Bagian 36 : Berterus Terang

110 25 1
                                    

"Sial, aku salah mengetik! Kenapa aku harus menulis nama Jeonshan? Pasti Jungkook akan bertanya lebih lanjut soal ini," ucap Jihyo yang begitu gemas dengan dirinya. Sungguh, ia begitu terbawa suasana. Awalnya ingin menyanggah, tetapi Jungkook mengabari akan menghubunginya nanti karena ia harus menemui Kepala Desa.

Alhasil Jihyo tidak jadi mengirimkan balasan mengenai ia yang salah paham dan memilih untuk menanti panggilan dari suaminya. Sembari melakukannya, Jihyo yang sebelumnya ada di kantin, kini ia bergegas keluar karena ia ingin menaiki bis. Untuk hari ini, ia akan pulang ke apartemen dan akan kembali besok. Selain karena lelah, Bibi Song memang juga memaksa agar dirinya tidak menginap. Itulah alasan Jihyo bersiap-siap untuk kembali ke apartemen.

Ia akan menanti bis dihalte yang memang ada disekitar kampus. Lagipula, tidak ada lagi yang harus ia lakukan. Bertemu dengan teman juga tidak akan ia lakukan karena sampai sekarang, Jihyo memang masih membatasi lingkungan sosialnya. Sejak saat itu, ia masih belum ingin mencari teman. Mungkin hanya Soya yang membuatnya bisa sedikit terbuka, tetapi jika yang lain, Jihyo masih takut.

Hanya saja, langkah Jihyo dengan spontan terhenti karena ia yang melihat eksistensi sosok yang membuatnya menutup diri. Dia—Mirae ada tepat di hadapannya. Jihyo melihat ekspresi yang sulit untuk ia artikan hari ini. Jika yang lalu Mirae akan menatapnya penuh kebencian dan keinginan untuk menindas, saat ini malah memelas dengan kepala menunduk.

Drama perceraian kedua orangtuanya mungkin mengambil banyak peran, tetapi Jihyo tidak ingin peduli. Alhasil, ia memilih berlalu begitu saja, tidak berniat melirik atau menyapa. Rasanya mustahil ia lakukan karena sampai sekarang, ia tidak bisa memaafkan semua perlakuan Mirae. Walau ia terkadang ditampar kenyataan bahwa Mirae dan Jungkook memiliki hubungan yang sedarah, membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

"Entahlah, aku tidak tahu harus berkata apa terkait masalah ini. Aku hanya ingin hidup bahagia dengan Jungkook setelah melakukan banyak perubahan, tetapi ternyata, beberapa hal lainnya juga ikut melakukan perubahan yang tidak pernah aku bayangkan," ucap Jihyo yang masih melangkah. Sedikit lagi ia akan tiba di halte bis dan sepertinya, ia akan menunggu di sana sekitar beberapa menit.

Menurutnya tidak masalah, walau Jihyo berharap Jungkook menghubunginya. Mereka bisa membahas hal tadi atau apalah itu, tetapi Jungkook belum juga melakukannya—seperti yang ia janjikan. Pekerjaan yang membuatnya ke Andong serasa menyita waktu sang suami tercinta. Ia hanya berharap Jungkook baik-baik saja. Kecelakaan itu, tentu tidak bisa Jihyo lupakan. Terlebih mengingatkan ia pada masa lalu. Kecelakaan beruntun yang membuatnya merasakan penyesalan seumur hidup.

Jihyo sebelumnya nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya. Begitu terkejut saat ada mobil yang melintas begitu saja, bahkan tidak bertanggung jawab. Kala mendengar Jungkook bercerita adanya kesengajaan, Jihyo sangat kesal dan akan memberi pelajaran. Ia mengingat bentuk dan warna mobil itu. Dibantu dengan ingatan Jungkook, ia selalu menyimpannya diotak perkara plat mobil.

"Orang yang seperti itu tidak bisa diberikan toleransi. Syukur Jungkook hanya mendapatkan luka ringan, aku bisa gila jika dia membuatku janda lebih awal dari masa lalu," gumam Jihyo seraya menyandarkan kepalanya di bagian belakang halte. Ia memilih untuk duduk dengan tenang, menanti bis yang berhenti di rute apartemen seraya mengamati sekitar.

Hingga tidak sengaja, pandangan Jihyo dialihkan pada seorang gadis. Lebih tepatnya itu adalah Mirae yang baru keluar dari bagian kemudi mobil dan tengah berbincang dengan seseorang melalui ponsel. Jihyo bisa melihat hal itu karena halte yang memang begitu dekat dengan area parkiran depan kampus. Akan tetapi, Jihyo langsung dibuat salah fokus pada mobil yang saat ini disandari oleh Mirae seraya melakukan kegiatan kecilnya, karena mobil itu, sangat mirip dengan mobil yang membuat suaminya celaka. Bahkan, platnya pun begitu persis.

My Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang