TEMAN

1K 42 5
                                    

selesai mandi aku pun menuju pekarangan di pinggir sawah yang sering aku kunjungi , angin sepoi sepoi yang terasa begitu sejuk membuatku betah berada lama di sini ,

"eh, sejak kapan ada tempat duduk yang terbuat dari bambu ini, ?"
ucapku sembari menghampiri sebuah tempat duduk panjang yang terbuat dari bambu,

"wah , enak juga duduk di sini , "
ucapku yang mulai duduk bersandar di bangku itu ,

angin yang bertiup begitu sejuk , dan suasana teduh karna pohon di sekitar sini sangat rimbun membuat ku merasa nyaman dan mulai memejamkan mata,

"ehemmm, wah kamu terlihat nyaman sekali rud,?"
ucap dayat yang tiba-tiba ada di depan ku , entah dari mana ia muncul ,

"ohh kamu yat ,?"

"kata ibumu tadi pagi kamu masih di rumah nenek mu, ko sekarang kamu tiba-tiba sudah di sini rud,"

"ya , aku datang siang tadi, "

" lah kenapa kamu sendirian di sini, bukan nya istirahat di rumah,"

"huhh , semakin lama aku berada di rumah , cuma bikin aku tidak betah yat, makan nya aku kesini cari angin segar,"

mendengarkan ucapan ku dayat hanya tersenyum kemudian diduk di sebelah ku,

"kadang melihatmu terus menerus begini , rasanya sedih juga rud, awal mengenalmu dulu aku merasa kamu ini orang yang periang dan sangat kreatif , tapi sekarang kamu udah ngak seperti dulu, saat mendengar ceritamu juga aku merasa kalau aku jadi kamu, aku gak bakalan bisa setegar ini,"

"haduh, sudah lah yat , tidak perlu berkata begitu , toh ini sudah terjadi kan, "

"hahaha,,  oke lah rud dari pada kita cuman bengong duduk di sini , kita kemon aja ke kebun bapak ku, kita makan timun di sana, beberapa hari lagi timun di lahan bapak akan di panen, "

"serius yat, apa nanti bapakmu ngak marah kalau kita mengambil nya,"

"tenang , selamama ngak ngambil satu karung aman kok , hehehe,"

segera aku dan dayat pun pergi ke kebun , aku mulai tersadar mungkin kalau tidak ada teman seperti dayat dan yang lain aku sudah tak bisa bertahan tinggal di sini,
bertemu teman dan bermain bersama kadang membuatku lupa akan segala hal yang membebani pikiran ku ,

"kita sudah sampai nih, ayo kita duduk di  gubuk tempat biasa bapak ku ber istirahat ,!"
ucap dayat ,

"wah , hebat ternyata bapak mu punya kebun yang begitu luas ,"
ujarku yang memandangi hamparan kebun yang di tanami pohon mentimun dan cabai,

"memangnya  kamu melihat kemana rud ,? yang di tanami cabai sebelah sana itu bukan milik bapak ku, "
ujar dayat ,

"oh jadi begitu ya, heheh,"

puas aku dan dayat bermain di kebun, dan mengobrol di gubug tengah sawah kini haripun terlihat sudah mulai sore ,
kami pun beranjak untuk pulang ,

"sudah sore rud , ayuk kita pulang ,!"

aku hanya mengangguk dan berjalan di belakang dayat  yang mulai meninggal kan tempat kami duduk tadi ,

"kamu lemes banget rud kalo di ajak pulang , ?"
ucap dayat yang sesekali menoleh kan pandangan nya ke arah ku ,

"segala pakai di tanya segala yat, bukan nya kamu sendiri sudah tau , ?"
ujarku

"ya , aku paham rud ,  hehehe , cuma pingin nanya langsung ajah ,"

sepulang dari kebun ku lihat dari kejauhan  bapak yang berdiri di tepi jalan dekat rumah , seperti sedang menunggu sesuatu ,

POCONG PENGETUK JENDELAWhere stories live. Discover now