bantuan 1

1.7K 67 0
                                    

suara apa pun tak ku dengar lagi,

mungkin pocong itu tak masuk karna malam ini aku tidur bersama agi, 

mungkinkah pocong itu masuk dan menampakan dirinya ketika aku sendirian.?

masih banyak pertanyaan di kepalaku tentang kejadian ini dan seruan untuk pergi,

"memangnya harus pergi kemana .?"

gumam ku dalam hati, mungkinkah makhluk itu ingin menunjukan sesuatu pada ku, atau mungkin ia marah karna kehadiranku disini, 

malam semakin larut rasa kantuk mulai datang , dan tidak ada kejadian yang aneh jadi aku pun bisa tertidur kembali.

pagi datang ,

 kujalani hari di sekolah dengan normal  belajar dengan antusias karna ku pikir aku harus membanggakan nama ayahku di keluarga baru ku, 

sepulang dari sekolah aku makan siang dan langsung pergi ke rumah mbah bekti , karna sore kemarin mbah bekti memintaku untuk membantunya merapikan halaman belakang rumahnya yang rencananya akan di tanami bunga agar terlihat seperti taman , mbah bekti memang orang yang sangat suka seni , wajar saja mengingat profesinya yang seorang pengrajin wayang kulit .

aku  pun pergi dan masuk lewat pintu belakang rumah mbah bekti,

"assalamuallaikum.."

"waalaikumsalam"

mbah bekti yang menjawab salamku,

"sudah pulang rud "?

"nga papa kan mbah bekti , minta tolong ke kamu  bantuin "

tanya mbah bekti kepadaku , yang sepertinya tidak enak hati padaku,

"sudah mbah"

"ngapapa mbah , kan tadi sore rudi sudah janji mau bantu"

jawabku yang langsung membantu mbah bekti yang berusaha memindahkan meja ,

"kalo gitu, ayo bantuin pindahkan barang-barang ini kegudang, soalnya nanti area ini akan mbah tanami dengan bunga dan sayur sayuran "

jelas mbah bekti kepadaku,

"ohh iya rud kamu sudah makan belum, makan dulu ya di sini.!"

tambahnya,

"sudah mbah ,aku sudah makan  tadi di rumah"

jawabku,

 tak berapa lama  istri dari mbah bekti yaitu mbah umi keluar dengan membawa minuman dan beberapa kue dan makanan 

"rud , diminum dulu , di makan ya jajanannya "

ucap mbah umi sambil meletakan nampan di atas meja , 

"ya mbah nanti ku makan "

jawabku yang sibuk mengisi media tanam ke dalam pot,

di benakku masih terfikir kejadian dan ganguan yang sering ku alami , 

mungkin ini waktu yang tepat untuk menceritakannya , mungkin juga mbah bekti mengerti tentang sesuatu yang gaib , karna yang ku tahu wayang juga mungkin sering berhubungan dengan mistis.

"mbah , mbah bekti percaya nga dengan adanya hantu.?"

tanyaku dengan sedikit ragu.

"ehhh ,, ada apa kok kamu tanya begituan.?"

"jelas mbah bekti percaya , sama makluk gaib ,memangnya ada apa sih.?"

jawaban mbah bekti membuatku lega , akhirnya ada orang yang percaya dengan adanya makhluk gaib ,  jadi usahaku untuk membantunya tidak sia-sia,

"jadi gini mbah , sudah beberapa hari rudi sering di gangguin pocong"

"hah. pocong dimana kamu di ganggu sama mahkluk itu rud.?"

tanya mbah bekti yang memotong penjelasanku yang belum selesai,

"anu mbah , pocongnya sering datang ke kamarku mbah , hampir setiap malam"

"aahh , tapi mbah bekti tolong jangan ceritain kesiapa-siapa ya mbah.!

imbuhku yang berusaha meminta mbah bekti merahasiakan ceritaku,

"rud , makhluk begitu biasanya nga masuk kerumah , kalaupun ada di dalam rumah pasti mahluk itu sudah lama menempati rumah tersebut, sedangkan di keluargamu selama ini belum ada satupun yang pernah melihatnya , artinya dia makhluk pendatang , dan makluk pendatang biasanya tidak mau masuk kedalam rumah alias cuma menakut-nakuti hanya di wilayah tertentu saja"

jelas mbah bekti kepadaku dengan wajah yang sedikit bingung,

"ohh iya mbah , pocong ini juga sering mengetuk jendela  dan tadi malam aku mendengar suara nya dengan jelas , ia berkata . tolong pergi.!"

seketika mbah bekti terkejut mendengar penjelasanku, dan melayangkan banyak pertanyaan.

"rud , kamu ga di apa-apain kan.? gimana wajah pocong itu .? apakah wajahnya menakutkan.?  sejak kapan kamu di ganggu ,?

tanya mbah bekti dengan wajah yang cemas , akupun menjelaskan dengan ditail kejadian demi kejadian yang ku alami serta menjelaskan bentuk wajah dari pocong ini yang tersenm namun matanya menggambarkan kesedihan, serta kain kafan yang melekat masih begitu bersih ,

" rud kamu tenang nanti mbah bekti bantu, " 

ucap mbah bekti yang terlihat berusaha menenangkan ku, 

walaupun aku tahu mbah bekti menyembunyikan suatu kebenaran dari ku. karna dia tak menjelaskan apapun lagi setelah mendengar ceritaku,

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang