Part 3

86.4K 3.7K 6
                                    


Happy reading guys...
Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!
***

Lauren sedari tadi merengut karna paginya yang seharusnya indah dikacaukan oleh kedatangan seorang makhluk yang tak diinginkannya. Padahal jika wanita lain yang diperlakukan seperti itu oleh Dave pasti akan terbang ke langit, tapi lain halnya dengan Lauren, dia merasa tidak enak sekaligus canggung karna bagaimanapun Dave adalah atasannya.

Dan apa tadi? Dave menyuruhnya untuk memanggilnya 'Dave' tanpa embel embel tuan atau apapun jika sedang diluar pekerjaan.

"Maaf tuan tapi sebenarnya anda tidak perlu repot menjemput saya seperti ini" ucap lauren canggung.

"Jangan bicara formal begitu dan jangan panggil aku tuan jika tidak sedang dikantor" Dave memperingatkan dengan sedikit nada merajuk terselip didalamnya.

"Terserah apa yang kau katakan! Aku benar benar muak padamu" ucap Lauren kesal. Seringai tipis tercetak di wajah tampan Dave.

"Ngomong ngomong, berapa umurmu sekarang?"tanya Dave mencoba memecah keheningan.

"22" jawab Lauren singkat.

"Oh... kau masih sangat muda rupanya" ucap Dave.

"Hmm" hanya itu jawaban Lauren yang sedikit membuat Dave kesal.

"Apa schedule ku hari ini?"tanya Dave yang memang tak tau apa saja yang akan dilakukannya hari ini.

"Hanya ada meeting dengan Wilton's Company dan tanda tangan beberapa berkas penting hasil perjanjian dengan beberapa perusahaan dan juga ada pertemuan pribadi dengan dengan anggota keluargamu tuan" jawab Lauren lancar hampir tanpa jeda.

Dave mendesah panjang. "Kau ingin membuatku pusing karna ucapanmu?"tanyanya sebal, Lauren meringis mendengar ucapan Dave.

"Maaf tuan tapi-"

"Ah sudahlah, kau bisa mengingatkan ku nanti dan kau benar benar pikun ya? Bukankah aku sudah katakan padamu kalau jangan memanggilku tuan disaat seperti ini" kesal Dave yang dianggap angin lalu oleh Lauren.

"Kenapa perjalanan ini terasa lama sekali? Biasanya aku menggunakan taxi tak selama ini" gumam Lauren yang masih terdengar jelas oleh Dave.

"Itu karna kau terlalu tegang Lauren, bersikaplah biasa saja jika bersamaku"ucap Dave santai membuat Lauren sedikit berjengit.

"Emm D-dave... kenapa kau mau repot repot menjemputku?"tanya Lauren sedikit kaku.

"Kenapa ya? Mungkin karna aku menyukaimu" jawabnya acuh.

"Ish... aku serius"kesal Lauren sementara Dave masih bersikap santai.

"Aku juga serius, kenapa kau menganggapku bercanda?"tanya Dave menoleh pada Lauren.

"Kau memang sudah gila. Dan aku bingung tentang satu hal, kenapa orang orang mengatakan kalau kau sangat dingin? Padahal saat kau bersamaku aku tak merasa seperti itu?"tanya Lauren heran dan Dave tersenyum tipis.

"Bukankah sudah ku katakan karna aku menyukaimu?"jawab Dave asal, saat bersamaan mobil Lamborgini milik Dave sampai di basement. Dan secepat kilat Lauren keluar mobil tanpa menghiraukan Dave yang sedang tersenyum menatapnya.

***

Tok...tok...tok...
"Masuk" ucap Dave dingin dan muncul lah gadis yang menjabat sebagai sekertarisnya kini.

"Tuan, ini beberapa berkas yang harus anda tanda tangani" ucap Lauren membawa setumpuk dokumen ditangannya.

"Apa kau tidak lelah? Sejam lalu kau sudah membawa 16 dokumen untuk aku cek dan tanda tangani, lalu sekarang kau sudah membawa sebanyak itu lagi?"ucap Dave sedikit mengeluh.

"Maaf tuan ini memang sudah tanggung jawab saya untuk mengerjakan tugas semaksimal mungkin demi kemajuan perusahaan ini" jawab Lauren sopan.Dave menghela nafas panjang.

"Baiklah Lauren, selamat bekerja kembali" ucap Dave pasrah.

"Permisi tuan" pamit Lauren lantas berlalu.

'Dia benar benar pekerja keras' pikir Dave yang melihat punggung Lauren menjauh.

***
Lauren memencet password apartement nya dengan lancar. Dave hanya mengamati wanita itu sejak tadi.

"Lauren?"panggil Dave saat duduk di sofa berwarna putih milik Lauren.

"Ya?"

"Ngomong ngomong apa kau selalu tinggal di apartement? Maksudku, dimana rumah dan orangtuamu?"tanya Dave penasaran.

"Tidak ada" jawab Lauren singkat mencoba menahan gejolak yang mulai muncul dalam dirinya jika sudah menyangkut tentang orang tuanya.

"Oh maaf jika kau memang punya masalah dengan orang tuamu"ucap Dave yang masih tak mengerti keadaan.

"Tapi mereka memang sudah tidak ada, mereka, mereka sudah meninggalkan sejak lama" tutur Lauren yang sudah tak sanggup menahan laju air matanya.

Tak lama kemudian Lauren terlihat kesakitan dan memegangi kepalanya.
Membuat Dave mendekati Lauren

"Akkhh" jerit Lauren semakin mencengkram erat rambutnya sendiri, sementara Dave semakin tidak tega melihat keadaan Lauren pun memeluknya erat.

Dave tau Lauren pasti akan marah karena dengan lancang Dave memeluknya tanpa izin.

Namun yang terjadi sungguh diluar dugaan Dave, Lauren justru memeluknya erat, mencengkeram kemeja Dave hingga kusut.

Yang perlu kalian ketahui adalah trauma psikis Lauren tentang kecelakaan yang menimpa keluarganya, saat Lauren tertekan karnanya, dia akan merasa pusing yang teramat sangat hingga beberapa kali kehilangan kesadarannya.

Saat ini Lauren masih saja menangis didada Dave membuat Dave semakin khawatir meskipun Lauren tak lagi memegangi kepalanya seperti tadi.
"Apa perlu kita ke dokter?"tanya Dave lembut. Lauren menggeleng lemah.

"Tidak usah, nanti akan sembuh sendiri" jawab Lauren dengan suara seraknya.

"Baiklah"ucap Dave masih setia memeluk Lauren, hingga terdengar deru nafas teratur Lauren.

Dilihatnya Lauren tertidur dengan matanya yang sembab.
Dave juga merasa sangat bersalah, bagaimanapun ini semua terjadi karnanya yang menanyakan tentang orang tua Lauren.

Mungkin ini juga lah yang menyebabkan Lauren begitu marah saat dia sedikit menyinggung tentang orang tua Lauren tempo hari.

'Aku jadi semakin penasaran dengan gadis ini' pikir Dave kemudian menggendong Lauren untuk dibawa kekamarnya.

Tak lupa Dave menyempatkan diri membuat makan malam untuk Lauren, meninggalkan sebuah notes dan pulang kerumahnya.

***

Lauren terbangun karna suara dari perutnya sendiri. Sedikit meringis karna dia juga tak sempat makan siang tadi.

Berjalan kedapur betapa terkejutnya Lauren mendapati makanan tersaji dimejanya ditambah notes kecil disampingnya.

'Kupikir kau sedang sakit, jadi kubuatkan makanan untukmu sebisaku. Dan jika besok kau kurang enak badan kau tidak usah berangkat bekerja. Dan kau bisa ceritakan apapun padaku jika mau, aku bersedia mendengar semuanya.'

-Dave-

Lauren sedikit terharu melihat Dave yang begitu peduli padanya. Sudah lama rasanya Lauren tak mendapat perhatian seperti itu.
Lauren beralih menatap makanan didepannya dan mulai memakannya.

'Hmm... enak juga' pikir Lauren dan melanjutkan acara makannya.

***

Love and hug
-AKP-

My CEO My Love [Completed]Where stories live. Discover now