21. MIMPI BURUK

859 60 2
                                    

💗~HAPPY READING~💗

"Nona! Nona Stella!" panggil Diana sambil berlari ke arah Stella yang sedang di tata rambut nya.

"Ada apa Diana?"

"Ya-yang mulia Duke" jeda Diana menarik napas dan menghembuskan nya perlahan.

"Yang mulia Duke telah tiada!"

syok? Tentu saja bagaimana tidak.

Stella terdiam dengan tatapan mata yang mulai kosong. Bagaimana ini? Lalu kehidupan nya akan seperti apa? Kenapa tak sesuai rencananya?

Mata Stella mulai berkaca-kaca. bukan, bukan karna ia menangisi Duke. Ia sedang menangisi hidup nya yang mungkin akan hancur sekarang.

"Nona mari berganti pakaian" ajak nyonya Flarez.

Stella tak berkata apa apa, ia berlari ke luar kamar menuju kamar mertua nya. Sampai di sana ia melihat ada banyak orang yang sudah berkumpul.

Tunggu, mengapa Melody ada di sini? Sejak bangun tadi Stella tak melihat Melody. Lalu apa yang gadis itu lakukan di sini?

Benar-benar! Sekarang Stella semakin mencurigai Melody. Sepertinya gadis itu memang licik.

"I-ibu?" panggil Stella saat sudah berada di samping ibu mertua nya.

"Stella, ayah sudah tiada" ucap Duchess dengan nada frustasi.

Mendengar nada ke-frustasian ibu mertuanya dalam berbicara. Mampu membuat hati Stella tercabik.

Mau bagaimana pun ia sudah menganggap Duchess sebagai ibu nya sendiri. Bahkan Duchess lebih memerhatikan nya dari pada Eiser, putra kandung nya sendiri.

Stella menarik Duchess ke dalam pelukan nya. Mencoba menguatkan hati sang ibu.

"Ibuu, saya yakin ayah akan lebih bahagia disana" ucap Stella di sela pelukan nya.

"Di sana ayah tak akan merasa sakit lagi, ayah juga akan beristirahat dari pekerjaan nya yang melelahkan" jeda Stella sambil memejamkan mata.

"Kita tak akan berpisah selama nya dengan beliau, ada masanya kita akan kembali berkumpul seperti keluarga" jelas Stella dengan nada yang tercekat.

Duchess sedikit tenang setelah mendengarkan Stella. Ia peluk Erat menantu nya memberikan kenyamanan yang menenangkan.

Duchess tahu Stella menangis. Memang tak terdengar isakan nya tapi dapat Duchess rasakan bahwa pundak Stella yang bergetar.

Di lain sisi, Eiser tengah menatap interaksi ibu dan istri nya dengan tatapan kosong. Jika istri nya menguatkan ibu nya, maka siapa yang akan menguatkan nya?

Eiser lebih baik pergi dari ruangan ini. Dan menyiapkan apa yang harus di siap kan.

"Tuan muda, anda ingin pergi kemana?" tanya seorang gadis pelayan yang melihat Eiser meninggalkan ruangan.

"Menyiapkan kebutuhan untuk pemakaman" balas Eiser dingin lalu pergi begitu saja.

Gadis itu, Melody mengepalkan tangan nya erat. Bagaimana bisa ia di tatap dengan tatapan dingin seperti itu?

Interaksi mereka tadi, tak luput dari pandangan Stella. Hal itu mampu membuat Stella menggertakan gigi nya.

Pemakaman di laksanakan sederhana dan menyiaratkan kesan duka. Tamu yang datang tak terlalu banyak, hanya beberapa orang yang dekat saja yang datang.

Stella berdiri di depan pintu untuk menyambut para tamu. Dengan gaun hitam yang menyiaratkan kesan duka namun tetap elegan.

Stella mampu merebut seluruh perhatian pada nya. Bagaimana tidak, gadis itu cantik walau memakai make up tipis.

Stella menyambut para tamu ramah. Walau dari sorot mata ada kesan kelam di dalam nya. Di samping nya berdiri Duchess yang juga berpenampilan tak kalah modis dengan nya.

Itulah sebab nya banyak yang memperhatikan mereka berdua. Kedua wanita yang tengah berduka, namun masih saja cantik bahkan sangat cantik.

Mobil dengan corak yang khas datang ke dalam Mansion keluarga Graayn. Pintu mobil itu terbuka, memperlihatkan Charles sang putra mahkota dengan menggunakan jas.

"Saya turut berduka atas kepergian tuan Duke" ucap Charles pada Duchess.

"Ya, terimakasih yang mulia sudah menyempatkan waktu untuk datang kemari" balas Duchess dengan senyuman.

Charles mengangguk lalu memberi salam pada Stella sebelum masuk kedalam mansion. Charles berniat mencari sahabat nya untuk menghibur pemuda itu.

Ia yakin bahwa Eiser tengah berada di taman belakang sekarang. Dan benar saja.

Eiser tengah terduduk di kursi yang tersedia di taman itu, dengan kepala yang menunduk. Charles melangkah dengan lebar ke arah di mana pemuda itu duduk.

"Hey" panggil Charles lalu duduk di samping Eiser.

"Ada apa?" tanya Eiser tak bergairah.

"Ayolah jangan seperti ini"

"Memang aku seperti apa?"

"Sudahlah lupakan"

Hening, tak ada percakapan. Mereka sama sama terdiam dan tak mengeluarkan suara.

"Ei"

"Char"

Ucap mereka bersamaan. Mereka kembali terdiam.

"Kau saja dulu" suruh Eiser.

"Aku turut berduka atas kepergian tuan Duke, aku tahu ini mimpi buruk bagi mu. Tapi kau tetap harus bangkit mau bagaimana pun kau adalah penerusnya satu satu nya Gyran"  Gyran sendiri adalah nama daerah yang di Pimpin oleh Duke Graayn.

"Yahh aku tahu"

"Semangat! "

"Terimakasih"

Hening kembali tercipta. Hingga Eiser mulai membuka mulut kembali.

"Apa menurut mu Stella lah yang melakukan ini?" tanya Eiser membuat Charles menoleh ke arah nya.

"Maksud mu?"

"Apa Stella lah yang menyabotase alat medis tuan Duke dan yang meracuni nya?"

"Mengapa kau berkata seperti itu? Dia kan istri mu"

"Aku tahu, tapi semalam Melody berkata bahwa Stella pergi kekamar tuan Duke, dan ia juga lah yang membuat kan tuan Duke makan malam" jelas Eiser.

"Eiser" panggil Charles hingga Eiser menoleh ke arah nya.

"Apa kau percaya pada istri mu?"

hening....

Eiser terdiam tak bisa mengatakan apa apa. Lidah nya kelu untuk berkata apa yang ada di benak nya.

"Eiser, pikir kan baik baik, Stella tak mungkin melakukan itu. Jika iya mungkin ia akan berhati-hati dan tak melakukan aksi nya langsung"

"Istri mu pintar, ia tak akan melakukan sesuatu dengan gegabah, dan tentang ini... Mungkin saja takdir" ucap Charles sambil berdiri dari duduk nya.

"Aku pergi dulu, masih banyak hal yang harus ku urus. Nanti mungkin raja dan ratu juga akan berkunjung" pamit Charles lalu pergi meninggalkan Eiser sendiri dengan pikiran yang berkecamuk.

Jujur gw mau nanya.

Menurut kalian tulisan gw berantakan gak?

Kalo ada yang typo bilang yah nanti dibenerin.

Kalo inget hehe.

Jangan lupa di pencet bintang nya!.

Dan jangan lupa buat ikuti akun aku.

Bye all👋







MENJADI SI ANTAGONISWhere stories live. Discover now