Bagian 46 : Berdamai Dengan Keadaan

123 26 2
                                    

Setelah percakapan kala itu, mereka tidak lagi membahas soal mendiang Goo Seojun. Kim Misoo sebagai perwakilan dari beliau juga tidak lagi menampakkan diri. Untuk sementara waktu, itulah yang terjadi. Jihyo juga tidak melihat perbedaan dari Jungkook. Ia seperti biasanya. Sedikit heran tetapi Jihyo tidak ingin mengambil pusing. Jihyo tidak ingin memikirkan hal-hal yang bisa berdampak buruk kepada Jeonshan.

Perkara kasus mengenai tanah itu juga sudah melewati masa pemeriksaan alat bukti dan saksi. Jihyo dengar, hari ini adalah tahapan akhir—putusan dari Hakim Ketua. Ia berharap, tim suaminya bisa memenangkan kasus ini. Jihyo juga berharap, suaminya juga tetap baik-baik saja di luar sana, karena keterbatasan dan kondisi yang memang tidak memungkinkan, Jihyo tidak bisa tahu apa yang Jungkook kerjakan di luar tanpa sang empu memberitahu atau biasanya, Sohyun yang memang sering memberikan laporan. Bak mereka adalah rekan yang baik.

Terkadang, Jihyo dibuat teringat kala Sohyun begitu membenci dirinya. Mengatai ia seorang iblis dan tak punya hati, tetapi akhir-akhir ini, mereka memang solid. Jihyo suka karena Sohyun memang dalam beberapa hal bisa diandalkan.

Ketika Jungkook yang bekerja seperti biasanya dan memiliki segudang agenda, Jihyo yang mulai memasuki awal semester dan baru mendapatkan cuti untuk beberapa hari ke depan saat ini berada di rumah Bibi Song, tempat di mana sang ibu mertua berada setelah mendapatkan izin dari dokter untuk kembali beraktivitas seperti biasanya, dengan catatan, pemeriksaan tetap harus berlanjut.

Sebelumnya pun, mereka sempat berdebat karena baik Jungkook dan Jihyo berharap mereka berada dalam satu atap di apartemen tetapi sang ibu mertua juga tetap bersikeras, berakhir membuat Jungkook ataupun Jihyo tidak bisa menolak permintaan itu.Jihyo merasa kesepian berada di apartemen sehingga ia memilih ke tempat ini dan Jungkook yang seakan tahu, langsung menjemput setelah pekerjaannya selesai jika memang Jihyo masih berada di sana. Dan hal itu terus berlangsung.

Siang ini pun, seakan untuk mengisi waktu yang begitu luang, Bibi Song, Hanni dan Jihyo tengah membuat bungeoppang dengan berbagai isian. Rencana, terdapat isian cokelat dan keju. Hanni dengan pakaian santai dengan kupluk yang menghiasi kepalanya terpaksa mengerjakan hal-hal yang dirasanya sangat ringan—mengisi adonan dengan isian yang ada. Hanni ingin mengajukan demonstrasi karena merasa begitu sehat, tetapi Hanni lebih dulu mengurungkan niat kala merasa akan kalah berdebat dengan menantunya.

Jihyo lantas bersyukur saat ibu mertuanya tidak mengajak dirinya berdebat sehingga pekerjaan mereka berjalan lancar. Ditemani Bibi Song yang mengeluarkan beberapa guyonan yang menciptakan tawa hingga Jihyo juga ikut serta. Baginya, hari ini menyenangkan. Ia akan bercerita banyak hal dengan Jungkook saat ia menjemput nanti dan berharap jika hari suaminya saat ini juga ikut menyenangkan.

Akan tetapi, di tengah canda dan kegiatan mereka, sebua suara tiba-tiba saja datang dan menyela. Ketika mereka kompak melirik, itu ternyata bersumber dari Sohyun yang langsung memeluk Bibi Song.

"Ibu, kita memenangkan kasus! Mereka kalah telak karena Hakim Ketua lebih setuju pada kawasan Andong yang sudah mendapatkan perizinan. Walau Kementerian Perhubungan tetap ingin melakukannya, Hakim Ketua menolak dan mengabulkan permohonan kita. Sungguh, Jungkook waktu itupun memang begitu mengagumkan karena memberikan penjabaran hingga membuat penggugat bergeming," jelas Sohyun yang begitu bahagia seraya terus memeluk ibunya, bahkan ia juga bergerak, membuat Bibi Song tertawa—merasakan kebahagiaan sang putra sulung.

"Serius? Astaga, kalian memang hebat!" ucap Bibi Song yang mendapat anggukan dari Sohyun. Lantas Sohyun baru menyadari jika ibunya ternyata tidak sendirian.

"Oh, Jihyo dan Bibi Hanni. Maaf, tadia ku begitu bahagia dan ketika berada di posisi itu, aku akan mencari ibuku untuk menyalurkan kebahagiaanku," jelas Sohyun yang kini merangkul pundak ibunya. Langsung saja, Bibi Song memberikan pukulan ringan di perut sang empu.

My Second LifeWhere stories live. Discover now