19 KHAWATIR.

1.7K 117 4
                                    

💗~HAPPY READING~💗

Hari ini adalah hari minggu, Stella tengah bersantai di dalam kamar nya. Meminum teh sambil bersenandung kecil.

TOK TOK TOK.

pintu kamar nya di ketuk dari arah luar. Membuat Stella mengangkat sebelah alis nya.

"Masuk saja" ucap nya membiarkan orang itu masuk.

Kriett

Pintu terbuka menampakkan seorang wanita setengah baya yang masih sangat cantik di usia tua nya.

Stella tersenyum manis saat tahu itu adalah ibu mertua nya.

"Ada gerangan apa ibu mendatangi kamar ku?" tanya Stella lembut.

Duchess membalas senyuman Stella tak kalah manis. Ia menghampiri menantunya yang berdiri dengan sedikit menunduk.

"Saya ingin mengajak mu untuk pergi ke gereja bersama, apa Stella mau?" tanya Duchess.

Stella di buat terdiam. Ia cukup kaget dengan ajakan ibu mertua nya ini.

Bagaimana ini? Gereja bukanlah rumah ibadah nya. Ia takut logout dari agamanya.

"Seperti nya saya tak bisa ikut ibu, saya merasa tak enak badan" tolak Stella beralasan.

"Ah kau sakit?"

"Mungkin"

"Baiklah ibu akan pergi sendiri saja, lain kali saja kita pergi ke gereja bersama" ucap Duchess tersenyum kecewa.

"Maaf kan saya ibu" maaf Stella tak enak hati.

"Tak apa, kau istirahat lah yang cukup" ucap Duchess lalu pergi dari kamar Stella.

Sepeninggalnya Duchess Stella bernapas lega lalu kembali duduk di kursi nya.

"Gila, kalo gw ikut tadi apa gw bakal murtad ya?" gumam nya sambil menyentuh dada nya.

"Untung gw tolak, astaghfirullahalazim maafin syerill ya Allah" gumam nya lagi sambil mendongakkan kepala nya.

Tak berselang lama ada kembali yang mengetuk pintu kamar nya. Stella melirik sebentar, segera ia beranjak ke arah ranjang dan menutup tubuh nya dengan selimut.

"Masuk saja" ucap Stella dengan suara ia kecil kan.

Masuk lah seorang pria bertubuh tegap yang menyandang status sebagai suami nya. Eiser, ia menatap Stella dengan tatapan aneh.

"Kau sakit?" tanya Eiser tanpa mimik khawatir.

Uhuk

Uhuk

"Mungkin?" kalian harus acungi jempol tentang akting Stella.

Eiser melangkah ke arah ranjang memeriksa suhu tubuh Stella. Ia mengerut bingung tak ada yang salah dengan wanita ini.

"Kau tak panas"

"Tidak semua sakit itu di cek dari suhu tubuh, mengerti?"

"Kau tahu tentang medis?" tanya Eiser dengan wajah datar nya.

'Iya lah gw s2 magister kedokteran, mana ambil sekolah spesialis lagi, ngerti banget gw sama medis' batin Stella.

"Mm sedikit" balas Stella.

"Kau membutuhkan sesuatu?"

"Kau khawatir pada ku?" tanya Stella. Hal itu mampu membuat Eiser gelapan.

"T-tidak" dan yah muncul lah senyum menyebalkan nya.

"Yakin?" tanya Stella dengan wajah tengil.

"Sudah lah aku sibuk" ucap Eiser sambil mengalihkan wajah nya. Lalu pergi dari kamar istri nya. tunggu, maksudnya, istri di atas kertas nya.

"Cielah kalo khawatir mah ngomong bae atuh mas" ucap Stella dengan wajah julid pada pintu kamar nya.

Setelah mengatakan itu Stella teringat sesuatu. Hal itu mampu membuat nya tersenyum puas.

"Tunggu beberapa hari lagi gw bakal pergi dari mansion ini, dan saat itu gw yakin Eiser bakal uring-uringan nyariin gw" gumam nya dengan mengangkat satu sudut bibir berbentuk love itu.

Bab kali ini sedikit yah?

Hehe sorry (◞‸◟ㆀ)

Gw mau izin, mungkin gw gak akan up dulu selama ramadhan ini.

Sorry ya 🙏🙏

Kegiatan gw banyak guys.

Tapi gw usahain buat up sebelum lebaran.

Do'ain gw biar nyampe target ya.

Gw pengen ramadhan ini khatam.

Kalo gak dua kali sih sekali juga gak papa.

Jangan lupa di pencet bintang nya.

Jan pelit pelit.

Sama jan lupa juga follow akun ini.

💗bye all👋

MENJADI SI ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang