PENINGALAN

1.1K 47 0
                                    

setelah mengatakan itu pakde dan nenek pun pulang ke rumahnya ,

"rud kamu di sini dulu ya , jagain mbah isah , nenek pulang dulu , nenek juga bakal sering kesini,"
ucap nenek yang kemudian pergi ,

_______________________

dua  hari aku tidak berangkat sekolah , karna mbah isah tidak mau aku pergi dulu , kondisinya kini semakin parah , sore itu aku dan tante berada di rumah mbah isah , tante berada di dalam mengurus mbah isah dan aku terduduk di depan rumah,

"rud , masuk sebentar , ! mbah isah memangil mu "
ucap tante yang menghampiriku

"iya tan, "
sahutku yang lalu masuk ke dalam dan menghampiri mbah isah,

"ada apa mbah , ?"
tanyaku pada mbah isah yang terbaring lemas,

"rud , simbah minta maaf ya , simbah sudah ngak bisa ngasih uang lagi ke kamu, simbah sudah ngak bisa dagang lagi,"
ujar mbah isah sembari meraih tangan ku

"simbah jangan bilang begitu , simbah jangan mikirin ngasih uang ke rudi , simbah kan lagi sakit, rudi juga ngak minta uang kok mbah,"

"ini rud , ini dulu punya mamah mu dan yang satunya punya simbah buyut mu , simbah serahin ke kamu saja , di simpan saja dulu,"
ucap nya sambil meraih sebuah kotak kayu kecil dari balik kasurnya dan memberikan nya padaku

segera aku buka kotak itu dan terlihat sebuah keris dengan ukuran kecil dan sebuah tulang yang aku pikir itu seperti sebuah kuku yang runcing,

"loh ini apa mbah ,? ini buat apa,?"
tanyaku heran karna tak tahu apa sebenarnya fungsi dua benda tersebut,

"sudah kamu simpan saja , anggap saja ini permintaan simbah untuk yang terakhir "
ucap simbah seolah ingin membuatku berhenti menanyakan benda pemberian nya,

"simbah ngak boleh ngomong begitu, rudi yakin simbah bakalan sembuh."

dengan mata berkaca- kaca mbah isah hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya

"nah , sekarang kamu pulang ya ke rumah nenek mu , kasihan , kamu pasti capek nungguin simbah kamu boleh kesini lagi nanti sore,"

"nanti kamu beri tahu nenek mu tentang pemberian simbah ini ya ,
tambah mbah isah

dengan wajah cemas aku pun mengangguk dan pamit pulang ke rumah nenek pada mbah isah dan tante ,
segera aku pun beranjak meninggal kan rumah mbah isah ,

sesampai nya di rumah , nenek langsung menanyakan kabar mbah isah ,

"gimana rud , kabar mbah isah .?"
tanya nenek

"masih sama nek , seperti waktu rudi pertama datang ,"

"kamu sudah makan rud.? lalu kamu bawa apa di tangan mu .?"
ucap nenek yang memandangi benda pemberian dari mbah isah,

"oh iya nek , tadi mbah isah memberikan ini , dan menyuruh rudi memeberi tahukan nya sama nenek , rudi juga ngak ngerti ini untuk apa ,"
ujarku ,

melihat benda di dalam kotak yang aku bawa nenek hanya diam tertegun ,

"kenapa nek ,ko diam saja .?"

"ehh , ngak apa-apa rud , sudah sana kamu makan dulu dan istirahat, biar nenek simpan ini ,"

"iya nek,"

aku pun bergegas makan dan istirahat rasanya mataku memang sudah cukup lelah , semalam di rumah mbah isah aku baru bisa tidur jam 12 malam dan bangun saat adzan subuh berkumandang,

saat aku membaringkan badan ku , nenek menghampiriku dan duduk di tepi ranjang ,

"rud , nanti sore kamu coba pergi lagi ke mbah isah , sebisa mungkin kamu temani dia ya,! rencana nya nanti sore nenek juga mau kesana ,"

"iya nek, tadi juga mbah isah memintaku untuk kembali kesana sore ini , setelah aku istirahat,"

"ya sudah kalau begitu kamu tidur , nanti agak sore nenek bangunin "

POCONG PENGETUK JENDELAWhere stories live. Discover now