Part 22

46.8K 1.9K 21
                                    

Happy reading guys...

Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!

***

Lauren tersentak bangun dari tidurnya saat merasakan guncangan di tempat tidurnya. 'Gempa bumi?!' pikir Lauren panik.

Namun saat membuka mata, Lauren menyerit melihat dimana ia berada sekarang. Seperti kabin pesawat, dan ini sangat mewah. Ditambah ia sekarang berbaring diranjang. Kamar mewah yang -lagi lagi- didominasi warna monokrom. Warna warna gelap yang mengingatkannya pada Dave. Saat menoleh ke samping, Lauren terkejut melihatnya. Awan! Bukankah tadi dia tertidur di kamar Dave?

Lauren mencari ponselnya berniat menghubungi Dave, tapi nihil! Dia tak menemukan apapun disini.

"Kau sudah bangun. Apa yang kau cari honey?" tanya seorang pria yang sangat dikenal Lauren.

"Dave, dimana ini? Ini bukan seperti kamarmu" tanya Lauren heran membuat Dave terkekeh singkat.

"Kita di jet pribadiku sayang" jawabnya tenang. Mata Lauren membulat sempurna.

"Tetapi kita akan kemana?!" tanya nya panik.

"Kejutan kecil untukmu sayang..." jawabnya tersenyum misterius.

Tak lama kemudian salah seorang pramugari memberitahukan pada mereka kalau jet akan mendarat.

Benar saja, sekitar 10 menit kemudian jet itu mendarat sempurna. Ini pukul 7 p.m sehingga langit sudah gelap.

Ini adalah sebuah pulau kecil tanpa bangunan apapun. Suasana disini juga sedikit menyeramkan karna tidak ada penerangan dan suara binatang malam begitu mendominasi.

Lauren berjalan keluar lebih dahulu. Sementara Dave ada dibelakangnya. Setelah itu, jet mewah itu langsung lepas landas meninggalkan pulau.

"Dave, kalau jet itu pergi bagaimana kita bisa pulang?" tanya nya tanpa menoleh ke belakang.

Hening. Tak ada jawaban apapun dari Dave. Lauren menoleh kebelakang betapa terkejut nya dia tidak mendapati Dave dibelakangnya.

Lauren mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Pandangannya tidak jelas karna minimnya penerangan. Dave tidak ada dimanapun.

Pikiran buruk mulai menguasai Lauren. 'Apa Dave meninggalkanku disini?'
'Apa dia tega membiarkan diriku sendirian?' dan banyak lagi pertanyaan di otak Lauren.

"Dave...!" panggil nya berteriak. Namun lagi lagi tak ada sahutan.

"Dave...! Kau dimana? Ini tidak lucu!" teriak Lauren lagi, hasilnya masih sama.

"Dave... Aku takut gelap, kau dimana? Aku takut..." gumam Lauren mulai terisak pelan.

"Dave...hiks... K-kau tega meninggalkanku?! Aku takut" teriaknya lagi dengan terisak. Lauren memang takut kegelapan. Semenjak orang tuanya meninggal, Lauren tidak pernah bisa tidur jika dengan lampu yang mati.

Lauren benar benar takut sekarang. Bahkan setelah ia menangis Dave tidak juga muncul. Jadi benar pria itu sengaja meninggalkannya?

"Hiks...hiks...hiks..." Lauren hanya bisa menangis sekarang. Apalagi yang bisa dilakukannya?

Tiba tiba, sepasang lengan kokoh melingkari tubuh mungilnya. Membuatnya tersentak kaget.

Lalu suara yang begitu merdu terdengar. Terlebih lagi lampu lampu indah yang mulai menerangi pulau kecil ini. Dan satu lagi, lilin lilin cantik yang membentuk kata 'will you marry me'

My CEO My Love [Completed]Where stories live. Discover now