26. SEHARUSNYA AKU!!

883 63 2
                                    

💗~HAPPY READING~💗

Hestia kembali ke mansion nya dengan senyum puas. Ia baru saja menang dalam permainan judi bersama para bangsawan lain nya.

Tanpa ia sadari seseorang sudah menunggu nya sejak awal. Orang itu adalah Evan Lovelyn. Suami Hestia sendiri.

Saat Hestia memasuki pintu utama mansion. Ia langsung di suguhi oleh pemandangan yang. Eumm mengerikan?

Seorang pria yang sedang membaca majalah sambil meminum kopi. Bukan, bukan itu yang paling mengerikan.

Tapi...

Pistol yang berada di meja serta pisau buah yang sedang di gunakan oleh simpanan suami nya. Pria itu, Evan. Ia bersama dengan wanita gelap nya melirik Hestia sinis.

Glek.

Hestia menelan ludah nya susah payah saat wanita dengan dress cream itu mendekati nya.

"Selamat datang nyonya" ucap wanita itu menekan semua kata kata nya. Hestia hanya diam, ia masih menyayangi nyawanya.

Apa lagi wanita ini masih memegang pisau. Dari pada ia terluka lebih baik ia diam saja.

"Apa yang kau lakukan di mansion Duke Graayn tempo?" tanya Evan menaruh majalah di atas meja.

"Mari duduk dulu" ajak wanita dengan dress cream itu menaruh Hestia duduk. Hestia tentu saja menuruti nya, ia bukan wanita bodoh yang akan memberontak dan mati begitu saja.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Hestia mencoba untuk tetap tenang. Walau saat ini tubuh nya sudah bergetar.

"Apa yang kau lakukan pada adik ku?" ucap Evan mengganti pernyataan nya.

"Aku tak melakukan apapun" sambil melipat tangan di depan dada.

"Hestia sebenarnya kau ini jalang dari mana?" tanya wanita dengan dress Cream itu sinis.

"Diam! Kau yang jalang di sini!"

"Haha, aku? Jalang?" tawa sinis wanita itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Sebaiknya kau bercermin, karna aku jauh lebih baik dari mu!" ucap gadis itu lagi sambil menyodorkan cermin pada Hestia.

"Tak perlu, aku sudah cantik"

"Cih, menjijikkan!"

"Apa maksud mu?!"

"Kau benar benar menjijikkan Hes"

"Kau-!"

"Cukup!" ucap Evan sambil menatap Hestia dengan tatapan datar.

"Ck, lihat lah pria mu sudah membela mu sekarang" ejek Hestia pada wanita itu.

"Hestia, cukup Claudia tak salah di sini" ucap Evan.

"Kau membela jalang itu?!"

"Siapa yang kau sebut jalang?!"

"Sudah ku bilang Cukup!" tegas pria itu mampu membuat kedua wanita ini terdiam.

"Hestia kemasi barang barang mu, dan pergi dari sini!" ucap Evan Tegas mampu membuat Hestia melotot.

"Kau gila! Tinggal di mana aku nanti" teriak wanita itu.

"Kau ini kasta rendah tapi seolah olah kau yang menggenggam semua" sindir Claudia wanita gelap Evan.

Bukan, bukan wanita gelap. Tapi kekasih Evan.

"Kau diam saja" pinta Hestia.

"Hestia-Hestia, sudah tau sampah tapi kenapa bertingkah seperti emas?" ucap Claudia lagi.

"Tidak cukup kau merebut kekasih ku? Sekarang kau mau menghancurkan adik ku juga!?" Claudia benar-benar geram saat ini. Wanita di depan nya benar-benar merebut semua ke bahagian nya.

Pada awal nya Hestia hanyalah pelayan Stella. Tapi dengan licik nya Ia menjebak Evan sampai berpura-pura hamil untuk mendapatkan harta dan tahta.

Claudia adalah kekasih Evan, mereka sudah berpacaran selama 5 tahun. Claudia sangat dekat dengan Stella bahkan mereka seperti kakak adik.

Itu sebab nya ia tak ingin adik sampai terluka karna wanita berbisa ini.

Claudia menghampiri Hestia lalu menjambak rambut nya kuat.

"Kau benar-benar menjijikkan Hestia!?" teriak Claudia.

Claudia mengambil pisau buah yang sempat ia gunakan. Evan hanya diam melihat bagaimana kekasih nya akan bertindak.

"Akhh, lepaskan aku jalang!" ringis Hestia sambil mencoba melepaskan diri.

"Shh"

Claudia tak peduli dengan ringisan dari belah bibir wanita ini. Ia mulai mengarahkan pisau buah itu ke pipi Hestia dan mengukir sebuah huruf.

Srett.

Srett.

Srett.

"Akhh, shhh, sakit bodoh"

Prok.

Prok.

Prok.

"Lihat lah pipi mu, di sana ada inisial nama mu, H, kau pasti akan langsung di kenal, bukan kah, kau ingin semua orang mengenal mu, Hes?" ucap wanita dengan Dress Cream itu tersenyum remeh.

Hestia menutupi pipi nya yang terdapat ukiran huruf H yang masih mengeluarkan darah itu. Lalu menghampiri Claudia.

Ia berniat mengambil pistol yang berada di meja itu namun segera Evan mengambil nya.

"Bawa dia ke penjara bawah tanah!" ucap Evan, yang mampu membuat para prajurit langsung menuruti printah nya.

"Lepas kan aku!"

"Hey, lepas kan aku bodoh!" teriak Hestia berontak tapi sama sekali tak di hiraukan.

"Hhhh benar-benar wanita gila" gumam Claudia.

"Evan, kita harus cari Stella secepatnya"

"Kau benar, tapi sepertinya aku akan pergi ke makam ayah terlebih dahulu"

"Yah akan lebih baik seperti itu, aku ikut"

Evan tersenyum simpul dan mengangguk.

"Lepaskan aku, hey aku adalah nyonya rumah di sini!" teriak Hestia tapi tak ada satu pun yang menghiraukan.

"Lepas kan aku!"

"Hhhh, hhhh" air mata jatuh begitu saja dari pipi wanita dengan gaun merah maroon.

"Kenapa?, kenapa Stella selalu mendapatkan apa yang aku ingin kan?" gumam nya sambil terduduk lemas di dalam jeruji itu.

"Seharus nya aku... "

"Seharusnya aku yang lahir di keluarga bangsawan..."

"Seharusnya aku yang di cintai pangeran..."

"Seharusnya aku yang menikah dengan Eiser..."

"Seharusnya aku..."

"AKU!" teriak nya serentak sambil menjambak surai coklat nya kuat.

Jangan lupa di pencet bintang nya.

Dan jangan lupa ikuti akun aku.

Bye all👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENJADI SI ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang