10. MIMPI

2.6K 157 0
                                    

"Tuan Duke.. Tuan Duke tiba tiba terkena penyakit misterius" ucap maid paruh baya itu mampu membuat mereka yang ada di lobby mansion terbelalak, yahh kecuali Stella.

Eiser bangkit dari duduknya dan sedikit membungkuk pada laki laki di depan nya.

"Yang mulia saya akan melihat ayah saya maaf pergi meninggalkan anda" ucap Eiser lalu pergi dengan langkah tergesa-gesa.

Stella menatap Charles sebentar lalu mulai melirik Eiser yang menghilang di sebuah lorong.

"Yang mulia, saya juga akan melihat tuan Duke apa yang mulai mau ikut?" ajak Stella sambil tersenyum manis.

"Saya ikut"

Sampai di depan pintu kamar Duke dan Duchess, dapat Stella dengar suara Duchess yang tengah menangis.

Ia mengetuk pintu pelan, lalu mulai membuka pintu dan sedikit mengintip melalui celah.

"Mengapa kita tidak masuk nona Stella?" tanya Charles.

Tepat setelah mendengar itu Stella pun membuka pintu kamar sedikit lebar agar ia dan Charles bisa masuk.

Eiser melirik ke arah pintu yang berbunyi, dapat Eiser lihat di Stella masuk dengan sedikit menundukkan kepalanya.

Stella berjalan menghampiri Eiser, ia pegang pergelangan sang suami lalu sedikit berjinjit untuk berbisik sesuatu pada Eiser.

"Ada apa dengan Ayah? " tanya Stella, Eiser menatap Stella sebentar sebelum ia menutup mata nya dan menggeleng.

"Tuan muda, yang mulia tuan Duke saat ini dalam keadaan kritis, dan kami masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada tuan Duke," ucap seorang dokter yang tadi memeriksa Duke.

Stella saat ini yakin kalau penyakit yang di derita Duke Graayn adalah penyakit yang berada dalam cerita tepat nya di BAP 25. Di sana juga di jelas kan bagaimana cara menangkal nya.
Tapi.....

Itu butuh ke ahlian khusus. Karna obat yang terlampau susah untuk di cari alhasil Duke Graayn harus menghembuskan napas terakhir nya karna tak kuat menahan sakit yang di deritanya.

Kalau di dunia nya, tentu saja obat itu sangat mudah di dapat kan. Karna obat itu pasti ada di setiap rumah sakit. Tapi.... Saat ini Ia bukan tengah berada di dunia nya namun di dunia Stella.

"Jadi kami masih akan mencari tahu bagaimana cara menangkal nya"

"Baiklah, cari obat nya dan pastikan kalian tidak terlambat"

"Baik yang mulia tuan muda kami permisi" pamit dokter itu lalu membungkukkan badan nya.

Stella melirik Duchess yang saat itu tengah duduk di pinggir kasur king size yang di tiduri oleh Duke. Tengah menangis sambil mencium tangan sang suami. Stella menghampiri Duchess dan memeluk nya erat.

"Ibu, aku yakin ayah akan baik baik saja, ayah adalah orang yang kuat" ucap Stella menguatkan ibu mertua nya. Duchess mengangguk kan kepalanya di ceruk leher Stella.

Berbeda dari sana Charles menatap kejadian di mana Stella memeluk Duchess erat pun tersenyum tipis, sangat tipis bahkan tak terlihat seperti senyuman. Ia tepuk pundak sahabatnya sekaligus orang kepercayaan nya pelan.

"Tuan Duke pasti kuat kau tenang saja, bukan kah dia adalah panglima terbaik sepanjang sejarah" ucap Charles menguatkan Eiser. Tidak Eiser tidak menangis ia hanya terlihat sendu dan tak bersemangat. Tapi yang berada di Samping nya adalah Charles sahabat nya yang tau semua tentang diri nya.

Syerill membuka mata nya perlahan saat melihat cahaya putih yang sangat terang masuk ke dalam kornea mata nya. Pandangan pertama yang ia lihat adalah.

MENJADI SI ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang