teror sepanjang malam

958 42 5
                                    

langit mulai gelap dan kumandang adzan magrib mulai terdengar , semakin cepat ku kayuh sepedaku ,

"duh kenapa aku sampai bisa lupa waktu begini ,?"
gerutuku kesal dengan keadaan

rasa takut mulai terbesit di benak ku kala ku ingat jalan depan pabrik adalah jalan satu- satunya yang bisa ku lewati untuk pulang kerumah ,
pikiran ku sudah kacau membayangkan hal yang akan terjadi ,
hingga kini aku sampai di jalan tersebut ,
jalan yang begitu sepi dengan penerangan lampu kuning redup menambah rasa takut ku kala melewati jalanan itu , di tambah aku tidak bisa mengendarai sepeda dengan cepat di sini karna jalan nya yang rusak dan penuh dengan batu kerikil,

namun dengan terpaksa dan mulutku yang komat kamit membaca doa , dengan yakin aku mulai melewati satu demi satu rumah- rumah yang terbengkalai itu ,

rasa lega mulai datang saat ku lihat dari kejauhan lampu sepeda motor dari arah berlawanan ,
seketika aku berinisiatif untuk sedikit mempercepat laju sepedaku ,

namun perasaan bingung mulai menghampiri saat motor itu berhenti di depan rumah kosong berhantu itu,

segera ku buang semua rasa ragu dan takut ku ,

tak berani aku menolehkan pandangan ku pada pengendara sepeda motor itu  saat aku mulai berpapasan di depan rumah kosong berhantu  ,

sekuat hati ku luruskan pandangan ke depan hingga suara serak samar bercampur dengan suara mesin motor yang masih menyala membuat ku reflek menoleh ke arah si pengendara motor itu.

"barru pulaaaang deek"

ku lihat dengan jelas orang itu tak memiliki kepala dan lehernya mengeluarkan begitu banyak darah hingga membuat ku terkejut ,

"hahhh,.. haahh"
aku pun berteriak lantang dan berusaha untuk membuang pandangan ku pada mahluk itu,
dengan kakiku yang lemas aku pun berusaha sekuat tenaga mengayuh sepeda ku melewati jalan berbatu yang cukup sulit di lalui .

hingga tanpa sadar aku sudah keluar dari komplek perumahan pabrik tua ,

rasa lega karna melihat orang berlalu lalang di pertigaan jalan aku pun berhenti dan mencoba menenangkan diri, kaki ku bergetar hebat dan keringat dingin di sekujur tubuh ku begitu deras mengalir. ,

"hahh,, hahh ,astagfirullah , tadi itu makhluk apa lagi , kenapa aku sering sekali bertemu dengan mahluk - mahluk begitu,"
ucap ku lirih sembari mengusap keringat di dahi .

setelah dirasa cukup tenang aku pun segera melanjutkan perjalanan ku untuk pulang kerumah , aku yakin ibu pasti sudah menunggu ku dan aku juga yakin akan kena marah setelah pulang nanti,

"duh ,gak bakalan lagi lah aku lewat komplek pabrik malam- malam , walaupun ibu menyuruhku , "
ucapku dalam hati,

benar saja , sesampai nya di rumah ibu langsung menghampiriku dan memarahi ku habis- habisan ,

"di suruh nganterin pesanan saja , mampir- mampir sampai pulang jam segini , "
ucap ibu dengan wajah yang terlihat kesal

"anu bu , tadi mbak yuyun minta rudi bantuin beres- beres dulu jadi rudi pulang nya agak sore."
ujarku yang berusaha menenangkan ibu ,

"apa nya yang bantuin , sore tadi ibu telepon mbak yuyun , nanya kamu kok belum pulang ,? dan mbak yuyun bilang bukan nya rudi sudah pulang dari tadi,?"

"sudah berani bohong , ? memang nya ibu tidak tau kamu ini anak yang bagaimana .?"
ujar nya semakin kesal pada ku

mendengar pernyataan itu aku pun hanya bisa diam dan pasrah di marahi oleh ibu , walaupun terasa menyakitkan namun apa boleh buat aku hanya sekedar numpang tinggal di sini ,
dengan kepala tertunduk aku pun masuk ke dalam dan menuju ke kamar mandi ,

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang