Part 44 -Wedding Day-

54.5K 1.8K 59
                                    

Happy reading guys...

Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!

***

Dave menatap kearah pintu masuk altar dengan cemas. Menanti bidadari nya masuk dari sana. Orang-orang juga menatap kesana dengan penasaran. Mom yang melihat putranya gugup hanya tersenyum tipis. Dia tau, Dave sangat bahagia saat ini. Dia akan menikahi gadis yang sangat dicintainya selama ini setelah begitu banyak cobaan diantara mereka.

Akhirnya, pintu itu terbuka. Nafas Dave tercekat di tenggorokan melihat Lauren yang begitu cantik dengan gaun pernikahan lengkap dengan veil-nya. Semua mata tertuju padanya, veil itu sungguh tak bisa menutupi kecantikan gadis itu sama sekali. Tangannya mengamit lengan seorang pria. Ya, pria itu adalah ayahnya sendiri.

Dave bisa melihat Lauren yang menunduk dengan wajah yang tersipu. Apalagi saat Dad menyerahkan tangan Lauren padanya seperti saat ini.

"Kau terlihat sangat cantik," bisik Dave membuat Lauren semakin menunduk dan wajahnya lebih merona.

"Terima kasih ...." hanya itu yang bisa diucapkan Lauren ditengah kegugupan nya. Dave tersenyum, gadis ini sangat cantik dan polos.

Dan dimulailah acara ini. Acara yang mengikat mereka dalam sumpah di hadapan tuhan dan masyarakat. Mengikat mereka dan menuntut mereka untuk tetap bersama dan saling mencintai seumur hidup mereka dalam sehat maupun sakit, dalam keadaan kaya atau miskin, dalam suka maupun duka. Akhirnya, suara lantang terdengar membuat semua orang mendesah lega.

"Dengan ini, saya umumkan bahwa David Alexandrio Hilton dan Lauren Hilton telah resmi menjadi sepasang suami istri."

"CIUM! CIUM! CIUM!" teriak mereka semua hadirin membuat Lauren semakin merona.

Dave mendekat dan membuka veil transparan itu. Menampilkan wajah merona gadisnya. Dave mendongakkan wajah Lauren dengan jarinya.

"Sekarang kau adalah istriku, milikku," ucap Dave sebelum menyatukan bibir mereka yang disambut sorakan para tamu dan gelengan dari keluarga dan teman mereka. Dave melepaskan ciumannya dan menarik Lauren dalam pelukannya.

Hal ini pun tidak luput dari para wartawan yang dari tadi sibuk meliput pernikahan seorang CEO muda dari salah satu perusahaan terbesar didunia dan menjadi salah satu dari jajaran pria muda tersukses. Mereka mengabadikan berbagai moment yang bagi mereka akan cukup menjadi perbincangan di dunia bisnis.

Lauren menatap bingung kearah Dave yang langsung menariknya pergi bahkan tanpa menyapa tamu dan wartawan yang hendak menanyai mereka. Tak hanya Lauren, bahkan para tamu pun menatap aneh kearah Dave.

Lauren tersenyum dalam diam. Saat ditanya wartawan yang lengkap dengan kameranya. Mereka bertanya mengapa dia pergi buru-buru, Dave hanya menjawab.

"Aku tidak suka cara mereka memandang istriku. Jadi lebih baik aku menyembunyikan nya dikamar sampai nanti malam waktunya resepsi. Kalau nanti mereka tetap menatap istriku dengan tatapan seolah ingin memakan nya, lebih baik kami tidak ke acara itu."

Tentu saja alasan seperti itu mengundang gelak tawa. Dave bersikap seolah anak lima tahun yang takut akan diambil mainan nya dan memilih pergi.

Lauren masih tetap tersenyum sampai sebuah kejadian membuat matanya membulat dan membekap mulutnya sendiri. Entah apa yang terjadi tapi Dave sudah melayangkan tinjunya ke rahang seorang reporter berkali kali.

"Beraninya! Beraninya kau menghina gadisku!" teriaknya marah sambil terus meninju pria yang sudah tergolek tak berdaya dibawah kukungannya kini.

Farrel dan Lucas terus berusaha melerai mereka. Terutama Dave yang membabi buta seolah ingin melenyapkan orang itu. Lauren mulai menangis menyadari penyebab semua ini adalah dirinya. Para tamu mulai berbisik dan menebak apa yang terjadi. Karena tadi semua tampak baik-baik saja.

"Dave hentikan ...." pinta Lauren lirih yang langsung membuat tangan Dave berhenti di udara. Dia menengok dan mendapati Lauren yang mulai terisak didekatnya.

"Sial! Kau membuat gadisku menangis!" umpat Dave sambil meneruskan kegiatannya yang tertunda saat Lauren kembali menghentikannya.

"Dave, kumohon hentikan ... hiks ...." isak Lauren setengah berteriak.

Dave langsung berdiri dari posisinya meninggalkan pria tadi yang mungkin sudah tidak sadarkan diri. Dia mendekati Lauren, menghapus jejak air matanya dan mencium kedua kelopak matanya.

"Maaf, jangan menangis lagi," ucapnya lembut lalu mendekap Lauren erat.

"My wife is not a poor girl. Dia berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan yang bagus dan gajinya lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya sendiri bahkan dirimu, brengsek! Jangan membuat berita yang membuat gadisku seolah gadis yang menyedihkan dan hanya mngandalkan rasa iba ku! Jika saja tadi dia tidak menghentikan ku. Akan kupastikan kau akan mati ditanganku," ucap Dave tajam. Tapi tangannya masih tetap membelai punggung gadis yang masih bersembunyi dalam dekapannya. Tepat setelah itu Dave menggendongnya ala bridal style dan keluar dari sana.

"Jika aku mendengar atau membaca hal seperti ini lagi mengenai gadisku, kalian tau sendiri akibatnya!" ancamnya sebelum memasuki limo yang sudah disiapkan.

Dave melirik Lauren yang masih terdiam. Tidak seharusnya gadisnya menangis di hari bahagia mereka.

Lauren masih tetap diam saat mereka dalam perjalanan ke sebuah hotel didekat pantai. Resepsi pernikahan mereka menggunakan konsep beach party di ruang terbuka. Mungkin Dave menyewa sebuah kamar disana. Lauren sendiri tidak tau.

Dave tersenyum melihat wajah bingung Lauren dan mengajaknya ke helipad yang ada dihotel ini. Lauren semakin terkejut saat melihat helikopter dan Dave menyuruhnya masuk kedalam masih dengan gaun yang membuatnya kesulitan.

"Dave, kita mau kemana?" tanya Lauren bingung saat heli itu mulai menjauh.

"Aku akan menunjukkan sesuatu padamu." jawab Dave sembari tersenyum. Entahlah, sepertinya stok senyumnya hari ini sangat banyak untuk Lauren.

"Tapi resepsi nanti malam bagaimana? Aku juga harus bersiap bukan?" tanya Lauren lagi, khawatir.

"Aku sudah memperhitungkan semuanya sayangku, tenang saja" Lauren hanya mengangguk. Lauren jadi sedikit lebih lembut sejak tadi.

Lauren tersenyum menatap pemandangan yang begitu indah dari atas sini. Perbukitan dan pantai yang sangat indah. Belum lagi sebagian pantai yang sedang dihias yang Lauren yakin untuk resepsi pernikahannya dengan billionaire di sampingnya.

"Kau suka pemandangannya sayang?" tanya Dave sambil melingkarkan tangannya di tubuh mungil Lauren dan meletakkan dagunya di bahu gadisnya yang terekspos.

"Kenapa kau selalu memberi kejutan seperti ini sih?" tanya Lauren parau sisa menangis tadi.

"Karna aku ingin selalu melihatmu tersenyum, bukan air mata yang terus jatuh dari mata beningmu. Ini pernikahan kita, sayang. Tidak seharusnya kau menangis seperti ini." jawab Dave sambil merengkuh tubuh mungil di hadapannya.

"Bukankah sudah kukatakan?" celetuk Lauren tiba-tiba yang membuat Dave menyerit bingung.

"Apa?"

"Aku hanya akan mempermalukan keluargamu, kalian adalah keluarga yang sempurna dengan segala kecerdasan, kekayaan yang melimpah, wajah yang rupawan dan keluarga yang harmonis. Tapi aku--"

"Jangan pernah merendahkan dirimu sendiri. Berhentilah menangis dan ukirlah senyum di bibir indahmu. Nikmati apa yang sedang ada dihadapanmu!"

***

Ok, ngga jadi end sekarang. Labil? Emang haha 😂

Rasanya gimana gituuu... Jadi aku pas in sekalian biar tamat di part 45 *bilang aja gaje

Next part deh, janji next part bakal ada tulisan end. Jangan sebel garuk tembok ya karena Lauren besok keluar lagi 😂

Love and hug
-AKP-

My CEO My Love [Completed]Where stories live. Discover now