Part 17

50.4K 1.9K 16
                                    

Happy reading guys...

Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!

***

"Aaa... emm... anak pintar! Ini suapan terakhir. Ayo aaa... pintar"

"Oh, c'mon Dave aku bukan anak kecil" kesal Lauren karna Dave memperlakukan dirinya seperti balita yang susah makan.

"Hhh... sayang, kau kan sedang sakit. Jadi bersikaplah sedikit manja padaku, jangan terlalu galak" ucap Dave karna Lauren memang bukannya manja justru terkesan tidak suka saat Dave melakukan sesuatu untuknya.

"Hmm..." gumam Lauren menjawab.

Dave menghela nafas kasar. Kesal dengan Lauren yang tidak bersikap seolah dia bukanlah kekasihnya.

Lauren yang melihat itu tersenyum dan berdehem untuk memulai aksinya.

"Dave... aku pusing, bisakah kau kesini dan memeluk ku? Aku tidak bisa tidur" ucapnya manja membuat Dave berbinar.

"Of course ma'am with all of my heart"

Dave merangkak naik ke ranjang dan menyandarkan kepala Lauren ke bahunya dan memijatnya pelan, fyi mereka baru saja menyelesaikan makan malam.

Diam-diam Lauren tersenyum geli. Bagaimana bisa seseorang justru menyukai wanita yang manja? Aneh.

"Feel better sweetie?" tanya Dave, Lauren mengangguk.

"Terima kasih Dave" ucap Lauren kemudian berbalik dan mengecup singkat pipi Dave. Dan yah... kalian bisa membayangkan reaksi Dave kan? Tersenyum sendiri seperti orang bodoh.

***

Lauren mengerejapkan matanya berulang kali karna silau matahari yang terasa memaksanya untuk bangun.

"Kau sudah bangun sayang? Aku terpaksa meninggalkan mu hari ini, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" ucap Dave begitu Lauren duduk diranjang.

"Kenapa kau buru-buru sekali? Ini kan masih sangat pagi"

"Tidak papa, hanya saja ini pekerjaan yang sangat penting"

Lauren hanya ber 'o' ria mendengar jawaban Dave.

"Aku akan kembali, istirahat dan jangan pergi kemanapun, ingat itu" Dave memberi peringatan seolah Lauren adalah seorang tahanan.

Lauren mengerucutkan bibirnya kesal. "Main sebentar saja tidak boleh?"

"Tidak" jawabnya tegas membuat Lauren semakin kesal.

"Baiklah, tapi kalau Mom mau kesini boleh kan?" tanya Lauren memohon.

"Boleh asalkan dia tidak membuat mu bekerja" jawabnya sambil terkekeh.

Lauren mengangguk antusias. Dave mengirimkan kecup jauh untuk Lauren dan menghilang di balik pintu.

Lauren menghela nafas. Mulai bosan. Aha! Sebuah ide muncul dikepalanya.

"Vanny, datanglah kesini"

"..."

"Ya, aku sangat bosan"

"..."

"Ok, jangan lupa ajak Mom yah. Bye..."

"Bye"

Lauren tersenyum senang setelah memutus sambungan teleponnya. Untung Mom dan Vanny begitu baik padanya, jika tidak bisa mati bosan dia disini.

My CEO My Love [Completed]Where stories live. Discover now