Bagian 07 : Perubahan Manis

403 50 17
                                    

Semua heran dengan pengakuan yang diberikan oleh Jungkook mengenai wanita yang tengah berpelukan dengan dirinya memang benar istrinya. Tidak tanggung-tanggung bagaimana staf resepsionis bernama Beo Arin terkejut dan meminta maaf. Jelas, ia tidak ingin berurusan dengan Jungkook lebih jauh. Walau Jungkook dikenal ramah dan baik hati, Jungkook memiliki pribadi tak akan berpikir panjang jika mengusik masalah kehidupan pribadinya. Terlebih posisinya sebagai ketua divisi pertama.

"Saya meminta maaf. Saya benar-benar tidak tahu—"

"Aku sudah memberitahumu tadi, bukan?" kata Jihyo dengan ketus. Masih jengkel dengan wanita berlipstik merah terang di hadapannya ini yang tengah menundukkan kepala. Mereka bertiga saat ini berada di bagian belakang resepsionis—menjauh dari kumpulan yang tadinya hanya menonton.

Alhasil, Arin hanya bisa memainkan jemarinya yang ia tautkan. Jungkook yang sejak tadi hanya mengamati setelah menarik istrinya ke tempat ini, masih dibuat kebingungan. Selain karena kejadian pagi ini, ia tidak menyangka akan kehadiran istrinya yang datang dengan pakaian piyama. Terlebih dahulu, Jungkook menoleh pada Arin disertai dengan hembusan napas.

"Arin, pergilah. Bagian resepsionis tidak bisa kosong, Hyunki akan memarahimu nanti. Aku juga harus berbicara dengan istriku," ucap Jungkook yang menjadi penengah. Dalam hal ini, Jihyo langsung membulatkan mata, tidak percaya jika Jungkook melepas begitu saja. Lihat, Arin sudah berlalu setelah kembali mengatakan maaf, tetapi Jihyo tidak sudi menerimanya.

"Senior membiarkannya pergi begitu saja? Dia hampir membuatku celaka dengan sekuriti tadi. Apa senior tidak peduli jika aku dan bayi kita terluka?" kata Jihyo, diselimuti amarah dan kekesalan. Kedua mata bulatnya bahkan sudah berkaca-kaca.

Respon spontan yang diberikan Jihyo, sungguh di luar dugaan Jungkook. Ia terpaku, terkejut dan seperti berada di pertengahan alam bawah sadar dan kenyataan yang ada. "Jihyo, bukan seperti itu—"

"Lalu seperti apa? Semuanya sudah jelas, bukan?"

Oh. Jungkook tidak memahami sisi Jihyo seperti ini. Ke mana Jihyo yang tidak peduli dan bahkan tidak ingin dekat-dekat dengan dirinya? Apa ini termasuk hormon seorang ibu hamil?

Bergegas, Jungkook menggelengkan kepala. Ia tidak ingin membuat suasana hati Jihyo memburuk hingga berakhir kejadian-kejadian lebih parah akan terjadi. "Bukan seperti itu, Ji. Begini saja, ayo kita ke ruanganku. Kita akan membahas di sana, oke?" Jungkook memberikan penawaran, berhasil membuat Jihyo berpikir hingga ia mengangguk setuju. Alhasil, keduanya berjalan beriringan ke lift untuk menuju lantai atas—tempat di mana ruangan para pengacara berada, termasuk ruangannya.

Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Akan tetapi, secara tiba-tiba, Jungkook merasakan Jihyo mempersempit jarak, berakhir mengalunkan lengan ke lengannya tanpa memasang ekspresi tegang seperti dirinya. Seolah-olah mereka sudah terbiasa melakukannya, tetapi Jungkook tidak terbiasa. Jantungnya semakin berdebar tidak karuan, belum lagi ia yang mulai merasa keringat dingin.

Jihyo sendiri sadar atas apa yang ia lakukan ketika membuat kontak fisik dengan Jungkook. Hal yang jarang dan tidak pernah terbayang untuk Jihyo lakukan. Hanya saja, ia ingin memperbaiki keadaan agar tidak berakhir buruk seperti keadaan yang kemarin. Bukankah ia sudah benar? Jihyo melakukannya demi mereka berdua. Walau sebenarnya Jihyo masih tidak mengerti alasan dirinya kembali di masa lalu, tetapi kondisi yang terjadi menyadarkan Jihyo bahwasanya ia melakukan perjalanan waktu—seperti kisah-kisah novel yang sekilas ia baca—luar biasa.

Tidak terasa pun, keduanya tiba di ruangan minimalis dengan warna dominan abu-abu bercampur dengan warna putih. Terdapat meja kerja dengan rak-rak berisi buku-buku mengenai hukum disertai dengan interior lainnya. Ini kali pertama Jihyo melihat ruangan Jungkook di kantor ini dan lagi, satu bingkai foto menyita perhatian Jihyo—bingkai yang berisi potret pernikahan mereka.

My Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang