TEROR KEMBALI 2

1.4K 58 0
                                    

malam pun tiba entah mengapa beberapa hari ini agi sering sekali tidur dengan bude ,

dan aku harus tidur sendiri , begitupun malam ini ,

namun aku sudah tak terlalu khawatir karna berkat jimat pemberian mbah bekti kini aku sudah tak di ganggu pocong itu lagi ,  

beberapa minggu pun telah berlalu , tak ada lagi tanda keberadaan pocong itu, kini aku benar benar bisa tenang , dan kurasa aku sudah mulai nyaman tinggal di sini, 

sore itu ibu mangajak ku pergi ke rumah mbah bekti untuk menengok mbah bekti 

"rud , bawa itu buah jeruk di meja , dan ikut ibu"!

"memang mau kemana kita bu.?"

tanyaku yang tidak tau ,

"kita mau ke mbah bekti , nengokin dia "

"tumben banget ibu nengokin mbah bekti bawa buah segala "

ucapku yang masih bingung,

"ya namanya juga nengokin orang sakit, ya harus bawa sesuatu "

"memang siapa yang sakit ,?"

"sudah seminggu mbah bekti sakit dan ga bisa bangun dari tempat tidur , memangnya kamu tidak dengar kabarnya.?"

 

aku kaget mendengar kabar itu , mbah bekti yang ku lihat beberapa hari lalu terlihat masih  sehat dan bugar  kini di kabarkan sakit keras dan tak mampu bangun dari tempat tidurnya , aku bergegas mempercepat langkah menuju rumh mbah bekti meninggalkan ibuku yang berjalan di belakang

"assalamuallaikum.."

"waalikum salam , masuk rud".!

"kamu kesini sama siapa "?

tanya mbah umi padaku ,

"sama ibu mbah , ibu lg jalan sebentar lagi juga sampai "

jawabku sembari meletakan buah jeruk yang ku bawa di meja ruang tamu. 

tak berapa lama ibu ku pun tiba dan kami langsung masuk ke kamar untuk melihat mbah bekti,.

benar saja mbah bekti seprti mengalami sakit yang parah serta badannya kini bertambah kurus , tanpa seucap katapun aku berada di kamar mbah bekti , hanya mendengar percakapan antara ibu ku dan mbah umi , walau sebenarnya aku sangat prihatin dengan keadaan mbah bekti,

yang kudengar sakitnya datang secara tiba-tiba 6 hari yang lalu, ketika mbah umi membangunkanya pagi itu entah kenapa mbah bekti tidak merespon  , hanya nafasnya saja yang di rasa begitu dalam dan tak sadarkan diri serta suhu tubuhnya begitu dingin , 

mbah umi sudah berusaha membawa mbah bekti ke puskesmas namun menurut dokter di puskesmas mbah bekti hanya kelelahan dan tak perlu di rawat inap,

setelah berbicara cukup lama dan mendengar curhatan mbah umi  ibu pun memutuskan untuk pulang karna hari mulai gelap , 

****

aku yang sudah terbiasa tidur sendiri karna agi sudah tak tidur denganku  beberapa minggu ini mulai tenang karna teror si pocong tukang ketuk jendela itu sudah tak lagi kurasakan ,  entah mengapa sepulang dari menjenguk mbah bekti kepalaku terasa pusing dan perutku mual , aku memutuskan untuk segera berbaring di ranjang dan mencoba untuk tidur walaupun hari belum begitu malam, dan kondisi di ruang tengah masih ramai orang menonton acara tv, sedangkan aku hanya menahan sakit kepala dan berharap segera tidur,

suara benda jatuh membuatku terbangun , dan rasanya tenggorokan ku sangat kering  segera aku keluar dari kamarku untuk mengambil air minum, 

"ahh, ...  rupanya kamu gi , bikin kaget saja , belum tidur .?"

ucapku yang terkejut melihat agi yang duduk di sofa dan menghadap tv.

agi hanya mengangguk menanggapi pertanyaanku tanpa mengucapkan sepatah katapun , 

"anehh , malam-malam duduk sendiri , emang ga takut.?"

lagi-lagi agi tak menjawab pertanyaan ku dan hanya menggelengkan kepalanya,

entah mengapa kurasa tatapan matanya begitu kosong dan lurus seolah tak memperhatikanku. 

aku yang sudah sangat hauspun tak meningalkan agi dan segera mengambil minum di belakang ,

saat aku ingin kembali ke kamarku kulihat agi dan bude sedang tertidur di dalam kamar,

perasaanku mulai tidak nyaman jantungku berdegub kencang dengan langkah pelan aku mencoba melihat ruang tengah di mana aku tadi melihat agi terduduk,

mataku terbuka lebar bulu halus di tubuhku berdiri di barengi detak jantungku yang sangat cepat, saat kulihat tempat yang tadi agi duduki terlihat sosok pocong dengan wajah sangat pucat serta bola matanya yang hanya berwarna putih  seakan memelototi ku, sembari berteriak dengan sangat keras.

*PERRRRGGGIIII...*

seketika itu juga telingaku berdengung keras dan pengelihatanku kabur, dengan menutup kedua telingaku aku pun terduduk lemas di depan pintu kamarku.

suara ibuku membuatku tersadar , nampaknya ibu sedang menerima telepon dari seseorang , aku yang tersadar dan masih merasa ketakutan pun segera beranjak menuju kamarku 

POCONG PENGETUK JENDELAWhere stories live. Discover now