The Same Sky : Chapter 17 ☁️

990 218 53
                                    

Mobil hitam berhenti di depan Gerbang sekolah Gema, Anak manis melepaskan Seatbelt dan menoleh ke arah samping

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mobil hitam berhenti di depan Gerbang sekolah Gema, Anak manis melepaskan Seatbelt dan menoleh ke arah samping. "Mau papa jemput pulangnya?" tanya sang Papa tapi Gema menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku mau pakai Bus saja kebetulan ini juga karena ada tugas yang belum selesai jadi aku berangkat pagi-pagi." Gema cerita mengapa dirinya ingin ikut berangkat dengan sang papa, pria berumur di samping Gema hanya mengangguk dan mengusap pucuk kepala Gema.

Kening Gema di kecup oleh sang papa, Gema tersenyum dengan mengulurkan tangannya pada sang papa. "Tadi dengan bunda sudah kan?" tanya sang papa tapi anak manis cemberut mendengar nya. "Beda tau papa, minta uang bunda sama minta uang papa." Gema berucap dengan merengek, Sang papa menggelengkan kepalanya.

Pria itu mengeluarkan dompetnya dan memberikan dua lembar Uang berwarna merah. "Cukup?" tanya sang papa dan Gema mengangguk dengan tersenyum senang. "Terimakasih banyak papa, jangan bilang bunda nanti bunda mengomel." Sang papa mengangguk saja, menuruti permintaan si anak semata wayangnya.

Cup!!

"Aku sekolah dulu papa, Byee!!" Gema keluar dari Mobil setelah mengecup pipi sang papa, papa Heri hanya menggelengkan kepalanya ada-ada saja kelakuan anaknya itu. Setelah memastikan Gema masuk ke dalam Gerbang, sang papa langsung menjalankan Mobilnya dan meninggalkan Gerbang sekolah Gema. 

Gema berjalan dengan santai memasuki sekolah, belum ramai yang datang karena Gema datang pagi sekali jadi masih sangat sepi. Dirinya tidak berangkat dengan langit karena pasti langit akan sangat lama, Gema lupa belum selesai mengerjakan tugas.

Langit pun mengajak berangkat bersama Gema menolak dia menelpon Langit dan mengatakan berangkat dengan sang papa, bahkan langit mengobrol dulu dengan papa Gema tadi. Entah apa yang mereka Obrolkan saat bermain Catur, setelah hari itu Langit dan Sang papa menjadi sangat dekat.

Tapi sepertinya memang akan semakin dekat langit dengan Papa nya, tapi Gema senang setidaknya Langit mendapatkan perhatian walaupun dari papa Gema bahkan Sang papa kerap sekali menanyakan kabar langit pada Gema.

Gema berhenti berjalan ketika sekilas melihat dua orang yang sedang mengobrol di dekat tangga, Gema penasaran dan menghampiri kedua orang itu. Gema mengerutkan keningnya bingung, Gema mengenal suara itu. Itu suara Papa Biru dan Langit, Gema menajamkan tatapannya.

"Biru," gumam Gema setelah yakin pria muda yang sedang mengobrol itu Biru karena dari gaya berpakaian Hingga Warna rambut yang membuat Gema yakin itu Biru, Gema menajamkan pendengarannya.

"Saya sudah mengatakan nya berapa Kali Sa Biru?!" tanya sang papa, Biru hanya menundukkan kepala tidak berbicara Sepatah kata pun. "Apakah tidak Cukup fasilitas yang saya berikan untuk Kamu?!" tanya sang papa lagi.

"pa, Biru bukan Boneka. Biru Gak bisa terus-terusan penuhin ekspetasi papa yang obsesi sama langit, papa coba pandang Biru sebagai anak bukan Boneka Pap—"

Bagian 01 : The Same Sky (END)✓Where stories live. Discover now