PERTANDA

1.2K 52 5
                                    

aku pun lantas menceritakan semua pada mbah isah tanpa melawat kan sedikitpun kejadian itu, mulai dari teror yang sering terjadi , dan datangnya almarhum mamah, akan tetapi ekspresi wajah mbah isah tak terkejut sedikitpun seolah dia sudah tau semuanya, mbah isah pun menghela nafas panjang ,

"rud seminggu setelah kamu pindah ke sana , simbah bermimpi bertemu dengan mamah mu , dia menangis meminta tolong ,"

"minta tolong apa mbah , ?"
tanyaku yang langsung memotong ucapan simbah,

"dia minta tolong pada simbah untuk menjemputmu kembali, setelah mendapat mimpi itu simbah pergi kerumah nenekmu untuk meminta agar kamu di pindahkan lagi kesini"
jelas mbah isah,

"lalu bagai mana mbah.?"

"karna dirasa simbah dan nenekmu tidak punya hak mengasuh mu, kami pun hanya bisa menunggu bapak mu kembali kesini , rencana nya kami akan membicarakan nya pada bapak mu, namun setelah pernikahan nya dan membawamu kesana bapak mu tak pernah datang ke sini lagi,"

"bukan nya kemarin bapak kesini juga,?"
ucapku

" ya, simbah yakin nenekmu sudah membicarakan semua , tanpa kamu tahu rud."

"ohh , gitu ya, sebenarnya rudi juga sudah tidak betah di sana mbah, rudi juga lebih nyaman berada di sini,"
keluhku pada mbah isah

simbah hanya mengangguk ,

"dan yang bikin simbah kuatir dalam mimpi itu mamah mu berkata , kalau simbah tidak mau membantu membawamu kembali kesini dia akan mengambilmu sendiri dengan paksa"

"itulah yang bikin simbah berusaha keras dan minta tolong pada nenekmu agar kamu kembali ke sini,"
tambah mbah isah

aku hanya tertegun mendengar ucapan mbah isah, seketika aku berfikir apakah pocong itu adalah mamah ku, dan kalau ku ingat lagi wajah nya memang sangat familiar,

"kapan bapak mu kesini lagi rud.?"
tanya mbah isah pada ku

"mungkin minggu depan bapak kesini untuk jemput rudi mbah , "

"simbah bakal bilang pada bapak mu nanti, oh iya kamu sudah makan belum rud.?"

"sudah mbah , tadi waktu mau pergi ke sini."

"ya sudah , ini untuk jajan kamu rud, sudah lama simbah nga ngasih uang ke kamu , ngak kaya dulu waktu kamu tinggal di sini , setiap hari pasti simbah ke rumah nenek mu buat ngasih uang jajan ,"
ucap simbah sembari menyodorkan uang yang cukup banyak untuk anak se usia ku,

"tapi mbah , ini banyak banget "
ucapku yang melihat dua uang pecahan 100 ribu dan satu lembar pecahan 50 ribu,

"apa nga sebaiknya buat simpenan simbah saja , kasihan simbah kan di sini sendirian "
tambahku ,

"sudah, kamu simpan saja, biar simbah ngak sendiri ya kamu tidur di sini , temani simbah mu ini"
pinta simbah padaku

" ya sudah , nanti malam rudi nginep di sini , tapi rudi harus pamit dulu sama nenek , "

"ya nanti kamu pulang minta izin dulu sama nenek mu, nanti sore kamu ke sini lagi , biar mbah masakin makan kesukaan mu,"

"iya mbah , kalau begitu rudi pamit pulang dulu , "

"hati-hati , uang nya di simpan yang bener , jangan sampai hilang "
ucap mbah isah,

aku pun kembali ke rumah nenek , untuk minta izin kalau nanti malam aku akan menginap di rumah mbah isah , sekalian menitipkan uang yang di berikan oleh mbah isah kepada nenek , karna uang sebanyak itu belum pantas aku simpan sendiri .

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang