15. HESTIA LOVELYN

2.1K 127 1
                                    

💗~HAPPY READING~💗

Stella tengah sibuk dengan berkas
berkas yang menumpuk di meja nya. Membaca dan kadang menandatangani satu persatu benar benar membuat nya bosan.

"Capek juga ya" gumam nya lalu meminum teh yang memang sudah di buat kan oleh pelayan.

Stella mulai termenung, tentang kejadian tadi malam. Bagaimana bisa beberapa alat medis rumah sakit ada di dalam kamarnya.

Apa lagi di jaman ini alat itu masih belum banyak di gunakan. Apa Fiolla yang memberikan nya, secara ini kan novel buatan nya. Sudah pasti dia bisa mengubah alur ini dengan cepat.

Tapi...
Kalau begitu bukanlah seharusnya dia mengubah langsung saja. Agar Stella yang menjadi pemeran utama.

Atau saat ini Stella lah yang menjadi pemeran utama. Dan mengalahkan Melody. Tapi itu akan sangat mudah, dan seharusnya Syerill sudah kembali jika memang itu terjadi.

Aghh sudah lah, toh nanti juga balik

Tok tok tok

Stella menatap kearah pintu yang di ketika dari luar.

"Masuk" ucap nya acuh dan melanjutkan  mengecek beberapa berkas.

Dari balik pintu, ada seorang wanita cantik yang menghampiri Stella. Dengan gaun yang terlihat sesak, (menurut stella). Wanita itu berhenti tepat di hadapan nya.

"Hai Stella sudah lama sekali, ya kita tak bertemu" ucap wanita itu. Stella mengangkat kepala nya menatap tepat pada bola mata wanita tadi.

"Ada urusan apa kau kemari?" tanya Stella dengan tatapan tajam nya. Stella tau siapa wanita ini.

Wanita ini adalah, istri dari saudara tiri nya Evan lovelyn. Tapi bukan itu poin penting nya, wanita di hadapan nya ini mengincar seorang Eiser Graayn untuk menjadi milik nya.

Nama wanita ini adalah Hestia, gadis yang memiliki ambisi untuk merebut milik nya. Memang sedari di Akademi gadis ini sudah mengincar Eiser. Tapi Eiser hanya acuh dan tak memedulikan nya.

"Ayolah, apa ini sikap mu pada kakak ipar" ucap nya dengan nada menyebalkan.

Stella menatap wanita itu kembali dan berdiri dari duduk nya.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita duduk dulu?" ajak Stella dengan senyuman manis dan menuntun Hestia kearah sofa.

"Diana tolong buat kan teh untuk tamu ku" suruh Stella pada Diana yang memang tengah berada di ruangan nya.

"Baik nona" ucap diana lalu beranjak dari ruang kerja Stella.

"Jadi apa yang membuat kakak ipar kemari?" tanya Stella dengan senyuman manis namun dengan nada menuntut di kata 'kakak ipar '

"Ahh, aku hanya ingin mengunjungi adik ipar ku saja" Jawab nya dengan seringai.

"Jadi bagaimana kehidupan mu semenjak berumah tangga Stella? "

"Saya baik, lalu bagaimana hubungan anda dengan kakak saya? "

"Stella, kakak mu benar-benar bajingan, kau tahu kemarin ia membawa seorang wanita kedalam kamar pribadi nya, yang bahkan tak pernah ku masuki" adu wanita itu dengan nada sedih dan raut wajah melas. Sungguh gadis yang penuh drama.

"Nona ini teh nya" ucap Diana sambil meletakkan dia cangkir teh di hadapan Stella dan Hestia.

"Di minum dulu kak nanti lanjutkan" ajak Stella sambil mengambil cangkir teh nya.

"Stella bagaimana kalau kita pindah ke loby saja?" ajak Hestia setelah meminum teh nya.

"Eiser sedang di istana saat ini"

"Apa maksudmu, aku kan hanya mengajak untuk duduk di loby, lalu kenapa kau malah membahas Eiser?"

"Bukan kah kakak kemari ingin bertemu dengan Eiser? "

"Te-tentu saja tidak, apa yang kau bicarakan Stella"

"Ohh maaf kan aku, mungkin aku salah tebak" ucap Stella dengan wajah datar nya.

"Sudah lah, kau tak asik, aku pamit pulang dulu" pamit Hestia.

"Ehh kak, Eiser sebentar lagi pulang tak ingin menunggu saja" ujar Stella dengan Smirk.

Hestia berhenti sejenak yang mampu membuat senyuman Stella semakin terangkat.

"Pelayan juga sedang membuat kue, tak ingin menunggu saja"

"Ahhh, kalau begitu boleh, sudah lama aku tak makan kue" ujar Hestia kembali duduk.

'Sangat mudah mengelabui mu, maka sangat mudah menyingkirkan mu, Hestia'

Stella duduk menatap gerak gerik Hestia yang sejak tadi menoleh kesana dan kesini. Belum lama ini Eiser kembali bersama orang kepercayaan nya. Stephan.

"Stella, apa suami tidak ingin keluar?"

"Kenapa kau berharap ia keluar?"

"Ahh, bukan begitu tap" belum selesai Hestia menyelesaikan ucapan nya. Eiser datang menuruni tangga.

"Tuhh dia sudah datang" menujuk dengan dagu.

"Stella bisa kita bicara sebentar" ucap Eiser.

"Bisa"

Stella beranjak dari duduk nya lalu pergi mengikuti Eiser dari belakang, setelah berpamitan pada Hestia.

"Menyebalkan, ia bahkan tak melirik ku" kesal Hestia lalu beranjak dari duduk nya. Ia berniat untuk pulang saja.

Stella mengikuti Eiser sampai di ruang kerja nya. Gadis menatap Eiser yang tengah berdiri tepat dihadapan nya dengan wajah datar.

"Ada apa kau memanggilku?"

"Aku akan pergi dinas keluar kota bersama pangeran, dan mungkin akan lama di sana"

"Lalu, apa urusan nya dengan ku?" ucap Stella memiringkan kepalanya.

"Karna kau istri ku"

"Memang nya kau menganggapku sebagai istri?"

"Mau bagaimana pun kau tetap istri sah ku Stella" geram Eiser.

"Benarkah? Bisa kau membuktikan nya?"

Eiser terdiam mendengar perkataan menantang dari Stella. Jujur ia geram karna Stella mulai berani pada nya.

"Kita memiliki surat resmi"

"Itu hanya kertas, aku tak tertarik" ucap Stella lebih menantang lagi.

Eiser mengeluarkan smirk nya dan berjalan mendekati Stella. Stella yang merasa bahwa Eiser mendekat, dengan reflek langsung melangkah mundur.

"A-apa yang mau kau lakukan?" tanya Stella panik.

"Bukan kah kau memintaku untuk membuktikan bahwa kita adalah suami istri?"

Stella tak bisa mundur lagi, ia sudah mentok dengan tembok. Stella menyenderkan dirinya sambil menatap Eiser panik.

"Eiser a-aku hanya bercanda"

"Tapi aku tak menganggap itu sebagai candaan" balas Eiser sambil mengunci pergerakan Stella.

Annyeong aku kembali.

Kangen gak sama tulisan ku?

Sama Stella?

Eiser?

Atau Charles?

Yahh moga suka sama kelanjutan nya.

Jangan lupa di pencet bintang nya.

And jangan lupa follow aku ku.

💗Bye all👋

MENJADI SI ANTAGONISWhere stories live. Discover now