16. EISER DAN STELLA

2.2K 127 0
                                    

💗~HAPPY READING~💗

"Tapi aku tak menganggap itu sebagai candaan" balas Eiser sambil mengunci pergerakan Stella.

'Napa sih ni laki perasaan bawaan nya serius mulu' batin Stella, sambil memikirkan ide cemerlang nya.

Stella mengangkat satu sudut bibir nya. Sebuah ide telah muncul di benak nya. Eiser selalu saja membuat nya ketar ketir, jadi apa salah nya jika Stella yang membuat Eiser ketar ketir.

Walau Stella yakin kalau Eiser tak akan salah tingkah. Malah mungkin saja Eiser akan jijik pada nya. Tapi...

Gapapalah, suami sendiri ini. Hehe.

Stella mengangkat tangan kanan nya untuk menyentuh rahang Eiser. Eiser yang mendapat perlakuan itu di buat mematung selama beberapa saat.

Tangan kiri Stella juga mulai menyentuh rahang Eiser. Mengelus nya pelan sebelum ia mengalungkan tangan nya di leher Eiser.

Demi apapun saat ini Eiser merasa ada kupu kupu yang terbang di perut nya. Stella menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.

Jujur ia sudah siap untuk di dorong menjauh. Tapi gapapa lah kali kali meluk cogan.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

10 detik.

Bahkan sampai satu menit, Eiser sama sekali tak merespon. Stella mulai mendongakkan kepalanya menatap Eiser.

Stella menarik satu sudut bibir nya karna Eiser yang diam saja mendapat perlakuan seperti ini dari nya. Stella mengangkat tangan nya kembali untuk mengelus rahang Eiser.

Eiser menikmati nya terbukti karna pria itu yang memejamkan mata. Pandangan Stella berhenti tepat di bibir tebal pria yang menyandang status sebagai suami nya.

Mengelus nya pelan, sambil tersenyum tipis. Stella sedikit berjinjit meng sejajar kan tinggi nya dengan sang suami.

Cup

Stella mengecup bibir Eiser singkat. Tapi saat ingin menjauh kan wajah nya. Eiser malah menekan tengkuk Stella yang membuat Stella tak bisa menggerakkan kepalanya.

Dapat Stella rasakan Eiser yang melumat bibir nya dengan lembut. OMG kapan lagi di cium cogan Batin nya.

Stella membalas ciuman Eiser pelan. Jujur saja ciuman nya masih berantakan.

Eiser mulai menjauhkan wajah dari Stella. Saat merasakan Stella yang memukul dadanya.

Sungguh melihat Stella yang mengais napas dalam dalam seperti ini. Benar-benar menggemaskan di mata nya.

"Ternyata kau memiliki keberanian ya?"

"Tentu saja" ucap Stella sambil mengelap bibir nya. Stella mendengar kekehan Eiser di depan nya, intonasi nya seperti mengejek. Benar-benar menyebalkan.

"Kau tau, dengan kau yang seperti ini kau malah terlihat seperti jalang" ucap Eiser dengan nada mengejek. Tunggu mengapa aku mengucapkan itu. Apa Stella akan terluka.

Stella terdiam di tempat nya, ia tatap Eiser dengan tatapan, yang sulit di artikan. Jujur saja Eiser sedikit risih dengan tatapan itu.

"Memang nya salah kalau aku melakukan itu kepada suami ku?" ucap Stella dengan nada sendu.

"Bukan kah kau baru saja berkata bahwa kita tak seperti suami istri"

"Karna itu, mari menjalin hubungan yang lebih baik lagi Eiser"

"Apa aku bisa mempercayai mu? "

"Dalam berumah tangga, saling mempercayai adalah kunci kerukunan"

Stella menundukan kepala nya. Demi apapun saat ini jantung nya tengah berdisko.

Eiser memegang pipi kanan stella. Mengangkat kepala sang istri agar menatap bola mata nya.

"Kau ingin membangun rumah tangga yang rukun dengan ku?"

"Tentu saja"

Eiser tersenyum tipis, ia mendekat kan wajah ke arah telinga Stella. Dan membisikan sesuatu di sana.

"Jika itu mau mu, mari membangun rumah tangga yang rukun" ucap nya sebelum mengecup bibir Stella.

Stella di buat kaget dengan sikap Eiser yang tiba tiba mengecup nya. Kedua tangan nya memeras jas yang Eiser gunakan.

Tangan besar itu menarik pinggang nya agar lebih dekat dengan Eiser. Eiser akui Stella memiliki tubuh yang bagus.

Saat ini Stella menggunakan gaun merah yang sangat pas di tubuh nya. Benar-benar cantik, Eiser akui itu. Hingga Eiser tak ingin orang lain melihat nya.

Hanya ia yang boleh melihat keindahan Stella. Katakan lah bahwa Eiser posesif, tapi ia tak peduli. Stella milik nya dan akan terus menjadi milik nya.

"Tuan muda di bawah ada yang mulia putra mahkota" panggil Stephan sambil mengetuk pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan muda di bawah ada yang mulia putra mahkota" panggil Stephan sambil mengetuk pintu.

Eiser menjauh kan wajah nya dari wajah Stella. Mengusap bibir nya yang basah sambil menatap Stella yang tengah mengais oksigen.

"Gantilah pakaian mu lalu turun ke bawah untuk menemui putra mahkota" ucap Eiser sambil mengelap bibir Stella.

Stella mengangguk dan berjalan keluar dari ruang kerja Eiser. Boleh kah saat ini ia berbunga bunga?

'Argghhh kalo gini bisa bisa gw malah suka sama dia lagi' Batin Stella sambil sedikit mengacak rambut nya. Saat ini ia tengah berada di lorong menuju kamar.

Dan keadaan sepi. Biar lah sampai di kamar nanti rambut nya berantakan. Toh ada maid yang akan membantu nya.

"Melody, Diana, tolong panggil kan nyonya Flarez" ucap Stella saat memasuki kamar.

"Baik nona"

Sepeninggalan mereka berdua, Stella merebahkan tubuh nya di atas ranjang.

"Hahhhhh, gw harus cepet cepet kabur dari sini, apa pas mereka dinas aja ya?" ucap Stella sambil menatap langit kamar.

"Tapi gw udah ngajak Eiser buat bangun rumah tangga yang rukun"

"Argh bikin pusing" ucap nya sambil mengacak rambut.

"Tapi... Apa ucapan nya bisa di percaya? Oke gak ada kata rencana kedua, gw bakal tetep kabur dari sini"

Pusing sama alur selanjutnya.

Kalian sering sering vote dong biar gw semangat.

Menurut kalian lebih baik Stella kabur atau tetep sama Eiser, atau gw buat dia bareng Charles? Apa mau Taehyung?

Udah lah kita liat nanti ya gak.

Jangan lupa vote guys.

And follow akun aku ya.

💗Bye all👋

MENJADI SI ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang