The Same Sky : Chapter 12 ☁️

980 231 60
                                    

Suara langkah kaki terdengar ketika salah satu bilik toilet terbuka, helaan napas terdengar dan dia pergi ke arah wastafel untuk mencuci muka juga mencuci tangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara langkah kaki terdengar ketika salah satu bilik toilet terbuka, helaan napas terdengar dan dia pergi ke arah wastafel untuk mencuci muka juga mencuci tangan.

Gema, Gema menatap wajahnya di depan cermin. Dia berada di toilet pria, dia ijin karena ingin buang Air kecil. "Apa, Langit dan Biru di perlakuin Gak adil?" gumam Gema dengan pelan, daritadi Gema memikirkan Si kembar.

"Langit hidup sendiri sedangkan Biru bersama papa nya, Langit benci Biru begitu juga sebaliknya." Gema berucap lagi, karena di toilet dirinya sendirian jadi bisa dengan leluasa mengoceh. "Langit punya Luka tembak dan tusukan di Perutnya, Langit gak pinter mata pelajaran tapi Langit bisa main musik."

"Ish!! Kenapa aku harus mikirin itu sih, tau deh pusing kepala Lama-lama!" Gema berucap dengan menggelengkan kepalanya pria manis berjalan ke luar toilet untuk kembali karena belum istirahat jadi dirinya harus pergi ke kelas lagi.

Gema melihat suasana sekolah dengan senyum manisnya, sekolahnya yang sekarang lebih sejuk dan membuat tenang apalagi pemandangan juga suasananya membuat Gema Nyaman.

Papa nya memang tidak pernah Gagal saat memilih sekolah karena papa nya memang sangat teliti orangnya, apalagi ini Untuk Gema dan Masa depan Gema juga. Jika bukan jam istirahat tidak ada murid yang berlalu lalang keluar kelas, itu yang membuat Gema takjub mereka sangat mematuhi tata tertib.

"Saya tidak peduli!" Gema berhenti berjalan saat mendengar suara samar-samar itu, Gema mengerutkan keningnya saat ada seorang pria dengan pakaian formal berdiri dan mengobrol bersama kepala sekolah. "Anda tidak akan pernah paham, Sa Biru dan Langit itu berbeda! Saya meminta Sa Biru untuk terus berada di sekitar Langit karena saya tidak mau melihat Langit bahagia, dia harus terus merasakan bayangan masa lalu dan itu yang saya inginkan dia menyesal seumur hidupnya." Gema mendengarkan dengan seksama, apakah pria itu adalah Papa dari Biru dan Langit.

"Dia tidak bisa melakukan apapun dengan benar, jangan biarkan dia bermain musik seperti apa yang dia inginkan. Lakukan selalu, dan buat Biru jauh lebih unggul daripada Dia, Saya sebagai wali nya tidak akan pernah mengijinkan dia bermain musik dan masuk pertandingan-pertandingan tidak penting karena dia tidak berguna." Gema menggelengkan kepalanya tidak percaya, mengapa ada orang tua seperti itu. "Lakukan semua yang saya katakan jika anda tidak ingin saya meninggalkan sekolah ini."

Gema mundur dengan perlahan, Gema duduk di kursi tunggu depan ruangan kepala sekolah. Gema tau alasan Biru selalu lebih unggul dari Langit, Biru di dorong oleh Papa nya untuk melakukan semua Hal sedangkan Langit tidak bisa menunjukan bakat terpendamnya.

Bukan hanya Papa nya, sekolah pun tidak mendukung bakat langit yang bahkan semua orang bisa melihat jika pria itu bermain Basket sangat Handal dan lincah. "Tidak ada keadilan disini? Langit, apa yang Tuhan janjikan pada mu sampai kamu tahan dengan semuanya bahkan di saat papa mu sendiri mencoba membunuhmu perlahan," gumam Gema dengan pelan, ternyata tidak mudah menjadi langit dan Gema belum tau apa alasan Langit begitu di benci oleh keluarganya sendiri.

Bagian 01 : The Same Sky (END)✓Where stories live. Discover now