CHAPTER 34

8.1K 383 6
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.

Aisfa dan gus alzam kini sudah tiba di rumah abi dan umma, setelah selesai melaksanakan shalat zuhur gus alzam tiba-tiba mengajak aisfa untuk ke rumah abi Ibrahim dan umma khadijah, aisfa hanya setuju saja toh dia juga suka di sana, saat sudah berada di halaman rumah aisfa bingung karena ada sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah nya, mungkinkah tamu Abi? pikirnya, gus alzam menggenggam tangan aisfa dan masuk ke dalam

Saat gus alzam membuka pintu, semua orang di dalam rumah langsung terpusat pada kedua pasangan yang berada di depan pintu itu, aisfa yang masih terdiam di depan pintu membulatkan matanya, ia tidak salah liat kan? Ketiga orang yang duduk di tamu itu.....

"Assalamualaikum, maaf abi, umma, semuanya menunggu lama"
Ucap gus alzam

"Waalaikumussalam warohmah matullahiwabarokatuh tidak apa-apa nak... Mari duduk lah, aisfa kemari lah" jawab Abi Ibrahim,

Saat akan melangkah kaki masuk ke dalam aisfa tidak bergerak sama sekali, ia malah justru menggenggam tangan gus alzam erat, tau ketakutan istrinya, gus alzam menenangkan aisfa dan membisikkan sedikit kalimat penenang untuk nya

"Jangan takut aa' di sini, jika mereka melakukan hal yang membuat kamu terluka aa' di sini buat ngelindungin kamu, jangan takut oke"

Bisik gus alzam yang membuat genggaman tangan aisfa tadi sedikit longgar, melihat itu gus alzam perlahan-lahan menuntun istrinya untuk masuk ke dalam, gus alzam duduk di sebelah abi, sedangkan aisfa duduk di dekat umma

Hening belum ada yang berani membuka suara semuanya terdiam dalam kecanggungan ini, sampai abi membuka suara dan memulai percakapannya

"Ekhmm.... Baiklah seperti yang kita sudah sepakati kemarin, bagaimana keputusan alzam dan aisfa saja, saya akan nurut, tapi kalian coba bujuk lah"
Ucap abi, yang membuat dua pasangan paruh baya itu saling melihat

"Haahhh.... Baiklah izinkan aku yang berbicara, kail-- eh gak maksudnya aisfa, kamu mungkin masih ingat aku kan? aku Tasya, Tasya naviera nazella kakak kamu, ingat kan? tidak mungkin kamu akan lupa dengan kakak kamu ini, tujuan kami ke sini untuk memperbaiki hubungan keluarga kita dulu, kakak gak mau keluarga kita terpecah belah seperti ini, kakak juga gak tega lihat ayah dan bunda terjebak dalam rasa bersalah, jadi gimana? Kamu mau kan memperbaiki keluarga kita lagi? kamu mau kan? maafin ayah dan bunda?"
Ucap tasya

"Nakk.... Maafkan ayah dan bunda yang sebelumnya membuat kamu menderita, kami di butakan saat itu, membenci satu sama lain membuat kamu kena imbasnya, ayah benar-benar minta maaf nakk.... Sekarang ayah sudah menyadari kesalahan ayah kamu mau kan? Maafkan ayah dan bunda kamu?"
Tanya laki-laki paruh baya itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah kandung aisfa, ayah tama

Aisfa tidak menjawab apapun, ia masih senantiasa menggenggam erat tangan umma nya, matanya tidak bisa berbohong, ada air mata yang ia tahan, ada masa lalu yang membuat dia trauma, ada kejadian yang membuat dia harus menanggungnya

"Zifa...."

Panggil seorang wanita yang tidak terlalu tua tapi tidak terlalu muda juga, ia memanggil nama itu dengan lembut yang membuat aisfa mengangkat kepalanya, panggilan itu ialah panggilan khusus dari bunda nya dulu, memang tidak di panggil dengan lembut seperti sekarang, tapi entah kenapa ia suka jika bunda nya memanggil nya dengan nama itu

Cinta Seorang Gus Alzam [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang