Sehun tidak pernah mabuk." Sehun melangkah dengan tenang, seperti singa yang mengendap-endap mengincar mangsanya.

"Dan kau. Seharusnya kau mendengarkan apa yang ku perintahkan, Lisa!" ucap Sehun.

Lisa tahu disitulah titiknya. Di situlah Sehun kehilangan kesabarannya, karena itulah Lisa langsung melompat dan mencoba melarikan diri dari pintu.

Dia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan cepat tanpa suara. Sehun sudah ada di belakangnya, mendorong pintu itu dan menutup kembali sebelum sempat terbuka.

Sehun mendorongnya rapat ke pintu dan dengan terkejut Lisa bisa merasakan kejantanan Sehun yang mendesak keras di bagian belakang tubuhnya. Dia ingin bergerak dan menghindar, tetapi ternyata Sehun sudah menahannya di semua sisi.

A Devil's LoveWhere stories live. Discover now