13. SEORANG DOKTER

2.3K 149 2
                                    

Stella Berguling-guling tak jelas di atas ranjang king size nya. Tersenyum lebar dan terkadang tertawa tak jelas persis seperti orang yang tidak waras.

"Gila tu cowok ganteng banget" ucap nya sambil menurunkan selimut yang tadi menutup seluruh tubuh hingga wajahnya.

"Gw bingung kenapa Stella gak tertarik ya sama tu cowok, padahal kan dia juga ganteng, mana sweet lagi" lanjut Stella tak jelas sambil tersenyum sumringah. Ia menaikan selimut nya lagi dan mulai kembali berguling-guling.

"Gw suka sama lo kim taehyung" ucap nya sedikit berteriak, tak peduli jika nanti akan ada yang mendengar nya.

Tanpa ia sadari di balik pintu kokoh itu, berdiri seorang pria yang tengah mengepal kan tangan erat.

"Kau menyukai pangeran taehyung? " gumam nya lalu mulai menarik satu sudut bibir nya.

"Terserah kau menyukai siapa, kau akan tetap menjadi milik ku Stella" ucap nya lalu pergi dari sana.

Sejujurnya ia tak terlalu mengerti dengan perkataan Stella. Tapi ia mengerti dengan kata suka. Lalu nama itu ia pun mengetahui nya.

Maka bisa ia simpulkan bahwa Stella menyukai putra mahkota kerajaan Joseon.

Stella terbangun dari tidur nya. Hari masih gelap jam dinding besar yang berada di kamar nya pun masih menunjukkan angka 2.

Stella keluar dari kamar nya sambil memegangi perut. Sama seperti di dunia nya ia pasti akan lapar saat tengah malam dan terbangun begitu saja.

"Ada mi gak ya? " gumamnya sambil terus berjalan pelan kearah dapur.

Saat akan menuruni tangga Stella mendengar suara jeritan dari Duchess yang berasal dari kamar sebelah nya.
Tanpa pikir panjang ia berjalan kearah situ dan langsung membuka pintu kayu yang menghubungkan dengan ruangan di sebelah nya.

"Ada apa ibu?" tanya dengan ekspresi panik yang tak bisa ia sembunyikan. Karna jujur nyawanya belum mengumpul lalu ia mendengar suara teriakan di samping nya. Tentu saja itu membuat nya kaget.

Untung saja ia tak mengeluarkan kata kata Mutiara nya.

"Stella, a-ayah mu, ayah kejang" ucap Duchess terbata.

Stella membulat kan mata nya dan berlari ke arah Duke dan Duchess. Ia mengecek keadaan ayah mertuanya yang terlihat sangat kesakitan.

"Bagaimana bisa ini terjadi bu?"

"Ibu tidak tau" Jawab Duchess menangis.

Tanpa pikir panjang Stella lari kearah kamar nya.

"Tolong bawakan beberapa barang barang ku" pinta Stella pada prajurit yang berjaga di lorong.

"Apa yang bisa kami bantu nona? "

"Ikuti aku, dan kau tolong panggil kan Eiser di kamar nya, katakan bahwa ayah sedang kritis, lalu suruh ia memanggil dokter" ucap Stella tanpa menghentikan jalan nya.

Prajurit yang ia suruh tadi langsung menjalankan apa yang ia perintahkan. terbukti saat prajurit itu langsung bergegas pergi dari sana.

Stella kembali ke kamar mertuanya dengan membawa alat medis di tangan nya dan tangan prajurit yang tadi ia suruh.

"Letakan itu di sini" tunjuk Stella pada samping ranjang mertuanya.

Prajurit tadi pun menaruh tongkat yang menurut nya aneh tepat di samping Duke yang sedang terbaring.

"Dan tolong bawakan kotak yang berada di atas sofa di kamar ku" ucap nya lagi

Stella langsung membuka kotak yang tadi di bawa nya dan mengeluarkan sebuah suntikan. Eiser yang berada di sana menatap Stella aneh, ingin rasa nya ia mencegah Stella tapi ia tengah menenangkan ibu nya.

Stella mulai mengisi ulang cairan kedalam suntikan tadi. Ia sentil pelan suntikan tadi. Dan mulai menyuntikkan nya ke punggung tangan mertua nya. Lalu ia hubungkan dengan selang yang menyambung dengan tongkat yang tadi di bawa oleh prajurit.

Dan mulai mengisi cairan kedalam kantong yang tergantung di tongkat tadi. Mungkin biasanya kita menamakan itu dengan kegiatan mengimpus.

Tak lama setelah Stella memasang beberapa alat dan memberi obat kedalam tongkat impus. Keadaan Duke mulai terkendali.

"Nona ini barang yang Anda perlukan" ucap prajurit yang tadi Stella suruh sambil membawa sebuah kotak.

"Tolong taruh di atas nakas"

"Baik"

Stella mulai memasang kan beberapa alat medis di tubuh mertuanya dengan telaten.

"Maaf ya yah" ucap di sela membuka kancing baju sang mertua.

Ia pasang kan beberapa alat di dada bidang pria yang menjabat sebagai ayah mertua nya itu. Setelah selesai ia pun kembali mengancing kemeja mertua nya yang tengah berbaring.

Mengotak atik alat yang tadi di bawa oleh prajurit suruhan nya. Hingga garis garis naik turun pun mulai terlihat. Saat ini Stella tengah menggunakan alat pendeteksi detak jantung. Atau elektrokardiogram.

Setelah selesai, ia pun menghampiri suami dan ibu mertuanya yang saat ini tengah duduk di sebuah sofa.

"Ibu kondisi ayah sudah stabil" jelas Stella sambil duduk di samping ibu mertua nya.

"Stella apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau lebih hebat dari dokter keluarga kami" tanya Duchess.

"Aku hanya bisa sedikit ibu, tak sampai lebih hebat dari dokter Kaelus"

"Kau bahkan lebih hebat Stella"

"Bagaimana kau bisa melakukan ini?" tanya Eiser menatap Stella dengan tanya.

"Eummmm, itu karna aku belajar- yahh belajar, hehe" ucap Stella di selingi dengan candaan.

"Tuan muda maafkan saya karna terlambat" ucap seorang pria bertubuh besar dengan almet putih di tubuh nya.

"Tak jadi, semuanya sudah di tangani oleh istriku" Jawab Eiser dengan wajah datar nya.

Demi apapun saat ini wajah Stella benar-benar merona. Saat Eiser berkata istri ku, apa itu berarti dia sudah menerimanya.

"Istri? Lady Stella bisa melakukan pengobatan?"

"Ya Kaelus, harus nya kau ada di sini saat menantu ku melakukan aksi nya" puji Duchess membuat pipi Stella semakin memerah.

"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu yang mulia" pamit dokter itu.

"Tunggu"

"Ya Lady apa anda butuh sesuatu? "

"Tolong rawat Duke di sini dan tinggal saja untuk sementara, karna sangat tidak mungkin jika suatu ketika Duke drop malah tak ada dokter di dekat nya"- Stella.

"Ahhh anda benar, baik saya akan mengikuti perintah mu"

"Diana tolong antar dokter Kaelus ke kamar tamu" perintah Duchess.

Jujur saja Eiser tak setuju dengan usulan itu. Tapi.....

Ia tak ingin ayah nya pergi. Yahh mungkin nanti ia akan mengawasi Stella lebih ketat lagi.

Awas saja jika Stella genit dengan pria lain.

Jangan lupa buat dan pencet bintang dan pojok kiri bawah.

💗Bye all👋

MENJADI SI ANTAGONISWo Geschichten leben. Entdecke jetzt