sosok di luar jendela 1

4.2K 123 4
                                    

samar kudengar suara rintihan lirih di balik jendela ,  aku yang ketakutan menutup kepalaku dengan bantal agar tak mendengar suara rintihan itu , namun semakin ku mencoba menutup telinga semakin jelas pula suara nya. 

suara lantunan membaca ayat al-Qur'an di speker masjid mulai terdengar , dan suara rintihan serta ketukan di jendela kamar kami berangsur sirna , aku merasa bekitu lega dan detak jantungku yang begitu kencang kini mulai normal kembali .

rasanya begitu lega , tanpa terasa jarum jam menunjukan pukul 03: 32 , kudengar simbah mulai bangun untuk sholat subuh di masjid, aku yang sudah lega karna simbah sudah bangun pun lekas mengambil sarung dan berlari menghampiri simbah.

"mbah , aku ikut solat di masjid ya mbah"

pintaku kepada simbah yang baru saja selesai mengambil air wudhu.

"iya ayo kalo mau ikut , simbah siap-siap dulu ya" 

aku yang menunggu simbah memakai baju koko, terduduk di sofa ruang tengah sambil berfikir kejadian semalam, 

ingin rasanya ku ceritakan pada simbah tapi aku merasa malu karna mereka bukan lah keluarga kandungku dan takut mereka mengira kalau aku adalah orang yang penakut.

kusimpan dulu mungkin akan ku ceritakan pada agi besok di sekolah siapa tau dia mengerti dan pernah mendengar suara itu juga.

paginya  di sekolah pada saat istirahat aku menemui agi di warung ibu ipah yang letaknya di depan sekolah kami, dan lantas menanyakan kejadian semalam kepada agi.

"gi semalem aku denger ada yang ketuk-ketuk jendela, kamu pernah denger nga selama tinggal di sini.?"

"hah. ? ketuk-ketuk jendela .? jam berapa emang.?"

jawab agi kebingungan 

"sekitar jam 1 gi " 

jelasku kepada agi

"kalo bapaku nga mungkin pulang tengah malam Rud, biasanya dia pulang dua minggu sekali , paling malam juga jam 10 malam"

"toh juga kalo iya memang bapakku kan pasti bapak tadi pagi ada di rumah"

 imbuh agi padaku , 

" mungkin aku salah dengar gi ," 

ucapku sambil memikirkan kembali kejadian semalam ,

"ya mungkin saja kamu salah dengar rud , mungkin itu suara ayam mbah yanto tetangga sebelah yang kandangnya nga jauh dari situ " 

imbuh agi kepadaku,

mendengar penjelasan dari agi akupun merasa lega dan pemikiranku menjadi positif kembali , bell masuk kelas pun berbunyi dan kami kembali memasuki kelas masing- masing untuk melanjutkan pelajaran .

tanpa terasa bell pulang sekolah pun berbunyi akhirnya kita pulang kerumah dan aku sudah tidak terlalu memikirkan siapa si pengetuk jendela tadi malam. 

seperti biasa anak seusia kami begitu pulang sekolah langsung makan siang dan lanjut untuk bermain. 

hari ini aku ,agi , dayat, dan hendi berencana pergi ke bekas pabrik gula yang sekarang sudah tidak ber operasi lagi guna mengambil air bersih untuk ibunya dayat yang sebelumya sudah memberi upah 20 ribu rupiah untuk kita berempat.

dengan membawa grobag dan drigen air 

kami pun berangkat menuju pabrik , aku kagum dengan bekas pabrik tua  peningalan belanda tersebut karna bangunanya terlihat antik dan begitu tinggi , kamipun segera mengisi  drigen yang kami bawa  setelah semua drigen penuh kami tak langsung beranjak pulang karna dayat ingin menunjukan sesuatu padaku apa yang ada di balik bangunan utama pabrik. 

POCONG PENGETUK JENDELAWhere stories live. Discover now