CHAPTER 22

12.6K 500 7
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini mereka sudah sampai di rumah, setelah mereka berhenti dulu tadi untuk membeli beberapa Snack dan makanan untuk cemilan di rumah mereka, aisfa yang sudah merebah tubuhnya ke kasur karena sepertinya dia lumayan lelah setelah seharian berkeliling

"Capek?"
Tanya Gus alzam yang mengalihkan perhatian aisfa

"Lumayan a', rebahan sebentar dulu"

"Yaudah kamu istirahat lah, aku mau ke masjid dulu, pulangnya juga agak terlambat karena harus mengisi ceramah di sana, kamu mau ikut?"
Ajak Gus alzam yang membuat aisfa langsung bangun

"Emm... tapi ais lumayan capek sekarang"
Ucapnya sambil memegang leher nya, entah kenapa dia tiba-tiba sering lelah belakangan ini padahal ia sama sekali tidak melakukan aktifitas yang berat dan membuatnya lelah

"Yasudah kalo gitu, kamu tunggu di sini jangan keluar kalo aku belum izinin, fahintum ya zaujati?"

"Fahimna ya zaujii"
Jawab aisfa dengan posisi tangan hormat

"Yaudah kalo gitu aku pergi dulu, assalamualaikum"

"Waalaikumussalam warohmah matullahiwabatokatuh hati-hati a'"
Gus alzam membalas nya dengan senyuman dan menutup pintu kamar, aisfa yang melihat suaminya sudah pergi pun langsung merebahkan diri nya kembali ke kasur, lalu ia mengambil benda pipih di dekatnya dan ia mainkan beberapa saat hingga azan magrib terdengar

Selesai melaksanakan shalat magrib aisfa mengambil dan membuka Al-Qur'an yang ada di dekat rak buku itu, ia dengan khusyuk dan fasih melantunkan ayat-ayat suci Alquran, bagi nya tidak ada yang lebih indah dan tenang untuk di dengar melainkan ayat-ayat Allah yang di wahyukan kepada Rasulullah

20.00

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam aisfa yang baru selesai shalat isya langsung membereskan peralatan shalat nya dan duduk di sofa, saat sedang memainkan ponsel nya tiba-tiba terdengar suara keras yang berasal dari balkon nya, sontak hal itu membuat aisfa terkejut

"Astaghfirullah suara itu?"
Ia mulai perlahan-lahan melangkah ke arah balkon, jika di tanya dia takut atau tidak sudah pasti jawabnya iya tapi ia percaya bahwa Allah selalu melindungi nya

Perlahan-lahan ia membuka tirai yang menutupi balkon saat ia menggeser tirai tersebut terlihat pecahan kaca yang berserakan dan bata yang terdapat tulisan dengan tinta merah dan noda darah hewan, sontak aisfa langsung menjerit ketakutan, Gus alzam yang baru saja membuka pintu rumah pun ikut terkejut mendengar suara teriakan istrinya dari kamar, ia langsung bergegas menuju lantai atas

"Humaira ada apa!?"
Tanya Gus alzam panik
Entah karena ketakutan atau bagaimana aisfa tidak berbicara dan menunjuk ke arah balkon, Gus Azzam yang melihat itu langsung berlari ke balkon dan melihat tulisan yang terikat pada bata yang bertulis

"Jangan harap lo bakal hidup bahagia, lo harus mati, nyawa harus di bayar nyawa zefano"

Sontak saja kata-kata itu membuat Gus alzam terkejut, bagaimana tidak kalimat ancaman di dalam nya yang berhubungan dengan nyawa nya, bukan hanya nyawa nya keluarga nya dan istrinya pun mungkin tidak akan luput dari teror itu, Gus alzam langsung mengambil bata tersebut dan langsung melempar nya ke luar, ia langsung menutup pintu balkon dan tirai nya dan langsung bergegas mendekap sang istri, ia yakin jika saat ini keadaan istri nya tidak baik-baik saja

Cinta Seorang Gus Alzam [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now